5 . 0

2.7K 559 19
                                    

Harvey itu asli inggris. Dan berkenalan dengan Renjun juga secara kebetulan.

Oh, lupa dulu bagaimana.

Tapi seingat dia, pertama kali melihat Renjun, Harvey pikir bocah itu akan susah untuk dimintai tolong saking datar ekspresinya.

Tapi waktu itu, saat dirinya tidak sengaja terpisah dengan Markㅡteman sekelas yang notaben bisa bicara inggris dengannyaㅡdan menyisakan kebingungan karena, yeah, waktu itu koreanya masih belepotan minta ampun, belum lagi dirinya baru pertama kali menginjakkan kaki di gedung fakultas bahasa dan ilmu sastra ini, dia dengan modal nekat akhirnya pilih mendekat pada the one and only person yang ada di sana, Renjun.

Meski sedikit takut-takut, Harvey mulai bertanya, "Excusme. EmmㅡIㅡI lost my friend and I don't know where he is knows. He didn't pick up my phone, and I wanted to go to canteen while waiting forㅡ"

Renjun yang dicolek pundaknya langsung saja menggiring Harvey menuju kantin. Tanpa bicara sepatah kata pun sampai tiba di dekat pintu.

Harvey lantas berterima kasih pada Renjun yang dibalas anggukan. Tidak mau berlama-lama juga sih, karena dia agak takut, apalagi omongannya tadi sempat dipotong, jadi Harvey melengos saja masuk kantin. Yang kemudian masalah selanjutnya terjadi adalah dirinya sedikit kaku mengenai pemesanan.

"Paket donkatsu, dua."

Harvey terselamatkan lagi berkat Renjun.

Renjun bukannya apa-apa. Hanya saja dirinya itu anti bicara bahasa inggris. Takut salah.

Tapi kan Renjun juga merasa tidak enak karena sama sekali tidak berbicara tadi. Jadi, ya beginilah.

"One for you." Begitu katanya dengan jari telunjuk terangkat. Harvey sendiri mengangguk-angguk mengangkat tangan membentuk huruf 'o' sebagai jawaban.

"Renjun Huang."

"Oh, yeah. I am Harvey."

Jabat tangan pertama.

ㅡend.

Aku Juga Punya! - Hrvy + H. RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang