Kamu tertunduk berurai air mata sambil memandangi foto yang terdapat dalam handphone mu.
Andai saja jika saat itu kamu tidak terbawa emosi
Andai saja saat itu kamu sadar kalau dia adalah poros duniamu
Andai saja saat itu kamu tidak terburu - buru bilang aku benci kamu lalu putus.
Ya 'Andai' saja, karena nyatanya kamu tidak berada pada 'saat itu' lagi kamu telah melewati 'saat itu'.
Empat hari sebelumnya kamu bertemu dengan Minkyu untuk kembali meminta izin.
"Kamu tuh emang egois ya! Apapun yang mau aku lakuin selalu di larang, apa aku pernah kaya gini ke kamu Minkyu?! Apa aku pernah larang kamu untuk dekat dengan siapa atau larang kamu untuk ikut osis dan kegiatan lainnya?! Apa pernah?!" ucap mu menggebu.
Saat itu Minkyu melarangmu untuk ikut muncak bersama teman - teman sekelasmu. Saat ditanya alasannya dia bilang karena khawatir kamu kesusahan disana, khawatir kamu harus berjalan jauh, harus tidur kedinginan dan susah cari makan.
Tapi kamu yang memang tidak suka dikekang terus saja membangkang dengan bilang. "Come on namanya juga muncak, mana bisa tiba - tiba udah sampai puncak gitu aja pasti harus jalan lah, terus mana ada tidur nyaman ala hotel bintang lima di gunung mana ada?! mana ada makan tinggal pesan, dipikir ojol mau gitu ngantar makanan sampai ke puncak." jeda sejenak saat kamu menghela nafas panjang.
"Aku tau resiko apa yang harus aku hadapi disana, lagipula aku bukan anak rumahan lemah lembut tak berdaya dan mudah tertindas Minkyu. Tolong percaya sama aku."
"Kamu tau resikonya? Kamu tau berapa banyak orang yang tersesat di gunung? Kamu tau berapa banyak orang yang mengalami kecelakaan saat naik gunung? Yang paling penting kamu tau seberapa khawatinya aku?!" Minkyu masih kekeuh tidak membolehkan kamu ikut, ini terhitung sudah 2 hari kamu dan Minkyu membahas masalah muncak dan masih terus berbeda pendapat.
Bukan kali ini saja Minkyu juga sering sekali melarangmu ini itu, contohnya jangan makan ini, jangan pakai itu, rambut kamu kenapa begini, makananmu kenapa begitu. Dan masih banyak lagi. Tapi kali ini kamu merasa Minkyu sudah tidak bisa di biarkan lagi, kamu sudah bosan dan ingin memberontak dari keoverpotectifan seorang Kim Minkyu sampai pada akhirnya.
"Aku minta putus." ucapmu masih dengan emosi
"Enggak, kamu minta putus karena kamu lagi emosi. Aku enggak mau" ia sempat terlihat kaget mungkin pikirnya hanya masalah sepele ini masa minta putus.
"Aku bosan kamu atur melulu Minkyu, aku juga ingin bisa melakukan apa yang aku mau. Pokoknya aku minta putus. Aku benci kamu." ucapmu meletup - letup. Sebelum akhirnya meninggalkan Kim Minkyu sendirian di meja sudut kafe teh tempat biasa kalian bertemu.
Sialan!
Kilas Balik Sialan!
Kenapa harus kejadian putus di kafe itu terpusat lagi di otakmu. Kamu mengubah posisi menjadi tidur mengkerut seperti janin dalam kandungan sambil masih memandangi foto di handphone mu.Kamu lihat lagu foto, video, chat dan apapun itu tentang Minkyu dari layar benda pipih kecil di tanganmu, semakin banyak yang kamu lihat semakin banyak pula kenangan kamu dan Minkyu terputar bagai kaset di kepalamu.
Minkyu itu...
▪️▫️▪️
Yuhuu bukannya nyelesain work aku yang sebelumnya aku malah buat work baru, abis gimana aku udah pengen buat cerita dengan konsep ini dari lama dan sayang kalo cuma melayang - layang di otak huhu.
Jadi teman - teman semoga kalian suka dengan ceritanya.
Yuk tekan bintangnya!
I Mink Yu 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
HIM // KIM MINKYU
Teen FictionSegala hal tentang sang mantan yang sulit dilupakan.