White Day Time

2.5K 232 13
                                    

Musim kian berganti, begitu pula dengan tahun yang selalu berganti setiap melewati 365 harinya. Kini sudah tidak ada lagi gurita kuning raksasa yang akan mengajar, menasehati, menemani dan banyak hal yang selalu dilakukannya. Yang ada hanyalah para murid kelas 3-E sudah berada pada jalan karirnya masing-masing.

Seperti yang saat ini kalian lihat pemilik surai merah itu sedang berkutat dengan beberapa lembaran kertas yang menumpuk di atas meja kerjanya. Oh, rupanya ia sedang sibuk hari ini.

Sesekali ia memandang jam dinding dan menatap layar ponselnya. Menunggu balasan dari malaikat biru itu sungguh lama. Apa jam segini dia sedang mengajar pelajaran tambahan untuk muridnya?

Karma segera menyelesaikan pekerjaannya dan pergi ke sekolah tempat Nagisa mengajar setelah jam pulang telah tiba. Sekolahnya cukup jauh sih, tapi dengan bantuan bus hanya memerlukan 25 menit dari kantornya.

Si surai merah menyenderkan punggungnya di sebelah papan nama sekolah. Kembali menatap layar ponsel dan memperhatikan angka yang tertera pada layar kunci.

14 Maret 20xx
18:30

Belum ada balasan sama sekali dari malaikat birunya. Karma menatap pintu masuk SMA Gokuraku, disana ia menemukan orang yang dicarinya yang sedang berjalan beberapa lelaki bertubuh lebih besar darinya dan memakai gakuran.

Saat pandangan mereka bertemu, pemilik rambut biru pendek itu berlari kecil ke arahnya. Senyumannya masih belum luntur dari wajahnya. "Karma! Ada apa kesini?" Ada apa katanya? Sesibuk apa dia sampai pesannya tidak dibaca?

"Aku sudah mengirimmu pesan. Kau tidak membacanya?" tangannya memainkan ponsel yang masih tergenggam. Terdengar kekehan dari seberang dan permintaan maaf karena tidak membaca pesan.

"Ponselku mati karena pukulan keras bola bisbol murid yang bersemangat" Karma menatap tajam murid-murid Nagisa yang membuang pandangan, pura-pura lupa dan bersiul seolah-olah hal itu bukan kesalahan mereka. "S-sudahlah, aku bisa membeli yang baru oke?" Nagisa menenangkan Karma.

"Kau terlalu memanjakan mereka" menyentil kening si biru dan merangkul pundak Nagisa.

"Temani aku minum seperti biasa di rumahku" Setelah kalimat itu mulus diucapkan oleh Karma, murid Nagisa langsung memasang wajah terkejut dan memohon agar malaikat biru mereka tidak meng-iya-kan ajakan iblis merah itu.

Dan tentu saja malaikat kita satu ini mengerti cara mematahkan hati orang-orang dengan jawaban singkatnya.

"Oke...?"

Karma yang masih melirik bocah-bocah ingusan (Muridnya Nagi) itu tersenyum penuh kemenangan. "Kalau begitu ayo~"

"Tapi, hari ini aku membawa sepeda-"

"Kalau begitu aku yang mengendarainya"

"Terus aku?"

"Jalan kaki"

"Apa-"

"Diboncenglah" Karma memutar bola matanya. "Ayo" mereka pergi ke parkiran sepeda dan menaikinya.

"Eh... memangnya boleh naik berdua?" tanya Nagisa saat sudah duduk di belakangnya dengan memegang jas milik Karma.

"Lewat jalan pintas. Pegangan yang erat" Karma mulai mengayuh dengan cepat. Nagisa cukup kaget dengan kecepatan yang ditambah oleh sang kekasih. Tentu saja tangannya pun refleks memeluk Karma. Memang dasar tukang modus.

=☆

"Karma"

"Ya?" Karma memarkirkan sepedanya dan jalan masuk.

"Katanya mau minum di rumahmu"

"Aku berubah pikiran, aku mengajakmu ke kaiten-zushi saja. kenapa? kau tidak akan mungkin menolaknya kan? lihat, kau sudah ngiler saat mencium aromanya. Ayo masuk" Nagisa yang mendengar itu segera menyeka air liur yang keluar dari mulutnya dan masuk ke dalam. Ah, aroma ini... sudah berapa lama ia tidak datang ke tempat seperti ini? 

Setelah memesan tiket dan mendapatkan kursi mereka memesan beberapa sushi. Selagi menunggu mereka membuat teh hijau.

"Sedang sibuk sekali ya?" Karma meminum tehnya. Nagisa hanya terkekeh pelan "Begitulah, sampai tadi ada anak yang terlalu bersemangat bermain bisbol saat Sugino datang ke sekolah"

"Jangan terlalu memanjakan muridmu, nanti mereka tetap akan menjadi bocah" Karma mengambil piring sushi pesanannya. 

"Hanya ponsel yang rusak Karma, bukan aku yang kena"

"Kalau kau yang kena juga pasti akan mengelak dengan kata 'Hanya segini saja kok hahaha~' lalu pingsan" 

"Te-tentu saja tidak akan seperti itu!" Nagisa mengembungkan pipinya tapi tetap mengambil  piring pesanannya yang sudah datang. "Omong-omong kenapa Sugino mau ke sekolahmu? Kupikir ia akan menolaknya dan pergi ke tempat Kanzaki bekerja"

"Ah itu karena salah satu muridku penggemar beratnya, jadi aku..."

Suasana hangat terpancar dari mereka berdua. Cukuplah dengan percakapan kecil mereka bisa kembali terhubung walau hanya terpisah jarak yang tidak seberapa, Karma cukup yakin bisa mengatasinya dengan ini. Lagipula jarang-jarang ia bisa menghabiskan waktu bersama dengan sang kekasih. Melihatnya lahap memakan beberapa sushi pun mengembalikan mood yang sedari kemarin turun karena pekerjaan.

Nagisa pun terlihat tidak masalah untuk di ajak makan ke tempat manapun. Yang penting bisa berbincang dengan Karma pun sudah cukup membuatnya kembali bersemangat untuk bekerja besok.

"Kenyaang!" Nagisa menghela napas lega dan menepuk kedua tangannya "Terima kasih atas makanannya/!" ucapnya bersamaan.

"Kurasa dari ekspresimu kau cukup menikmatinya" Karma bertopang dagu dan menatap Nagisa.

"Hehe~ tentu saja. Sudah lama aku tidak makan sushi di tempat ini. Kau tahu? ini tempat dimana aku dan ayahku bertemu saat ia dan ibu belum berbaikan"

"Aku tahu itu, kau selalu menceritakannya saat mabuk dan mengajakku untuk pergi kesini"

"E-eh?!" wajahnya memerah "Aku bercanda" Karma menjulurkan lidahnya dan di balas cubitan di pinggangnya. "Hei sakit!" "Suruh siapa"melirik arah lain dan melepaskan cubitannya.

"Hei kau belum menghabiskan satu piring lagi" Karma memberikan piring sushi yang berhenti di depan meraka kepada Nagisa. "Eh... tapi aku sudah kenyang..."

"Habiskan saja" Nagisa mengambil sushi itu dan diantara selembar kertas jatuh dari bawah sushi yang diambil Nagisa "Apa ini...? tiket...?" mengambil kertas yang diduga tiket itu dan menatap Karma. Yang ditatap hanya tersenyum

"Luangkan harimu sabtu nanti, kita akan pergi ke taman bermain. Omong-omong karena aku belum membalas cokelat valentinemu beberapa tahun yang lalu. Anggap saja sushi ini balasannya karena hari ini bertepatan dengan White day"

↣Author's Note↢

Halo halo :DD maafkan aku yang telat satu minggu memberi asupan KaruNagi *digebukin reader* 

Minggu kemarin aku lagi kemping dan enggak sempet ngetik :"" Terus kondisiku setelahnya malah turun heheh :"D maap ya, selanjutnya ku usahain lebih cepet ngetiknya dan jaga kondisi biar tetap fit(´・ω・'). Kalian juga jangan sampai lupa atau telat makan buat jaga kondisi ya.

Buat chapter selanjutnya dalah chapter KaruNagi nge-date *tarik tali confetti* dan kemungkinan bakal ku update dua minggu lagi karena butuh refrensi yang cukup biar mode kepepetnya aktif.

Oh iya soal QnA KaruNagi corat-coret aja disini. Kalau mau nanya sama Authornya bole kok Uwu aku ga gigit kok, paling nerkam aja wwwww

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fanfict KaruNagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang