02. Dua Kutub Magnet

544 65 3
                                    

Aku tidak dapat mengalihkan pandanganku dari wonwoo
Bagaimana tidak dia begitu tampan hari ini
aisss tidak dia memang sudah tampan setiap hari ini.
Woow
Dia memang selalu pintar dalam memilih pakaian lihatlah dia dengan kaos putih, celana jeans abu abu dan tas hitam dipunggungnya serta sneakers putih
Dia terlihat begitu mempesona,
Kakinya yang panjang dan badanya yang tinggi
Astaga wonwoo kenapa kau tumbuh dengan sempurna

WoowDia memang selalu pintar dalam memilih pakaian lihatlah dia dengan kaos putih, celana jeans abu abu dan tas hitam dipunggungnya serta sneakers putihDia terlihat begitu mempesona, Kakinya yang panjang dan badanya yang tinggi Astaga wonwoo kenap...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo senyum2 sendiri saat melihat wonwoo mengantri membeli ice cream di truck ice cream dipinggir jalan. Ia juga memegangi Pipinya yang memerah karna wonwoo.

"aigyo lihatlah kakinya yang panjang itu" jiso senyum2 sambil memotret wonwoo dari kejauhan

"ayo!" ajak wonwoo

Gugup jisoo langsung menyembunyikan hpnya.

Jisoo senyum2 sambil memakan ice cream nya

"Kenapa?" tanya wonwoo penasaran

"anio" jisoo masih senyum

Mereka memakan ice cream bersama menuju jalan pulang. Dan bercanda sepanjang jalan.

Jisoo tanpak bahagia Malam ini senyum tak lepas dari wajahnya bagaimana tidak dia sedang bersama wonwoo. Seseorang yang telah ia cintai sejak ia berumur 5 th.

--
Seoul, 2003

Seminggu setelah ulang tahun jisoo yang ke-5. Jisoo dan ayahnya pindah ke Seoul karna ayahnya ditugaskan menjadi guru olahraga di salah satu sma di Seoul. Tentu hal itu membuat jisoo sedih karna dia tidak dapat bermain lagi dgn suho dan irene di daegu.

Tiga hari berada di seoul jisoo hanya dititipkan di tk full day karna tidak ada yg merawatnya dirumah, jadi ayahnya memutuskan untuk menitipkannya disana.

Setelah kembali kerumah, jisoo hanya akan bermain dengan ayahnya melakukan teknik2 dasar tennis. Ia tidak memiliki teman sebaya dengannya dilingkungan tempat tinggalnya tentu saja itu membuatnya sedih.

Hari itu adalah hari minggu pagi sekitar pukul 08.00 jisoo dan ayahya sedang berlatih tennis dihalaman depan. Tentu saja mereka hanya berlatih ringan dengan melempar bola tennis karna halaman rumah jisoo yang tidak begitu luas.

"jisoo ingat, kau harus memegang raketnya seperti ini" ayah jisoo mengajar cara memegang raket pada jisoo kecil

"ayah raket ini cukup berat" jisoo mengembungkan pipinya tanda ia kesal

"gunakan kedua tanganmu sayang" ayah jisoo mempraktekannya didepan jisoo dengan sabar

"apa seperti ini ayah?" jisoo mengayuhkan raketnya sambil tersenyum

L [Lucas-Jisoo-Wonwoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang