Suara alarm dari ponsel milik Lucas berbunyi nyaring mencoba membangunkan pemuda bertubuh besar itu dari mimpi, terdengar erangan tidak ikhlas Lucas karena tidurnya terusik oleh bising suara alarm yang menganggu. Dirinya baru bisa tidur jam lima subuh tadi, sejak seminggu yang lalu Lucas insomnia. Cukup akut dan membuatnya uring-uringan sepanjang hari. Mark sang sahabat seolah sudah kebal dijadikan pelampiasan emosi Lucas yang tak stabil. Dirinya juga enggan pergi kekampus untuk kuliah, orangtuanya di Hongkong mengirimnya untuk melanjutkan studi di London. Tapi yang pemuda Wong itu lakukan hanya menghabiskan uang mereka untuk foya-foya; bermain dengan beberapa gadis yang berbeda, balapan liar, hingga yang terakhir pesta diclub malam hingga pagi menjelang. Sudah menjadi habit hingga kehadiran pemuda manis yang menjadi pemicu insomnianya.
Lucas kembali mengerang sebelum membuka matanya dengan wajah kesal mematikan alarm yang belum berhenti menjerit. "Sial!" Umpatnya dipagi hari ini. Telapak tangannya yang lebar mengusap wajah dan rambutnya: merasa begitu frustasi sekarang. Wajah manis pemuda Ji itu masih mengisi kepalanya sepanjang hari, setiap dirinya membuka mata dan Lucas sadar ada obsesi tersendiri untuk menjadikan si manis itu miliknya.
"Morning..." Mark yang sedang menutup pintu terkekeh kearahnya dengan kedua tangan yang tak lepas memegang ponsel. "Kau menginap ditempatku?" Lucas mendelik kearah Mark sebelum mengambil sebotol air mineral dari kulkas kecil dibawah nakas ranjangnya. Mark mengangguk dengan santai-membuka drawer pakaian Lucas dan melemparkan selembar T-shirt berwarna putih polos kearah Lucas. "Penthouse sebesar ini sangat disayangkan jika kau tinggal sendiri, jadi aku hanya memanfaatkan apa yang ada" Mark tersenyum lebar. "Kau kuliah hari ini?"
Lucas mengeleng, malas.
"Aku ingin tidur lagi-" sahutnya sembari memakai kaos putih itu dan bangkit berdiri menuju kamar mandi "Mark pesankan sarapan!" Serunya sebelum menutup pintu kamar mandi yang dibalas dengungan senang hati Mark.
Mark melangkah menuju sambungan iterkom disebelah dapur, menekan tombol dapur hotel dilantai bawah untuk memesan sarapan. Tentu saja gratis! hotel, club malam dilantai 10, dan penthouse dilantai atas itu aset milik Lucas yang sudah diatas-namakan oleh pemuda Wong itu sejak ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Dan itu belum aset-aset senilai jutaan dollar lainnya.
Crazy Rich Asia versi nyata dihidup Mark. Mereka ada kuliah penting hari ini, tak mungkin dirinya membiarkan Lucas melewatkannya, Mark mendapatkan tugas secara langsung dari Tuan Wong untuk mengingatkan Lucas kuliah. Minimal anaknya itu bisa lulus dan memegang gelar sarjananya.
"Lucas!" Teriak Mark.
Tidak ada sahutan, hanya suara rintikan air dari shower.
"Kau harus kuliah hari ini atau ayahmu yang akan menyeretmu ke kampus dengan tangannya sendiri!" lanjut Mark kemudian berlalu menuju kamar kosong yang dirinya tempati disisi kanan penthouse mewah itu.
Jam sepuluh pagi mereka berdua sudah siap didalam Audi merah milik Lucas, pemuda setinggi 185cm itu terlihat lebih pendiam sekarang. Biasanya Lucas akan mengoceh sepanjang jalan tentang betapa malasnya dirinya kuliah hari ini dan begitu bencinya Lucas harus bangun dipagi hari. Malamnya Lucas dengan senang hati membukakan pintu untuk gadis yang entah berasal darimana dan Mark cukup tahu diri untuk keluar dari penthouse itu dan membiarkan Lucas menikmati malam-malam panasnya. Pemuda Wong itu terkenal begitu playboy; istilah sekarang f*ckboys; pria yang hanya ingin bermain-main dengan perempuan kemudian melemparnya keluar seakan tidak terjadi apa-apa diantara mereka semalam, tapi Lucas masih cukup baik dengan menelfon Taxi untuk mengantar gadis-gadis itu pulang dan mengirimnya hadiah kecil yang mahal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breakfall [CasWink]
FanfictionPark Jihoon penyanyi pendatang baru yang akan segera debut. ketika agensinya mengadakan pesta perayaan debutnya Jihoon yang tak bisa minum alkohol mabuk dan bertemu Lucas Wong, pemimpin geng berandalan yang lebih memilih balapan liar dibandingkan me...