2. Namanya Rira

14 3 0
                                    

Dannn.... kesialan menimpa Rira setelah memasuki kelas, 

"RIRAAAAAAA.... WUUUUU...." sorak seluruh penghuni kelas XI MIPA 3.

"Pada kangen gue ya?" celetuk Rira santai.

"GUNDULMU RAA!!! GARA GARA LO NGGAK MANGGIL BU SINTA, KITA JADI KENA HUKUMAN PALING MEYAKITKAN TAU GAKKK?!" omel Ali sang ketua kelas dengan wajah asemnya. 

"HA? YAAMPUN GUE TUH LUPA TADII... maaf ya temen temenn.." Rira meyahut tak kalah hebohnya. 

"Permintaan maaf lo tidak bisa ngembalii nilai ulangan kita yang udah terlanjur ancur Ra." ucap Vena, sahabat Rira. 

"Tadi ulangan matematika?"

"WAIYAKK.... kita ulangan 2 minggu lebih awal dari kelas lain, selama kita ulangan juga diomelin mulu gara gara nggak sopan sama guru 'Kok kalian nggak manggil saya, saya kira kelas ini adalah kelas terbaik seangkatan, nyatanya saya tidak berangkat, kalian juga tidak peduli'. " ucap Nadi; kembaran Vena yang menirukangaya Bu Sinta saat ngomel di kelasnya. 

"Mon maap ya teman teman atas kelalaian Rira, nggak lagi lagi deh manggil guru, suerrrr.." Rira menunjukkan jari peace-nya. 

"Nggak mau tau, ntar pulsek (pulang sekolah) lo kudu minta maaf sama Bu Sinta. Untung aja Bu Sinta nggak brojolan disini gara gara darah tinggi ngomel sama kita." celoteh Ali. Btw, Bu Sinta lagi hamil tua, jadi dikit dikit sensi. 

...

Sepulang sekolahpun Rira langsung buru-buru menemui Bu Sinta untuk meminta maaf atas keteledorannya. 

"Tok..tok..." Rira mengetuk ruang guru yang hanya memperlihatkan beberapa guru yang masih bertahan di sekolah ini. 

'Hfft... untung Bu Sinta belom pulang' batin Rira.

"Permisi Bu Sinta, Saya Rira dari XI MIPA 3 ingin meminta maaf bu." ujar Rira melunakkan suaranya. 

"Hngg.." jawab Bu Sunta datar.

"Tadi soalnya saya mau memanggil Bu Sinta ke ruang guru, tapi tiba tiba saya lihat ada anak yang pingsan di depan tiang bendera, jadi saya tolongin dia. Sampai lupa kalau tujuan saya keluar kelas untuk memanggil Bu Sinta. Maaf ya bu...." Wajah Rira memelas dihadapan Bu Sinta. 

"Ya sudah, karena alasan kamu membuat saya terharu, kamu dan kelas kamu saya maafkan. Hukumannya cuma 2, yang pertama kerjakan soal ulangan ini dalam 15 menit." Bu Rira lalu meyodorkan kertas berisi 20 soal matematika yang belum terlalu Rira pahami. 

Rira menganga mendengar hukuman pertama. 

"I-iya bu, saya kerjakan." ucap Rira pasrah, karena ini semua murni kesalahannya dan juga Bu Sinta sedang hamil tua lalu darah tinggi bila Rira mengelak, yasudah Rira terima saja. 

"Kamu kerjakan di kelas XII MIPA 5 ya, soalnya saya juga lagi ngajar les disana, biar gampang ngawasin kamu,"

"Siap bu,"

"Oh ya, saya pikir pikir dulu ya hukuman keduanya apa," 

'Sa ae lu bu, andai bukan guru guee... astagfirullahh' batin Rira sembari menggelengkan kepalanya. 

"Udah sana! mau saya tambah hukumannya?" ujar Bu Sinta membuat Rira cengar-cengir lalu bergegas meninggalkan ruang guru, menuju kelas XII MIPA 5. 

LINIMASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang