Luchi Anandya A.S
"Layaknya embun yang lenyap dalam hangatnya terik mentari
Apakah mungkin dirimu pergi tanpa permisi ? "Luchi_311
Kicauan burung sayup sayup mulai terdengar merdu
Semilir angin berhembus lembut
Aroma bunga yang bermekaran mulai membelai indra penciuman luchi..Tepat pukul 05.30 WIB luchi terbangun dari tidurnya.
Ia harus memulai hari harinya dengan penuh semangat.Ya, sejak beberapa bulan yang lalu dia cukup tertekan semenjak hubungannya dengan Bara dikatakan semakin memburuk.
Kini liburan semester telah tiba, luchi memutuskan untuk pulang ke rumah kediaman orang tuanya yang ada di puncak.
Ia ingin melupakan semua masalah yang telah menimpanya baik masalah perkuliahan maupun masalah hubungan asmaranya dengan Bara.
Luchi berharap setelah ini ia dapat hidup bahagia tanpa harus memikirkan tentang hubungan asmara yang menurutnya hanya akan menyakiti perasaannya saja.
[Teras Kamar Luchi]
🍃
"Hoamm.. Sejuknya" ujar luchi sembari membuka pintu kamar sambil merentangkan kedua tangannya.Luchi memejamkan matanya sambil tersenyum dan menikmati hembusan angin yang menerpa kulitnya.
"Akhirnya aku dapat menghirup udara segar dan merasa sangat nyaman berlama lama disini"
Tiba tiba senyumnya memudar. Ketika bayang bayang bagas kembali memenuhi rongga kepalanya.
Sehingga Luchi merasa sedih dan merasakan sesak di dadanya.Lantunan dering telpon yang berbunyi membawa Luchi kembali kealam sadarnya. Ia bergegas kembali ke kamarnya dan mengambil ponsenya yang ada terletak di atas nakas.
Ia sangat berharap yang menghubunginya adalah Bara.
"duh semoga saja Bara yang nelpon" harap Luchi sembari berlari menuju nakas.
Namun takdir berkata lain. Nama penelpon yang tertera dilayar ponselnya bukanlah Bara melainkan Yosa kakak kandungnya.
Luchi merasa kecewa mengingat sudah beberepa bulan ini Bara tidak menelponnya dan hanya mengirimkan pesan singkat melalui WA saja. Itupun sudah sangat jarang.
Entah apa yang sedang Bara lakukan sekarang. Seingat Luchi Bara pernah mengatakan dia ingin fokus dengan Proda nya dan agar tugas akhirnya berjalan dengan lancar. serta dengan alasan agar fokusnya tidak terbagi pada saat proda.
Luchi pun mencoba mengerti dan memahami keinginan Bara.
Namun seiring berjalannya waktu. Luchi merasa Bara semakin menjauhinya. mulai dari pesan pesan WA yang ia kirimkan jarang Bara balas bahkan terkadang hanya di read saja.
Terkadang Luchi juga merasa kalau Bara telah mempunyai seseorang selain dirinya. Dan itu membuatnya semakin terpuruk.
Namun dengan kepercayaannya terhadap Bara, ia mencoba untuk berpikir positif mengenai apa yang tengah terjadi pada hubungannya dengan bara.
Luchi selalu mengingat ucapan bara dan kini kalimat itu telah menjadi kutipan terfavoritnya.
"Kamu gpp dekat sama cowok lain, begitipun juga aku. Karena kita perlu untuk bersosialiasi. Tapi kamu perlu ingat dan selalu percaya. Selama hati aku untuk kamu dan hati kamu untuk aku. Semua ga akan ngerubah perasaanku ke kamu dan semuanya akan berakhir baik baik saja." 🍃
Ponsel Luchi kembali berdering sehingga menyadarkan Luchi dari lamunannya. Ia segera menggeser ikon hijau pada layar ponselnya dan mengucapkan salam dengan sangat riang.
"Hallo.. Assalamualaikum.. Kakak apa kabar? Kapan pulang kerumah?" Ujar Luchi gembira
"Waalaikumussalam.. Aduh satu satu dong nanyanya. Alhamdulillah kak Yosa sekeluarga disini baik baik saja. Dan InsyaAllah besok kakak pulang kerumah" Jawab Yosa gemas dengan adik kecilnya.
Ya walaupun Luchi sekarang adalah mahasiswi yang telah menginjak semester 4, baginya Luchi tetaplah adik kecil yang menggemaskan.
"Serius kak? Kakak ga bohong kan? tanya luchi gembira.
"Iya, serius. Kakak ga bohong ni. Suer dah. Kalo ga percaya ni ngomong sama mbak Arni."
"Iya iya deh percaya kalo udah bawa bawa nama mbak Arni"
"Gitu dong jadi adek jangan su'udzon mulu. Ehh btw mama sama ayah apa kabarnya ni? Ndya udah pulang kerumahkan?" tanya Yosa.
Yosa memang dari dulu memanggil luchi dengan panggilan ndya. Karena bagi Yosa dan keluarganya ndya itu adalah nama panggilan kesayangan mereka untuk luchi.
"Iya kak, Alhamdulillah mama sama ayah disini sehat dan aku juga udah pulang kerumah kemaren sore. Kan udah liburan semester"
"Baguslah kalo gitu. kita bisa kumpul kumpul keluarga dong"
"Ya iyalah kakakku terzhaayheeengg. Makanya cepatan pulang dong. ndya udah kangen ni sama Abdi dan Queen"
"Iya iya bawel. kan tadi kakak udah bilang kalo besok kakak pulang. Udah dulu ya, kakak mau lanjut kerja lagi ni. salam buat keluarga disana. Assalamualaikum.."
"Oke oke siap pak bos. Waalaikumussalam.."
Luchi menghempaskan tubuhnya di kasur kesayangannya sambil membayangkan akan segera bertemu keponakannya.
Ia sudah tidak sabar ingin menggendong dan mencubit pipi lucu kedua keponakanannya tersebut.Setelah bersantai santai Luchi tersadar, ternyata bahagia itu tidak harus tentang pacar.
Dan terkadang kita tidak menyadari bahwa kebahagian yang sebenarnya berasal dari keluarga dan orang orang terdekat."Ya, aku harus bisa bahagia untuk keluarga yang sangat kucintai. Semangatttt yeyyyy" teriak luchi dengan penuh semangat.
Sejenak Luchi melupakan semua masalah yang tengah dialaminya
Luchi bergegas merapikan tempat tidur dan segera mandi. Sebelum melanjutkan rutinitasnya untuk mengisi liburan akhir semester yang indah ini.
Yuhhhhuuuuuu💃🧚♀️
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Uhhhh bahagianya
udah nyelesain 1 part ini.
ga kebayang bakal bisa sampe sini
alay bin lebay ya. Iya.. hehhe
harap maklum ya
ini cerita pertama aku 🙊Mohon maaf kalau ceritanya udah pasaran dan masih jauh dari kata baik.
semoga kalian suka
jangan lupa vote dan comment nya ya..
Terimakasih 😘😍
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love ?
RomansDapatkah Luchi membangun kembali perasaan yang memang seutuhnya milik Bara setelah kekecewaan yang pernah melintas dalam kisah mereka berdua? "Aku yang tenggelam dalam ragu Berharap yang telah terjadi hanyalah halu Namun senyuman mu terasa semakin k...