Apartemen Naruto
Naruto benar-benar sama sekali dibuat tak berdaya saat ini. Kata-kata remaja tanggung di depannya ini benar-benar gila. Gila dan keterlaluan.
Bagaimana mungkin bocah di depannya ini adalah roh? Bagaimana mungkin bocah ini akan membawanya melihat masa lalu? Bagaimana mungkin?Ah, rasanya terlalu banyak pertanyaan di dalam kepala Naruto yang benar-benar memaksa untuk keluar. Benar-benar membuat pusing dan kesal. Sesungguhnya, Naruto tak pernah menyangka jika seseorang akan benar-benar datang ke tempatnya. Atau haruskah ia bilang sesuatu?
Mereka berdua memang tak terlihat seperti manusia. Terlalu aneh dan seakan tahu segalanya. Seperti peramal saja. Tapi untuk roh. Ya Tuhan, bagaimana mungkin hidupnya tiba-tiba berubah seperti di dalam buku cerita fantasi?
"Bisakah kau berhenti melamun seperti itu?" Pemuda berambut hitam di depan Naruto semakin kesal tak karuan. Waktunya benar-benar terbuang percuma hanya untuk melihat Naruto melamun seperti itu.
"Kita tidak punya banyak waktu. Jadi, angkat pantatmu dan ikut aku!"
Untuk kesekian kalinya Naruto dibuat terpana saat pemuda garang itu langsung mengangkat kedua tangannya dan menariknya dari lantai. Membuatnya langsung berdiri tegap dengan sekali gerakan tangan.Ini benar-benar gila. Pemuda di depannya keterlaluan kuatnya hingga Naruto yang tak terlalu mungil ini pun bisa diangkat dengan mudah. Ya Tuhan, roh di depan Naruto ini memang benar-benar keterlaluan.
"Tunggu... Tunggu. Apa maksudmu kita akan melihat masa lalu?" Tanya Naruto kesal. Ia bahkan sudah menghempaskan kedua tangannya dan melangkah mundur.
"Kau bilang kalau kau itu roh. Tapi ini benar-benar gila. Tidak mungkin!"
Pemuda berambut hitam itu kembali mengerut sebal. Ia sudah kehilangan banyak waktu dan sekarang Naruto bertingkah menyebalkan. Sungguh, ini bukan saat ynag tepat untuk itu. Jadi, dalam gerakan cepat ia langsung duduk di atas kursi di ruang kamar Naruto dan menarik pemuda pirang itu untuk duduk di atas tempat tidur tepat di depannya.
"Apa dia tak bercerita padamu?" Pemuda itu kembali berbicara. Mengabaikan tatapan bingung yang masih terpampang jelas di wajah Naruto. "Kami adalah roh. Kau tahu bukan? Kami hadir di sini untuk mengubah hidupmu."
Manik mata serupa milik Naruto langsung melirik garang padanya. Sebelum mendorong kursi beroda itu untuk mempersempit jarak di antara mereka. Tak terlalu dekat, tapi sudah cukup untuk membuat Naruto ketakutan sendiri.
"Kami sudah lama melihat hidupmu. Terlalu drama dan membosankan. Tapi ada satu hal yang membuat kami ingin mengubahnya." Ujar pemuda itu sambil mengangkat telunjuk tangan kirinya tepat di depan Naruto. Menunjuk tepat di kening Naruto sembul mendorong pelan si kepala pirang.
"Kau dan otak bodohmu itu. Kau sudah terlalu lama membiarkan dirimu menderita. Sebenarnya kau ini masokis atau apa?!"
Setelah kata-kata itu selesai, Naruto semakin dibuat merengut kesal. Bagaimana mungkin remaja tanggung yang umurnya jelas di bawah Naruto bisa bersikap begitu menyebalkan. Dan kenapa setiap kata yang ia keluarkan selalu mengandung kata bodoh di dalamnya. Sialnya, kata-kata itu selalu ditujukan untuk Naruto.
Sungguh, Naruto akui dia bukanlah seorang pemuda yang cemerlang. Karir biasa. Kecerdasan rata-rata. Dan hidup yang luar biasa normal. Tapi bukan berarti roh di depannya ini bisa menghinanya seperti itu.
"Jadi, sebenarnya apa maumu?!" Geraman kesal mau tak mau akhirnya meluncur dari celah bibir Naruto. Sudah terlanjur tak bisa menahan emosi yang mengganjal di tenggorokan.
"Keinginan kami sangat sederhana. Membuatmu sadar dan kembali ke jalan yang benar."
Sungguh, kata-kata remaja tanggung ini benar-benar membuat Naruto semakin kesal tak karuan. Dari semual hal menyebalkan yang terjadi hari ini, inilah yang menempati urutan pertama dalam hal paling menyebalkan yang pernah terjadi pada Naruto. Seandainya mungkin, remaja tanggung bermulut menyebalkan ini pasti sudah ia tendang keluar dari apartemennya. Seandainya ia bisa.
"Intinya adalah kami ingin memperbaiki hidupmu." Telunjuk remaja tanggung itu kembali teracung. Menunjukku tepat di hidung mungil Naruto sebelum kembali menekannya pelan. "Agar kau bisa memperbaiki kesalahan yang telah kau lakukan."
Hening kembali merajai setelah itu. Kata-kata remaja itu mau tak mau langsung bergema dalam kepalanya. Bergaung dan memantul-mantul. Hingga rasanya Naruto lupa sejenak pada jemari lentik yang masih setia menunjuk-nunjuk hidung Naruto.
"Jadi, karena kau sudah mengerti, sebaiknya kita berangkat sekarang."
Remaja lelaki itu langsung berdiri tegap. Untuk kedua kalinya lengan putihnya menarik Naruto untuk berdiri di hadapannya. Tak terlalu dekat memang, hanya saja hal itu sudah membuat Naruto terpana dibuatnya.
Wajah tampan dan mulut yang menyebalkan, semua itu rasanya semakin menyiksa ketika ditambah sebuah kenyataan bahwa remaja tanggung ini bahkan memiliki tinggi yang melebihinya.
"Kau akan membawaku kemana?" Tanya Naruto akhirnya, setelah diam-diam menyingkirkan iri hati yang sejak tadi menggelayuti. Mau tak mau kepalanya kembali penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang seakan begitu memaksa untuk dijawab. Dan kata-kata remaja di depannya ini benar-benar hanya menambah ruwet semuanya.
"Tentu saja melihat masa lalu. Kita akan kembali di saat dimana semua ini bermula."
Detik itu juga semua seakan berubah menjadi kabur. Pemandangan kamarnya berputar-putar dan kemudian hilang di titik tengahnya. Saat itu pijakan mereka seakan menghilang seketika. Seakan mereka ikut diajak berputar-putar dan tersedot ke sebuah titip hitam besar di depan mereka. Terus seperti itu hingga rasanya waktu berjalan terlalu macet. Begitu lambat bergerak hingga akhirnya semua hal yang membuat pusing itu menghilang.
Semua terganti begitu saja dengan sebuah pemandangan perumahan pinggir kota yang diselimuti salju. Rumah-rumah asri yang didominasi kayu. Deretan pepohonan yang tinggal ranting di sisi jalan. Salju yang menumpuk di tiap sisi hingga seakan-akan rumah-rumah itu tenggelam dalam lautan putih.
Namun, tiap inchi rumah-rumah itu tak menunjukkan apa pun selain kehangatan sebuah tempat tinggal. Begitu hangat dan menyenangkan. Hingga rasanya salju-salju putih itu sama sekali tak bisa memadamkan lautan cahaya yang menyembul dari kaca-kaca jendela.
Sebuah tempat yang indah dan menimbulkan rindu. Sungguh, Naruto tak pernah menyangka jika ia masih mampu melihat pemandangan ini. Tempat terindah yang pernah ia lihat.
Rumah mungilnya, tempat segala semua kenangan dalam dirinya bermula. Tempat yang kini hanya ada dalam sudut terdalam di kepalanya.
"Kurasa kau masih ingat tempat ini." Remaja tanggung itu kembali melirik pada Naruto, hanya untuk mendapati bahwa pemuda pirang itu sudah terlanjur terpana dengan apa yang ada di hadapannya kini.
Naruto terlalu merindu, sungguh. Segala hal yang terjadi di depannya kini telah menempati urutan pertama hal terindah yang pernah Naruto alami. Bahkan hingga saat ini, kenangan akan tempat ini selalu menjadi yang pertama ingin ia kenang. Tempat yang selalu membuatnya memohon untuk dapat kembali ke tempat ini dan mengulang masa-masa indah itu lagi.
Naruto seakan dibuat untuk mengenang kembali semua kenangan manis itu. Tak seutuhnya manis memang. Hanya saja, mungkin saat-saat di tempat inilah ia mampu merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Pikiran nostalgia itu rasanya kembali memenuhi kepalanya. Memaksanya untuk memandang sebuah rumah nan asri dengan dinding-dinding kayu berplitur coklat keemasan. Jendela-jendela paris yang langsung menghadap ke balkon. Serta gordin-gordin merah tua yang tak terlalu jelas memperlihatkan apa yang ada di dalam sana.
Ini bukan rumahnya, namun di tempat inilah ia mampu merasakan kehangatan rumah yang sesungguhnya. Itu rumah milik seseorang yang telah membawa begitu banyak cahaya dalam hidupnya. Ah, ia ingat sosok itu. Bocah laki-laki dengan helaian hitam dan manik mata sepekat malam. Seorang bocah pemilik nama yang selalu terukir jelas dalam kepala Naruto.
"Sasuke!"
TBC
Author's Note :
Langsung dua chap sekaligus ahahahah 🤣🤣🤣
Rekor ini mah ahahaha
Sebenernya ini udah mau tamat di lepi. Cuma karena terlalu sibuk ngurusin kerjaan ya jadinya gitu hmmmm 😣😣
Akhir kata, vomen please 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Love : Miracle
FanfictionSekali lagi keajaiban hadir. Kali ini datang ke kehidupan seorang Uzumaki Naruto. Suatu malam di musim dingin yang akan mengubah seluruh hidupnya. Ketika tiga orang roh datang mengetuk pintu apartemennya. Disclaimer : semua tokoh yang ada di sini p...