Rafael Baskara adalah cowok yang populer karena kejailannya di sekolah. Bisa dibilang ialah ketua dari KB family yang berkepanjangan keluarga berencana, engga deng boong. KB tu singkatan dari kantin beringin. KB ini memiliki citra buruk di mata sekolah, karena banyak anggota KB yang sering tersandung masalah, seperti merokok di sekolah sampai tawuran dengan sekolah lain.
Tak terkecuali dengan Fael.
(oke aku mulai ceritanya)
Hari Senin adalah hari yang amat dibenci Fael, selain upacara yang mengharuskan berseragam lengkap juga pelajaran fisika yang menanti setelah upacara. Fael sudah berniat untuk menelatkan diri agar ia dihukum dan tidak mengikuti pelajaran fisika yang mematikan.
"Brukk...." Fael mendaratkan kakinya setelah meloncati tembok samping sekolah.
"Aw...." Pak Dido menjewernya dengan keras.
"Kamu lagi, kamu lagi. Hobi banget ya telat kaya gini ha? Udah mendarah daging ya El?" Omel Pak Dido.
"Hehe..." ringis Fael.
"Hari ini cuma kamu yang telat..." Pak Dido sembari menggiring Fael ke lapangan upacara, "Kamu hormat tiang bendera sampe istirahat pertama! Biar kamu ngerasain gimana tadi panasnya!" Tegas Pak Dido.
"Yah pakk, kelamaan pakk...." ya sebenernya di hati bilang "Yess, babay bu fisikaa..."
"Halah, nggak usah ngelak! Kamu jangan coba-coba kabur ya, saya mau ngajar dulu, ini udah setengah delapan soalnya. Awas ya kalo kamu kabur, saya tambah hukumannya!"
"Iya pakk..."
Pak Dido pun melenggang pergi.
Halaman sekolah sepi sekali, hanya terdengar suara burung bercicitan karena seluruh siswa sedang pelajaran.
Matahari pun semakin terik, baru setengah jam berlalu, keringat Fael sudah seember. Kepalanya mulai pusing, kakinya mulai tak bisa menopang, matanya perlahan-lahan blur dan...
gelap.
Dari kejauhan terlihat Rira berlari menghampiri Fael yang sudah terjatuh di depan tiang bendera.
"Eh bangun bangun, " Rira menepuk nepuk pipi Fael.
Rira yang tadinya mau menemui guru matematika yang belum masuk ke kelasnya, tidak jadi karena melihat Fael pingsan. Lalu sekarang, ia sedang meminta tolong ke penjaga sekolah untuk membantu membawa Fael ke UKS.
.
.
."Ini nggak papa kok, dia kayaknya belom sarapan pagi makanya lemes gini, beliin sarapan gih, saya mau ngajar lagi. " Ucap Bu Susi yang membantu memeriksan Fael.
"Iya bu, siap." Rira lalu menuju ke kantin untuk membelikan Fael makanan.
Sesampainya di UKS lagi, hanya ada Fael yang mukanya masih pucat pasi belum sadarkan diri.
"Ini siapa ya namanya? Ohh... ini kan Fael anak hits." batin Rira.
Rira lalu mengambil minyak kayu putih dan didekatkan ke hidung Fael.
"Apa gue olesin ke bawah idungnya aja ya? Biasanya embah-embah banyak yang gitu." tanpa pikir panjang, Rira mengoleskan minyak kayu putih ke kumis Fael yang lumayan tebal.
Fael perlahan membuka matanya lalu tiba tiba bersin.
"Hacim..." dia lalu terbangun duduk
Dan mengosok gosok kumisnya.
"Ini minyak ya?"
"Santai dong jangan nge gas. Lo lagi lemes gitu...." Rira lalu mengambil makanan yang ia beli.
"Nih makan! Lo belom sarapan kan? " ucap Rira galak.
"Kok lo yang nge gas?"
"Ih udah lah, lo masih lemes, tinggal makan kenapa si?"
"Ada racunnya nggak ni?"
"Udah gue kasih sianida, biar lo nggak ngoceh mulu!"
"Serius?"
"Gini nih, kalo kanebo dikasih nyawa."
Fael hanya meringis, mungkin tubuhnya sudah tidak kuat untuk menceloteh lagi.
Fael menghela napas.
"Ada air nggak? Aus."
Rira memberinya aqua gelas. Dann langsung abis dalam sekejab.
Fael tiduran lagi.
"Makan gih!" suruh Rira.
"Nggak nafsu." Fael lalu membuang muka.
"Kasian, nanti nasinya nangis. "
"Deg," Fael langsung teringat Bundanya yang selalu mengingatkannya untuk menghabiskan makan.
"Ck." Fael lalu terduduk dengan lemas.
Rira membuka bungkusnya lalu menaruhnya dihadapan Fael.
"Lemes," lirih Fael.
"Gak kuat." lanjutnya.
"Halah, kaya girlband seven ikon aja lu, 'nggak nggak nggak kuat, nggak nggak nggak kuat." Sekarang gantian Rira yang buang muka.
"Yaudah." Fael merebahkan dirinya lagi.
"Astagfirullahh... Manja amat." Rira lalu meraih makanan yang ada dihadapan Fael.
"Cepet!" Rira menodongkan sesuap nasi ke depan Fael.
"Gak usah kalo gak ikhlas." Fael memutar bola mata.
"Hfftt... Iya ini ikhlas," suara Rira melunak.
Fael pun membuka mulutnya. Lalu makan sampai habis.
...
Bel istirahat sudah berkumandang, pas sesaat Fael selesai minum air putih.
"Udah ya, gue ke kelas dulu." Rira memasang muka juteknya, lalu berlalu keluar.
"Eh nama lo siapa?" teriak Fael.
"..." Rira tak bergeming dan tetap berlalu menuju kelasnya.
"Judes, tapi perhatian." Lirih Fael.
<3
Hwaiii, terimakasih udah mampir ke lapak acuuu.
Semoga suka dengan khayalan ini.
Syukron. :*
KAMU SEDANG MEMBACA
LINIMASA
Genç KurguAwalnya garismu berbeda dengan garisku. Sampai suatu saat kita berada digaris yang sama. Ajaibnya, kita dipertemukan diwaktu yang tepat. Pemeran "kita" adalah Fael yang jail dan Rira yang tegas. Bagaimana seorang Rira tahan dengan Fael yang membuat...