dualima-dualima: Kenyataan

277 24 0
                                    

Langsung lanjut deh.
Enjoy all

.
.



Mereka bertiga duduk disatu meja yang sama tanpa mengeluarkan suara masing-masing. Lisa terus menatapi orang didepannya ini yang baru saja datang, bahkan tatapan lisa seperti ingin menerkam orang tersebut

"Apa ini rose?" lisa yang memutus kan bertanya pada sahabatnya karena memang dia tidak percaya apa yang dia lihat ini

"Apa?" Tanya rose balik yang membuat lisa ingin menggetok kepala rose dengan sendok

"Ya kenapa dia disini?"

"Oh dia. Gak papah"

"Yak.. gak papah apanya, dia kok bisa disini. Maaf ni ya kak kai kita gak dikantor makanya saya berbicara informal pada anda karena ini menyangkut sahabat saya"

"Ih lisa. Kan kamu yang ngomong jangan bohongin diri sendiri. So aku udah baikan sama kak kai" jawab rose santai, lisa hanya terbelak melihat sahabatnya ini

"Lagian aku kok yang minta maaf. Dan sekarang aku berteman sama rose juga aku mau minta maaf sama kamu" ujar kai

"Oh maaf ya. Saya sih pengen nya gak maafin lu tapi karena rose maafin lu so gw bisa apa" jawab lisa sembari menyeruput minumannya

"Makasih ya lisa"

"Ya udah kita tu gak boleh musuh-musuhan apalagi kita ini temenan kan dari awal so gak usah marahan terus" ujar rose

"Iya rose sayang. Apa sih yang engga buat kamu" tau dong ini yang ngomong siapa?, ya udah pasti lisa lah mana mungkin kai yang notaben nya baru baikan sama rose ngomong gitu? Mana berani dia.

"Kok gak balik sih rose?" Tanya lisa yang menghubungi rose

"Oh iya aku lagi sibuk ngurus pasien ku" ujar rose

"Kamu udah makan kan?"

"Udah"

"Terus balik jam?"

"Um bentar lagi lah, Jam 10an. Besok free kan?"

"Kok tau?"

"Ya tadi kak kai yang bilang"

"Gila. Gercep banget tu orang mepet kamu"

"Apa sih lisa. Aku tadi ada urusan penting sama kak kai"

"Sip sekarang kamu clbk ya. Oke aku bakal mundur"

"Apasih lisa. Aku mana berani berpaling dari kamu"

"Ih kok jijik ya"

"Ya udah matiin aja"

"Eh si rose ngambek ya. Maaf deh sayang,, makan ice cream ya besok"

"Bodok. Pokoknya besok jam 9 pagi kita pergi ya, gak boleh nolak gak boleh nanya" dan sambungan pun langsung dimatikan rose sepihak.

Keesokan hari nya, lisa sudah bersiap-siap entah sahabatnya itu mau membawanya kemana lagi sampai melakukan pemaksaan begitu ya walaupun sebenernya lisa juga lagi pengen jalan keluar lah sekedar memulihkan fikiran

"Udah siap neng?" Tanya rose memberhentikan mobilnya didepan lisa

"Lama ya" gerutu lisa yang langsung masuk kemobil lisa, kemudian mobil tersebut melaju ketempat tujuan.

"Udah sarapan kan kamu?"

"Udah rose. Fokus aja nyetir napa" kesal lisa

"Oke"

"Oh iya kita mau kemana?" Tanya lisa yang tidak mendapat jawaban dari rose

"Woy" panggil lisa

"Katanya fokus aja. Ini udah fokus dimarahin. Apa sih salah cecan"

"Bodok ah" lisa pun kembali memainkan ponsel nya.

Mereka berduapun sampai ditempat tujuan mereka, lisa mengernyitkan dahinya

"Kenapa kerumah sakit?"tanya lisa

"Um kamu bakal tau nanti. Yuk masuk" ajak rose yang berjalan mendahului lisa lalu diikuti lisa.
Sampailah mereka didepan pintu bertuliskan no ruangan 186 segera rose membuka pintu tersebut diikuti lisa dan alangkah kagetnya lisa menatap pria yang ada diruangan tersebut berbaring lemah, rambut yang sudah membotak bahkan wajah pucat dan juga badan yang bisa dikatakan terlalu kurus

"Maaf" kata-kata yang hanya bisa rose ucapkan untuk sahabatnya ini
"Maaf gak ngasih tau kamu, maaf baru bawa kamu kesini sekarang, maaf kalau kamu kecewa, dan maaf sekali lagi untuk segalanya" lanjut rose, lisa berjalan mendekati ranjang rumah sakit tersebut entahlah pikirannya kalang kabut tapi hatinya hancur melihat orang yang ia cintai terbaring lemah bahkan fisiknya saja sudah berubah drastis

"Sakit apa?" Hanya itu yang bisa keluar dari bibir lisa, berusaha tenang mencoba menggenggam tangan pria yang tertidur pulas itu

"Kanker darah stadium 4" jawab rose yang entah sejak kapan meneteskan air matanya

"Sejak kapan?" Tanya lisa lagi

"Dia sakit sejak pergi dari kita, mencoba tidak memberitahu kita. Berobat kesana kemari tapi entah mengapa kankernya semakin parah yang awalnya stadium 3 sekarang sudah 4. Aku tau dua tahun yang lalu dia datang dan memintaku menjadi dokternya tapi aku merasa gagal, aku gagal gak bisa bantu sahabat aku sendiri. Aku benar-benar gagal" celoteh rose yang sudah menangis sesegukan didepan ranjang rumah sakit tersebut

Lisa yang melihat sahabatnya itu menangis sesegukan tentu saja merangkul sahabatnya, biarlah kali ini lisa bersikap dewasa dan kuat menerima ini semua

"Yak kim taehyung.. apa ini kau hah? Dasar lemah" ujar lisa yang mencoba berbicara dengan taehyung yang sedang tertidur diranjang rumah sakit tersebut sedangkan rose masih terus menangis

"Apa lu gak mau berantem lagi sama gw hah? Inget ya lu belom bilang putus sama gw, masa iya lu biarin gw dengan hubungan yang gak jelas gini" lanjut lisa mencoba menahan airmatanya yang sudah ada dipelupuk matanya

"Gw harap lu bisa bertahan dan melwan semuanya. Gw bakal selalu ada buat lu" ujar lisa lagi mengeratkan genggaman tangannya pada taehyung dan rangkulan pada rose.

"Udah kamu kasih tau lisa?"

"Udah kak. Aku bingung harus gimana lagi sama lisa,aku ngerasa bersalah banget sama dia"

"Kamu udah berusaha kok. Jangan menjudge diri kamu sendiri, udah tenangin diri kamu ya abis kerja aku kesana"

"Iya kak"

Rose memutuskan panggilan setelah mengatakan pada kai, entah dia bingung mau bilang kesiapa lagi. Dia rasa mungkin sekarang menggunakan kai gak masalah buat meringankan pikiran nya.

Setiap hari nya lisa terus saja dirumah sakit, terkadang ia memesan bunga segar untuk ruangan taehyung agar terasa segar atau bahkan membeli buku novel untuk dibacakan nya disana. Besok lisa memutuskan masuk kerja setelah libur seminggu untuk merawat taehyung untung juga sehun akan datang jadi lisa bisa tenang meninggalkan taehyung agar tidak kesepian.

"Lisa kamu gak papah?" Tanya jimin berbisik

"Gak papah" singkat,padat dan jelas jawaban dari lisa

"Ya udah aku diluan ya, banyak kerjaan ni hehe" pamit jimin dan diangguki lisa

"Kamu kerumah sakit?" Tanya kai yang mengikuti lisa masuk keruangan nya

"Ia kak"

"Bareng aja ya. Nanti mobil kamu dibawa sama supir, kamu keliatan lemes banget gak baik nyetir sendiri"

"Jangan perhatian kak sama aku, nanti aku nya baper" goda lisa dan dibalas kekehan kai, sebenernya lisa gak ada mood buat bercanda tapi mau gimana lagi? Dia mencoba menguatkan diri sendiri

"Nanti tunggu dilobby aja ya" perintah kai dan berlalu keluar ruangan lisa

"Apa yang harus aku lakukan tae" gumam lisa meneteskan air matanya
.
.
.
Tbc

Hai.. ini cerita mau abis loh paling tinggal beberapa chapter lagi, ni cerita makin gaje dan typo, terua vote dan komen ya. Gomawo

Oh My Captain | [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang