[4] Jangan Ganggu Gue!

792 72 0
                                    

Mobil merah itu berhenti beberapa meter dari gerbang sekolah SMA Pancasila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil merah itu berhenti beberapa meter dari gerbang sekolah SMA Pancasila. Redo memperhatikan beberapa siswa yang mulai berjalan keluar, tapi tidak satupun yang dia kenal. Semakin lama, siswa yang keluar semakin sedikit dan Redo tidak kunjung melihat Ayesha atau temannya. Mungkin jika seragam SMA Pancasila tidak sama dengan yang dikenakan Ayesha, Redo akan berpikiran dua gadis tadi membohonginya.

Terik matahari yang berada di ufuk barat membuat Redo berkali-kali mengusap sisi kanan wajahnya. Dia beberapa kali bergerak tak nyaman tapi tidak sekalipun beranjak dari mobilnya itu. Hingga di saat gerbang sekolah itu sepi, seorang gadis dengan buku tebal keluar sambil bermain ponsel.

Tanpa sadar Redo tersenyum saat melihat Ayesha. Cowok itu segera turun dari mobil dan menyeberangi jalanan yang tidak cukup ramai. Saat beberapa langkah dari Ayesha, gadis itu malah berjalan menjauh. Entah gadis itu sudah menyadari kehadirannya atau tidak.

"Awas!!" Redo tiba-tiba berteriak saat sebuah motor melintas di depan Ayesha, nyaris menabrak gadis itu.

Redo seketika berlari dan menatap pengendara motor yang langsung kabur itu. "Minta maaf dulu, woi!!!" teriaknya yang tentu saja tidak akan mendapatkan respons.

Sedangkan Ayesha hanya mampu menunduk sambil memegangi dadanya yang berdetak tidak keruan. Entah bagaimana nasibnya kalau motor tadi menabraknya.

"Lo nggak apa-apa?" Redo membungkuk, memperhatikan wajah Ayesha yang pucat pasi itu.

"Nggak apa-apa. Makasih." Ayesha melanjutkan langkah dengan kepala tertunduk.

"Gue jamin lo bakal ketabrak kalau jalan lo kayak gitu!!"

Teriakan itu membuat Ayesha langsung menghentikan langkah. Perlahan dia menoleh dan terkejut melihat kehadiran Redo. "Lo ngapain di sini?"

Redo melangkah mendekat dan memperhatikan wajah Ayesha yang mulai memerah, tapi masih ada sisa ketakutan di wajah cantik itu. "Emm. Main."

Ayesha tak serta merta percaya. "Lo pasti mau nyelidikin gue, kan?"

"Buat apa?"

"Terus ngapain ke sini?"

Arah pandang Redo tertuju ke sekolah dengan bangunan melebar itu. Gedung itu hanya memiliki dua lantai dengan cat tembok berwarna merah bata. Di bagian depan terdapat dua pohon palem yang Redo tebak di bawahnya adalah tempat parkiran. "Pengen tahu sekolah lo kayak apa."

"Yang jelas nggak sebagus sekolah lo. Tapi siswa di sini unggulan semua."

"Berarti lo pinter dong?"

Bukannya menjawab, Ayesha memilih melanjutkan langkah. Dari sudut matanya, dia merasa Redo mengikutinya. Ngapain, sih, nih cowok ngikutin?

"Kalau lo pinter gue bakal muji lo," ucap Redo.

"Gue bukan cewek haus pujian."

"Oh, iya lupa. Lo, kan, cewek sombong."

Seketika Ayesha menghentikan langkah dan mendongak menatap Redo. Apa maunya cowok ini? Tiba-tiba datang menemuinya dan mengobrol tanpa tahu arah. Ayesha cukup tenang setelah kembali dari SMA Graha Buana. Namun, sekarang ketenangannya terusik karena kedatangan Redo.

You Need To HideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang