Keesokan harinya..
"TIAAA! WOY KEMANA LO BANGKE!?" Teriak bucin si Morgan.
"APAAN SIH KAMBING GANGGU GW MAKAN AJA!" Dengan muka cem karpet yang kelipet.
Vanya pun langsung berlari kecil menuju meja Tia dan langsung mengeluarkan semua penderitaannya, "LO KEMANA KEMAREN HAH!? AISHH GW NYARIIN LO HAMPIR 2 JAM TAU NGGA?!" Teriak Vanya disamping telinga si Tia.
"Ya vangke ngapain teriak deket telinga gw pangsit! Ya masalah itu maap, gw pulang duluan sama si Rio. Lagian lo kenapa ngga nelpon gw?" Cerca Tia.
"Gw ngga punya pulsa plus paketan mau apa lo ha?!"
"Deuh misqueen sekali kao nak" Kalau Vanya tidak ingat kalau Tia adalah teman sejak ia masih embrio, rasanya dia mau menyedot ubun-ubun sahabat embrionya ini.
"Eh bentar bentar terus lo pulang sama siapa?" Tanya Tia. Vanya yang baru saja ingat apa yang ingin dia sampaikan ke Tia pun langsung menampilkan senyum malu-malu. "Ehe itu...
-gw pulang.. GW PULANG SAMA MORGAN KYAAAAAA~"
Tia pun hanya menutup telinganya mendengar teriakan sahabatnya ini. "Nah terus gimana? Lo pdkt sama Morgan?" Vanya pun mendudukkan dirinya disamping tempat duduk Tia.
"Hehe iya kita pdkt, terus gw juga diajakin date sama Morgan!! Mimpi apa gw Tia?!! Cubit gw terus bilang ini bukan mimpi! Iya kan!? Bukan mimpi kan?!"
Tia pun menggeplak kepala Vanya, "Aww sakit Tia!" Tia pun terkekeh melihatnya. Seketika kelas yang awalnya ribut seperti pasar yang dipenuhi ayam, seketika hening sehening padang pasir.
Tia pun menoleh kan kepalanya, dan kemudian matanya terbelalak. "Rio? Ngapain kesini?" Tanya Tia. Kelas pun penuh dengan bisik-bisik tetangga. Bagaimana tidak? Ketika dua most wanted sekolah mereka tiba-tiba menjadi dekat.
"Aku? Aku nyamperin pacar aku kenapa gitu?" Ucapnya sambil mengambil bangku di depan Tia. Vanya yang baru sadar akan apa yang terjadi di depannya pun langsung berteriak, "LOH!? LO BERDUA PACARAN?!!!!" Histerisnya. Anak-anak di kelas pun langsung berteriak. Rata-rata sih perempuan karena yah most wanted yang menjadi incaran mereka selama ini sudah taken dan sialnya, mereka tak bisa mengalahkan kecantikan pacar barunya.
Dan ahh Tio? Dia sudah pergi keluar kelas setelah mendengar teriakan Vanya.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•"Jadi mereka udah jadian?" Sosok lelaki itu pun menyeringai mendengar berita yang baru saja diberikan oleh orang kepercayaan.
"Baiklah dan katakan pada Aileen untuk pulang secepatnya. Bilang padanya bahwa saya menunggu kepulangannya"
Lelaki itu pun menaruh ponselnya dan mulai menatap kosong pintu di depannya. Ia pun berdiri dan pergi melihat jendela yang memperlihatkan sebuah mobil baru saja masuk kedalam mansion Bramanta.
Tok tok tok
Masuklah seorang perempuan paruh baya yang tak lain adalah ibu dari sosok pria itu. "Rey, ayo turun kita makan siang bersama" Ucap Karla ibu pria itu.
"Apa Rio sudah pulang mah?" Tanyanya tanpa membalikkan badannya. "Iya dia sudah datang. Dia juga mau makan bersama jadi kamu juga turun ya?" Dan pria tersebut pun berbalik dan kemudian berjalan mendekati sang ibu dan langsung memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn I Love Him
FanfictionYou were mine and forever mine -Rio I can't describe this feeling -Tiana Ngga suka? Ngga usah baca! So pasti ini gaje wkwk see yu!