Sacrifices of Love

Chapter 4 : Dance Above the Night Sky

Sacrifices of Love

A Mobile Legends Fanfiction

Rated: T

Main Character in This Chapter:

Alucard, Miya, ???, Zilong, ??.

Word Count: 2822 Words (Pure Content)

Warning:

Typo/Fluff/Emosi Char Labil

.

Happy Reading!

Sesuai Janji, Chapter ini agak panjang dengan yang pasti detail scene akan diperjelas

Juga... Siapakah Sosok Skylark dan Latar Belakangnya?

.

Chapter 4 : Dance in the Midnight Sky

*Alucard Pov*

Viscount... Nama yang lama tidak kupakai

Kekuatan besar yang terkutuk

Sebagai seorang fighter lifesteal, aku lebih dikenal sebagai Viscount.

Aku menyingkirkan nama itu, saat aku menggunakan nama dan kekuatan itu...

Malam itu...

/Flashback/

Dengan mata memerah, pedang berkilau merah. Aku menengadah ke langit malam.

Kelelawar berkumpul di sekitarku dan mengelilingiku.

Kuhadapkan diriku ke arah desa yang kubenci

Kugunakan kemampuanku untuk bersatu dengan kelelawar kelelawar itu.

Fission wave telah siap, aku menebas orang pertama

Groundsplitter, para demon muncul namun kutebas mereka tanpa perasaan

Whirling Smash, dengan ini kuakhiri hidup mereka.

Kutebas semua sekutu para demon dan demon disana.

Aku dihantui oleh pembalasan dan rasa akan haus darah

Aku mengejar semua demon yang lari, aku tak peduli akan apapun, aku tidak takut

Sampailah aku di lembah gunung, di sebuah desa, aku sedikit Lelah saat itu, terlalu banyak target balas dendamku. Terlalu jauh mereka berlari

Desa itu tempat dimana terdapat petani petani, warga, dan anak anak tidak bersalah aku merasa bahwa ini hal buruk untuk menggiring para iblis menuju tempat ini

Entah bagaimana, mulai saat itu. Aku mulai bisa mengontrol kekuatan ini. Aku yang bertanggung jawab atas semua ini, para iblis mengobrak abrik desa itu.

Satu penyesalanku malam itu, aku tak berhasil menyelamatkan warga yang menyelamatkan anaknya.

Setelah malam itu berakhir, aku langsung mengecap bahwa kekuatan ini, Viscount.

Adalah kekuatan terkutuk.

Kini aku kembali bertanya, apakah benar begitu?

Tapi rasa bersalah ini tak pernah pudar, aku menganggap bahwa sama saja seperti akulah yang membunuh orang tua gadis kecil itu

Aku tak banyak mendengar kabarnya, satu hal yang kuingat.

Dia menangis.

Memandangku seakan meminta tolong.