Hanbin tak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Jinhwan hari itu merupakan pertemuan dan percakapan terakhir mereka. Sebab sehari setelahnya sekolah diliburkan dari kelas 1-5 karena kelas terminal akan mengadakan ujian kelulusan selama seminggu penuh.
Hanbin sama sekali tidak menyangka jika Jinhwan akan menghilang setelahnya seperti ditelan bumi dan kini sudah genap sebulan lamanya dia tidak pernah melihat sosok mungil itu lagi di sekitarnya. Tidak ada lagi yang menunggunya di taman belakang. Tidak ada lagi yang merecokinya ketika belajar.tidak ada lagi yang memaksanya memakan sayur dan tidak ada lagi suara merdu yang begitu nyaman di gendang telinganya. Hanbin bahkan tak sempat menanyakan dimana Jinhwan akan melanjutkan sekolahnya.
"Kau ada dimana?" Gumam Hanbin pada ruang kosong.
Sudah sebulan ini, kepribadiannya kembali berubah. Kim Hanbin yang pendiam sudah kembali, mengejutkan semua orang yang sudah sempat senang dengan perubahannya yang signifikan. Mereka turut sedih dengan menghilangnya Jinhwan, anak perempuan jelita yang berhasil mengubah kepribadian Hanbin dalam sekejab.
CEKLEK!
"Hanbinie..."
Nyonya Kim membuka pelan pintu kamar putranya dan melihat sedikit ke dalam untuk menemukan Hanbin yang selama sebulan ini menjadikan lantai di sisi tempat tidurnya sebagai tempat merenung dan melamun. Nyonya Kim mendesah sedih dan memutuskan untuk mendekati putranya lalu ikut duduk bersebelahan.
"Masih belum menemukan Jinanie?" Tanyanya lembut. Hanbin menggeleng sebagai jawaban. Dibanding sebelum bertemu dengan Jinhwan, Hanbin yang sekarang lebih pemurung dan tidak bersemangat. Dia sering menangis diam-diam karena merindukan Jinhwan, menyakiti hati Nyonya Kim yang sebagai seorang ibu juga ikut merasakan sakit yang diderita oleh putranya. Nyonya Kim yang menjadi saksinya, bagaimana Hanbin dengan keras kepalanya memaksa Tuan Kim untuk mencari Jinhwan di seluruh sekolah menengah di kota Seoul, dia bahkan memaksa untuk mencari ke kota lain di luar Seoul juga karena tidak ada nama Kim Jinhwan di sekolah mana pun di kota besar ini.
"Hiks! Mama... Jinanie..." Nyonya Kim memeluk putranya dengan cepat.Terenyuh karena Hanbin akhirnya menangis di hadapannya, selama ini bocah lelaki itu selalu berhasil menyembunyikan tangisnya dengan memasang wajah datar meski beberapa kali Nyonya Kim sempat memergokinya diam-diam menangis di dalam kamar ataupun di halaman belakang rumah mereka.
"Hanbinie harus kuat agar bisa menemukan Jinanie, arraseo?"Hanbin mengangguk meski tetap menangis sesegukan di dada ibunya.Nyonya Kim menghela nafas, sejujurnya dia juga heran dengan hilangnya Jinhwan yang menurutnya sangat tiba-tiba.Dia merasa ada yang aneh dengan kepergian sahabat putranya itu dan berakhir membuatnya berpikiran yang tidak-tidak. Tapi Nyonya Kim sudah tahu dari suaminya kalau Jinhwan memang sudah tidak ada lagi di Korea, kemungkinan gadis itu dan keluarganya pindah ke negara lain dan melanjutkan sekolah di sana.
"Apa hari itu Jinanie mengatakan sesuatu padamu, Bin-ah?" Hanbin mengangkat kepalanya dan menatap sang mama dengan kening berkerut.
"Dia hanya bilang ingin aku mencari dan menemukannya..." Nyonya Kim menghela nafas, bagaimana anak kecil bisa berteka-teki seperti ini.
"Hahh! Baiklah, mama akan meminta papa untuk tetap mencarinya, oke? Jadi jangan bersedih lagi... Mama sedih melihatmu begini, sayang." Hanbin melihat kantung mata mamanya dan menyadari pasti wanita yang sudah menjaga dan melahirkannya itu sangat sedih dengan sikapnya yang seperti ini. Akhirnya, Hanbin memaksakan senyum kecilnya dan mengangguk untuk membuat ibunya kembali senang.
"Begitu baru anak mama!"
.
.
.
YOU ARE READING
Find Me
RomansaHanbin kehilangan Jinhwan ketika masih kecil. Lalu kembali dipertemukan, saat semuanya telah berubah. Namun satu hal yang Hanbin pastikan takkan pernah berubah... Hatinya! BINHWAN/GS/RnR/