10. Who r u?

4.2K 620 55
                                    

Seingatnya, semalam cukup dingin. Tubuhnya tidur dalam keadaan duduk bukan berbaring seperti sekarang. Tapi ketika terbangun, rupanya rasa hangat dan nyamannya kasur yang memeluk. Jungkook bangun ketika alarm berbunyi dari jam digitalnya. Membuka kedua mata dan mendapati dirinya berada di dalam kamarnya sendiri. Bangun menjadi duduk di atas kasur, otaknya segera mencerna atas apa yang menyebabkan dirinya bisa terbangun di kamar sendiri.

Menatap ke arah jam digitalnya. Puku setengah 7 pagi, hari ini dia lengang sehingga tidak harus buru-buru ke kampus. Dengan segera bangkit dari kasur—ada suatu hal yang harus segera dia lakukan sebagai balas budi.

--

Setengah delapan dan dirinya baru bangun. Taehyung menatap jam dinding dengan segala umpatan yang tertimbun di dalam hatinya.

"Sial! Kenapa harus lupa memakai alarm?" rutuknya sambil mematikan ponsel yang berbunyi karena panggilan.

Syukurlah Jimin mau membangunkannya meski harus 30 menit sebelum kelas dimulai. Rasanya sudah ingin berteriak. Bergegas meraih handuk dan berjalan keluar kamar. Persetan dengan sarapan, walau sebenarnya perutnya sudah benar-benar lapar. Sejak kemarin Teahyung baru makan sekali karena terlalu fokus pada projeknya sendiri.

Kurang dari sepuluh menit, semuanya sudah siap. Tinggal membawa ransel dan projeknya yang sudah jadi. Tak lupa ponsel pada saku celana. Ada 20 menit lagi, setidaknya dia harus minum sebelum berangkat. Tetapi ketika baru saja tiba di dapur, di atas meja makan, sebuah kotak bekal sudah tersaji rapi di dalam tasnya. Kotak bekal berwarna biru muda dengan aksen bintang putih di sekitarnya. Taehyung terdiam sebentar, sempat tertunda mengambil gelas untuk minum.

Jangan lupa bawa aku!

Kalimat yang tertulis di atas sticky note berwarna kuning di atas kotak bekal itu. Tanpa banyak pikir, mengurungkan niat minumnya, Taehyung segera turut membawa tas jinjing itu. Perutnya semakin memberontak begitu benaknya membayangkan menu makanan apa yang lezat di dalam kotak makan itu.

--

"Presentasimu luar biasa, Kawan!" puji Jimin ketika kelas mereka sudah usai.

Kini mereka berdua berjalan menuju kantin terdekat. Taehyung yang mendapat pujian hanya tersenyum lebar, akan tetapi senyumnya membuat temannya itu kebingungan. Jimin sudah lama mengenal Taehyung dan senyum pemuda itu hari ini terlihat berbeda. Belum lagi sejak pagi wajah sahabatnya terlalu bersinar jika diperhatikan.

"Ada apa? Dan lagi, tumbenan kau membawa—astaga. Kau berutang cerita padaku!" Jimin laksana menatap Taehyung untuk meminta penjelasan. Dirinya yang kurang responsif apalagi sejak pagi pemuda bermarga Kim itu memperhatikan kotak makan di atas mejanya sendiri.

"Tidak ada yang begitu penting. Semalam aku ditemaninya membuat projek lalu paginya dibuatkan sarapan. Jimin-ah! Aku bahagia sekali sekarang," ungkap Taehyung sambil berakting seolah menyeka air matanya kemudian tertawa.

Jimin yang melihatnya turut tertawa geli. Tapi meski begitu, dia turut senang mendengarnya.

"Baik sekali. Kau sudah bilang terima kasih?"

Taehyung menggeleng. "Nanti saja, aku berniat mengajaknya pulang bersama—"

"Hanya pulang bersama?" potong Jimin heran.

Lantas hal itu membuat Taehyuung mendadak bingung. Menatap sahabatnya sebagai permintaan untuk menjelaskan maksudnnya.

"Tidak ingin mengajak pergi ke mana gitu? Lalu kau meminta maaf dan yah, mungkin semuanya bisa kembali seperti awal?"

Mereka tiba di kantin kampus. Taehyung seketika merenungi ucapan Jimin. Benar juga, kedekatan mereka saat ini sebenarnya menyiksa bagi Taehyung. Perhatian yang diberikan Jungkook sebenarnya tidak pernah berubah, tapi status mereka yang berbeda yang membuat Taehyung merasa tersiksa.

zurück : we try again [TAEKOOK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang