JJ. MFRTN: Bagian 1.

180 54 23
                                    

Entah apa yang sudah aku lakukan di masa lalu, hingga nasib sial selalu saja tertuju kepadaku.

Jeanka Marshen ➖

.
.
.

Jean terbangun di kamar dengan dekorasi yang elegan. Kamar berwarna biru langit, dengan hiasan dan manik-manik kecil membuat mata yang melihatnya merasa segar.

Jean terbangun di atas single bed dengan sprei bermotifkan luar angkasa, galaksi. Taburan bintang serta warna biru tua memenuhi satu kasur itu.

Seingat Jean, dirinya sedang berada di kandang sapi dengan bau yang sangat tidak mengenakan. Namun, bau tersebut sudah hilang, bergantikan dengan bebauan yang sangat wangi. Baju Jean pun sudah berganti piama saat ini.

Jean mencari jam yang ada di kamar itu. Matanya menangkap jam dengan gamar minions beserta nama yang menempel pada jam tersebut.

Jeanka Rasellio.

Itu kah namanya?

Gadis itu memijat ujung pelipisnya, kepalanya saat ini terasa sangat pening. Tapi, Jean harus mencari sesuatu di kamar ini. Apa benar ini kamarnya?

Jean berusaha untuk berdiri. Kakinya lemas seperti jelly, dan akhirnya dia terjatuh di matras.

Matras dengan motif galaksi, sama seperti kasurnya.

Jean mencoba untuk kembali berdiri, memegang ujung kasurnya. Ketika Jean sudah berhasil untuk berdiri, pintu kamarnya telah terbuka.

Menampilkan sosok lelaki dewasa dengan anak kecil berusia 10 tahun. Mereka berjalan menuju Jean dengan senyuman hangat.

Jean memundurkan badannya, namun, kasur di belakangnya menjadi batas untuk Jean kabur.

"Kak Jean!" pekik anak perempuan itu. Dia berlari, memeluk Jean yang menatapnya dengan kebingungan.

"H- hah? Kakak?" tanya Jean memastikan pendengarannya benar.

Lelaki dewasa itu mendekat, mengelus Jean dan juga anak perempuan yang sedang memeluk kaki Jean.

"Anak Papa." Papa── Anandra Rasellio.

Jean tertegun, matanya tidak berkedip ketika rambutnya dielus oleh Anandra. Berbeda dengan anak kecil itu── Joe Rasellio, dia tertawa senang.

"Kenapa, Jean?" tanya Anandra menyadari mimik wajah anaknya itu sedikit kebingungan.

Jean menunduk. "Seingat Jean ... Jean enggak punya Ayah."

Perkataan Jean membuat tawa dari Joe dan senyum di wajah Anandra memudar. Kedua Papa dan anak itu saling menatap.

Joe menempelkan jari telunjuk pada dagunya, matanya terpejam. "Kak Jean masih ngantuk kali, Pa."

Anandra menunduk, mengacak-acak rambut si bungsu dengan sayang, lalu tertawa. Bergantikan dengan tatapan sendu kepada Jean.

"Kamu anak Papa, nak. Kamu lupa sama Papa?" tanya Anandra. Beliau tersenyum hangat karena gelengan dari Jean. "Mungkin, ingatan kamu sedikit memudar. Kamu sudah koma selama 10 bulan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JJ: MISFORTUNETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang