Semoga sepenggal kisah ini mampu menemanimu, selamat membaca!❤️
***
Di tengah pikiran Alaska yang kesana-kemari, pria berseragam dengan celana kotak-kotak nan asing itu tiba-tiba berdiri dan menangkup tangan kanan Alaska yang memegang es krimnya yang mulai menetes.
Pada saat tetes pertama hampir jatuh, pria itu menahannya dengan telapak tangannya di bawah tangan Alaska.
Lalu jadilah tangan pria itu menampung tetes lelehan es krim Alaska.
"Hampir kena sepatu kamu, kalau niat makan es krim jangan berantakan kayak anak kecil," ujar pria itu tepat di hadapan Alaska, sampai hangatnya napas pria itu pun terasa.
Alaska makin ciut kala menyadari tinggi tubuhnya hanya sebatas dagu pria itu.
"Ma-makasih," ucap Alaska parau, lidahnya kelu di saat-saat tak tepat seperti ini.
"Es krimnya masih mau dimakan?" tanya pria itu tak mengubah jarak tubuh mereka yang sisa sejengkal.
Alaska hanya bisa menggeleng kikuk dan kali ini berganti suaranya yang tercekat.
"Saya makan aja, ya?" tanya pria itu lagi, kali ini membungkukkan tubuhnya untuk menatap manik mata Alaska yang sontak melebar-kaget.
Namun pria itu masih menadahi lelehan es krim Alaska yang semakin banyak.
Kali ini, Alaska seperti bisu mendadak. Ia pun hanya menjawab pria itu dengan anggukan.
Sementara es krimnya sudah berpindah ke tangan pria itu.
Pria itu selangkah menjauh, sebelah tangannya sibuk merogoh saku celana berniat meraih sapu tangan. Bukan untuknya, ia malah menyerahkan sapu tangan merah padam itu kepada gadis mungil di hadapan.
"B-Buat apa?" tanya Alaska bingung bercampur kikuk.
"Bersihin tangan kamu, lengket itu kalau gak buruan dibersihin," jawab pria itu menunjuk tangan belepotan Alaska dengan dagunya.
Pria ini manis, sangat manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaskaki
Teen FictionAlaska iri dengan kehidupan teman-temannya yang berjalan mulus tanpa masalah bak kisah dongeng penuh kebahagiaan yang mustahil ia rasakan. Alaska, hanya gadis SMA yang harus dan terpaksa berdiri sendiri demi kelangsungan hidupnya. Ditambah lagi, seb...