Si percaya diri lupa akan situasi.
Hingga tak sadar si misterius memancing lagi.
Dan kali ini berhasil,
Si percaya diri terjerat lagi.Si pemarah pergi meninggalkan si percaya diri.
Amarah memuncak dalam hati.
Rasa kecewa yang tak terbendung lagi.
Menyisahkan si misterius yang puas hati.Si percaya diri terlalu memaksakan diri.
Di sisi lain si pemarah muak dengan kondisi ini.
Inginnya sedikit bermain dengan sang misteri.
Namun tergagalkan oleh si percaya diri.Helaan keras oleh si pemarah,
mencoba menutupi kecewa dengan tawa.
Semuanya bahkan terasa baik saja.
Hingga si percaya diri kembali berulah.Memercayai si misterius adalah kesalahannya.
Sekarang masalah ada pada dirinya.
Terlalu sering berkata pedas, membuatnya tersindir oleh semesta.
Sekali lagi, Kata itu bukan untuknya.Jalan yang di pilih oleh si pemarah adalah diam.
Tak bergerak dan membungkam.
Kepeduliannya perlahan terkikis karam.
Sekarang hanya ada luka di lapisi garam.Semuanya semakin rumit, pikirnya.
Si pemarah tak kan mengalah kepadanya.
Biarkan si percaya diri terluka saja.
Dan si misterius bisa tertawa.14 juni 2019