3-futsal?

121 2 0
                                    

Semua anak OSIS sedang berkumpul di aula sekolah untuk membicarakan sesuatu, termasuk Naya, Abip, dan Ajeng. Menjadi pengurus OSIS memang bukan hal yang mudah, apalagi akhir-akhir ini banyak kegiatan yang melanda.

"Lomba ini akan diadakan beberapa minggu lagi, jadi saya mohon untuk kalian para OSIS untuk menyiapkan sebaik dan sematang mungkin, jika kita melakukan suatu kesalahan yang berakibat fatal, nama sekolah ini yang akan turun." Syahdan selaku ketua OSIS berpidato didepan para anak OSIS.

"Kita akan menjadi tuan rumah selama hampir 3 minggu, akan ada beberapa babak ditiap minggunya. Sekolah kita juga mengirim tim sepak bola yang terbaik untuk mengikuti ajang ini, jadi saya harap kalian lakukan yang terbaik untuk hasil yang terbaik." Syahdan mengakhiri pidatonya, disambut dengan tepuk tangan para OSIS.

"Bip, Abip ikut lombanya? Kan Abip juga anak futsal." Tanya Ajeng disela riuhnya siswa ketika pidato usai.

"Gak tau coba tanya Diva, dia kan waktos tuh kali aja tau." Jawab Abip yang melirik kearah Diva yang kebetulan duduk didepan tak jauh dari jaraknya.

"Diva!" Teriak Ajeng.

Diva menoleh dan berjalan menghampiri mereka, ia mengenakan sebuah kalung yang memang harus dikenakan seluruh pengurus OSIS ketika berkumpul. "Kenapa Jeng?"

Ajeng melirik kearah Abip, mengisyaratkan untuk ia yang bertanya.

"Ini gue kan anak futsal sekaligus pengurus OSIS, ikut juga turnamennya atau enggak?" Tanya Abip mewakili.

"Boleh ikut boleh enggak, kalau lo mau ikut tanggung jawab lo nanti dikasih ke anak OSIS yang lainnya aja. Lo kapten kan Bip? Ikut aja sih kata gua." Jawab Diva, Abip, Naya, serta Ajeng hanya mengangguk paham, lalu Diva pergi menuju tempatnya semula lagi.

"Gue ikut gak yah?" Tanya Abip meminta saran dari kedua temannya.

"Ikut aja sii, lo juga jago kan mainnya." Saran Naya, Abip menatap Ajeng yang hanya mengangguk setuju dengan Naya.

🥀

"Rafi ganteng ya Nay." Ajeng sedari tadi tak berhenti memandang Rafi yang sedang bercanda dengan Putra dan teman-temannya. Kalau kata Naya Ajeng pengagum rahasianya Rafi.

"Pdkt lah Jeng, mumpung Rafi masih jomblo." Saran Naya yang sudah ia lontarkan beberapa kali sebelumnya. Ajeng hanya meng-iyakan tanpa melakukan.

"Tapi Nay, Rafi banyak yang mau, Jeje pasti kalah sama mereka. Apalagi Ayya, udah cantik pinter lagi." Keluh Ajeng yang sudah terlanjur negatif, Naya menghela nafasnya panjang.

Ajeng yang sedang menatap Rafi tak sadar Rafi sedang berjalan kearahnya, setelah sadar ia mengalihkan pandangan dan berpura-pura seperti sedang berbicara pada Naya.

"Nay, Rafi mau kesini ya?" Tanya Ajeng yang tak ingin mengalihkan pandangan dari Naya, Naya hanya meng-iyakan saja.

"Ajeng."

"K.. Kenapa Pi?" Tanya Ajeng, untunglah bibirnya tak mati rasa untuk menjawab, jantungnya berdetak cukup kencang. Pasalnya Rafi tak pernah menghampiri sapa lagi menyapa.

"Lo anak mading kan?"

"Iya kenapa?" Tanya Ajeng yang berusaha untuk tetap tenang didekat Rafi, Naya hanya melihat sebuah tontonan dengan perasaan gregetan yang melanda.

"Gue butuh bantuan lo buat bikin pengumuman, team sepak bola sekolah butuh dua orang lagi buat masuk tim, bisa kan?" Pinta Rafi yang diangguk setuju oleh Ajeng. Rafi berbalik dan berjalan pergi.

"Omg Naya!!! Rafi minta bantuan Jeje ah rasanya mau pingsan omaigat." Umpat Ajeng ketika Rafi sudah beberapa langkah pergi, Rafi mendengarnya ia tak merespon apapun hanya dengan senyuman kecil lalu berjalan lagi.

"Yaudah gausah kayak gitu, nanti Rafi liat jadi ilfeel gimana?" Seru Naya, Ajeng langsung diam ia menatap Rafi yang berjalan semakin jauh darinya sambil tersenyum manis.

"Hm."

Keduanya kembali dengan kesibukannya masing-masing, Naya kembali memakan makanannya, dan Ajeng kembali dengan khayalannya tentang Rafi. Naya terkadang tertawa kecil ketika Ajeng senyum-senyum sendiri ketika sedang menghayalkan seorang Rafi Sanjaya.

"Ngayal mulu, mending lo urusin buat pengumuman buat team sepak bola, pasti Rafi lagi butuh banget." Ucap Naya, Ajeng hanya memutar bola matanya malas, ya harus ada satu tugas yang harus ia dan teman-temannya selesaikan.

"Harus banget ya buat deket sama cowo kita harus ngelakuin usaha buat dia?" Tanya Ajeng dengan mimik wajah serius kali ini.

"Iyalah, lo harus ada usaha buat dapetin semua yang lo mau Je, kalau gak ada usaha ya gak ada hasil lah." Jawab Naya sambil merapikan kerudung langsung putihnya itu.

"Iya si, tapi Rafi kan banyak yang incer Nay, Ayya misalnya." Ucap Ajeng mengulangi perkataannya tadi.

"Tadi kan lo udah bilang Jeng, emang Rafi cari yang perfect banget? Percuma penampilan perfect kalau hati-nya gak tulus Jeng." Nasihat Naya, Ajeng hanya mengangguk mengerti.

Bel berdering, bertanda istirahat telah usai, semua siswa-siswa yang berada diluar kelas berhamburan menuju kelasnya masing-masing, termasuk Ajeng dan Naya, kedua-nya berjalan santai untuk mencapai kelasnya, ya kerena mereka tahu bahwa pelajaran selanjutnya akan berlangsung 5 menit setelah bel.

"Hai bebeb aku!" Seru Salma ketika Ajeng dan Naya baru saja melangkahkan kaki-nya dikantin.

Ajeng dan Naya memasang mimik heran kepada tingkah laku Salma yang makin hari makin pecicilan, "tau gak? Salma lagi seneng banget." Seru Salma kepada kedua temannya itu.

"Kenapa?" Tanya Ajeng yang memajukan wajahnya sedikit dengan ekspresi penasarannya.

"

Kenneth tadi ngasih coklat dong, omaigat!!" Seru Salma yang langsung dibanjiri dengan tatapan kaget para penghuni kelas. Begitu juga dengan Ajeng dan Naya yang langsung terheran-heran dengan Salma yang bucin banget ini.

"Oh, tadi gue juga disamperin Rapi Sanjayah." Seru Ajeng yang tak kalah dengan raut wajah gembira-nya.

"Oh jadi sekarang Rafi nama belakang nya pake h ya baru tau." Ucap Salma yang memutar bola mata-nya sambil berpikir, ia langsung mempercepat langkah kaki-nya.

Setelah melangkahkan kaki-nya dari kantin, mereka telah sampai dikelas impian para siswa kelas 11. Mereka melihat Putra dan kawan-kawannya sedang bersender ditembok dengan kelas yang akan mereka masuki.

"Nay."

Naya menoleh ketika ada satu suara yang memanggilnya, ia melihat Putra mengambil langkahnya untuk mendekati Naya, sedangkan Ajeng dan Salma hanya nyamuk yang akan menonton aksi tersebut.

🥀

Heiho-!

back with me, udah lama aku ga upload dong semoga suka sama chapter ini.

chapter ini bakal next kalau sudah ada 5 vote yaw ayo divote.

-nai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BEHIND THE COLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang