Suddenly

99 14 3
                                    

Hari minggu seharusnya menjadi momen yang bagus untuk mengistirahatkan diri setelah hampir enam hari lamanya disibukkan oleh segala hal yang ada di dunia ini. Tapi tentu saja hal itu tidak berlaku bagi Hanbin. Manusia yang gila kuliah dan gila kerja.

"Kalau sedang tidak kuliah ya berarti aku harus bekerja. Memang apalagi yang bisa kulakukan selain dua hal itu?" adalah kalimat andalan Hanbin bila ada yang bertanya mengapa dia harus repot-repot pergi ke kantor sepulang kuliah dan juga di hari libur begini.

Dan hanya tiga orang saja yang tahu alasan sebenarnya. Tuan Kim, Nyonya Kim, dan Kim Jiwon.

"Lucu sekali hidupku tidak jauh-jauh dengan orang bermarga Kim." 

Terkadang Hanbin akan tertawa dan mengatakan itu kalau tiba-tiba teringat Jiwon ataupun Jinhwan. Kadang juga heran sendiri, nama dua orang itu bahkan memiliki kemiripan. Walaupun wajah Jiwon berbeda jauh dengan Jinhwan, tapi Hanbin akan otomatis teringat akan anak perempuan di masa kecilnya itu jika melihat sang sahabat, karena itulah dia langsung merasa dekat dengan Jiwon dan memutuskan untuk berteman dengannya di hari pertama mereka bertemu.

"Kau sungguh sangat membosankan, Kim!"

Pekikan Jiwon membuat Hanbin tersadar dari lamunannya dan melongos pergi meninggalkan pemuda aneh yang tadi datang pagi-pagi sekali untuk mengajaknya pergi menghabiskan waktu di akhir pekan tapi dia tolak karena harus pergi ke kantor dan membuat sahabatnya itu berakhir mencak-mencak tidak jelas di atas tempat tidur yang tadinya rapih tapi sekarang sudah hancur tidak karuan.

"Kau boleh ikut kalau kau mau." Kata Hanbin begitu Jiwon berhasil menyusulnya ke garasi walau masih dengan tampang masam dan mata menyipit kesal. 

Jiwon mendengus.

"Ke kantor?" tanyanya membuat Hanbin mengangguk mengiyakan.

"Hm."

"Aku?"

"Eum!"

"Tidak, terima kasih!"

BRAK!

Hanbin melirik mobil di sebelahnya yang pintunya baru saja di banting dengan keras oleh Jiwon. Dia menggidikkan bahu sambil bergumam terserah ketika sahabatnya itu menolak mentah-mentah tawarannya untuk ikut ke kantor dan lebih memilih pergi sendiri entah kemana. Terserah sajalah, dia lelah sendiri kalau memikirkan Kim Jiwon dan segala keinginannya. Mereka sangat berbeda dalam segala hal, Kim Jiwon dengan jiwa mudanya dan Kim Hanbin dengan hidup membosankannya. Seperti air dan minyak, takkan bisa sepemikiran kalau tak ada yang mau mengalah. Untunglah persahabatan mereka bisa awet.

.

.

.

"Selamat pagi, Tuan!"

Hanbin tiba dengan cepat di perusahaan keluarganya karena jalanan cukup lengang. Begitu turun dari mobil dia langsung di sambut oleh petugas keamanan yang sedang bertugas hari itu.

Ketika memasuki gedung perusahaan, suasana sepi lah yang kali ini menyambut kedatangan Hanbin. Jelas saja, ini hari minggu dan kantor sedang tutup. Jadi tidak akan ada yang mau repot-repot datang ke tempat penuh pergulatan batin dan pikiran itu di saat kesempatan untuk beristirahat selama sehari penuh seperti ini datang. Sekali lagi, hanya Hanbin lah orangnya yang selalu bergerak melawan gravitasi.

Hanbin berjalan dengan santai menuju ruang kerjanya di lantai 5. Lantai yang hanya khusus untuk ruangan para manager perusahaan.

Dia adalah manager pemasaran.

Tuan Kim sengaja membuatnya menjadi manager karena ingin Hanbin belajar dari posisi yang cukup vital tapi tidak terlalu tinggi untuk ukuran seorang pemula sepertinya.

Find MeWhere stories live. Discover now