Re-post : June 16, 2019
Disclaimer : Takaya Kagami dan Yamato YamamotoWarning : Tanda baca, ada unsur 'BL' dan yah, kalian nilai sendirilah.
.
.
.
Langit berwarna biru menjurus kehitaman kontras dengan pakaian pemuda yang tengah menegadahkan kepala ke langit. Udara dingin mampu menusuk kulitnya terlebih pada telapak kakinya yang tak beralaskan apapun.
Mereka seperti semu di mata Yuuichiro, seorang pemuda dengan surai hitam lebat dan mata hijau menyala.
"Yuu-chan." Sebuah suara menghinggapi pendengarannya dan Yuu cukup kenal bahkan sangat, sumber suara khas milik siapa itu dengan suara yang berubah'pun ia akan mengenali asal suara itu.
Yuu bergeming lebih memilih meratapi kelamnya langit, kemudian mengepalkan kedua tangan dengan kuat menimbulkan rona merah di sana hanya saja tak jelas mengingat gelapnya malam.
"Kau tidak tidur?" Yuu mencoba mengabaikan suara itu lagi. Sementara derap langkah sang pemilik suara terus mengaum.
Merasa diabaikan sang pemilik suara langsung mencium pipi Yuu dengan jahil. Ada tawa kecil sesudah ia melakukannya hingga membuat Yuu spontan menatapnya dengan mata mengerjap dan jangan lupakan pipi yang bersemu merah, tetapi sayangnya hal itu terhalang. Ingat hari semakin larut?
"Apa-apaan!" Yuu langsung menggosok-gosok pipi dengan beringas dan tentu saja kesal. Matanya tampak membelalak, setelah mendapatkan ciuman langsung dari Mika.
"Apa kau ingin secepatnya kembali pada Guren-mu yang bodoh itu?" Pemuda dengan surai pirang emas itu menatap Yuu lekat-lekat sembari memasang seulas senyum nakal.
"Hanya aku yang boleh memanggilnya bodoh! Mika." Mika yang mendengar hal itu cukup tersinggung. Apa karena mereka tak bertemu lama, Yuu langsung berpaling dengan keluarganya yang lain? Begitulah pikirnya. Seraya rambut blonde-nya di tiup angin ia tengah merenungi kata-kata yang keluar dari bibir pemuda yang sangat disayanginya itu.
Mika sadar betul betapa kuatnya tekat Yuu saat melihat Guren dua minggu silam. Guren sudah dikuasai serta dirasuki oleh siluman kepunyaannya sendiri di medan perang dan Mika tak tahu lagi kelanjutannya yang pasti ia, Yuu dan beberapa teman Yuu tengah bersembunyi sekarang. Ya, ke tempat yang menjauhkan mereka dari para vampire dan manusia? Kata-kata ini memang naif diungkapkan. Masalahnya mereka sendiri adalah manusia dan vampire, tentu saja begitu. Mana mungkin mereka bukan bagian dari itu.
"Kata-katamu menjengkelkan," ucap Mika merasa sebal dan memasang wajah pura-pura 'dongkol' dengan kedua tangan yang dilipat di dada.
"Dari pada itu, apa kau sendiri tak tidur?" Sesudah Yuu mengucapkan kalimat itu. Ia berlalu dari hadapan Mika.
Mika hanya menaikkan sebelah alis, lalu mengernyitkan dahi.
.
.
.
Persetanan dengan segala urusan malam ini, yang mana menimpa pemuda berambut blonde nan pirang, tak lain dan tak bukan adalah seorang Mikaela. Ia mencoba menerobos ingatan kelamnya, tak mau lagi mengindahkan kata-kata Yuu yang menganggap panggilan 'Guren Bodoh' itu hanya miliknya seorang.
Mika mengangkat bahu. Nanti saja mempersalahkannya. Toh, tak ada untungnya berpikir se-special apa Guren di mata Yuu. Meskipun ia tak bisa menepiskan rasa cemburu yang melanda.
"Krek..." Mika mendorong knop pintu yang tak tertutup rapat. Pintu ruang baca yang tepat berada di tempat yang tengah mereka singgahi sekarang.
Mika yakin Yuu akan menghabiskan waktunya di sini semalaman, setelah tak mendapatinya di kamar tidur yang ia tempati dengan Yuu. Shinoa dan yang lainnya'pun tampak sudah terlelap. Jadi, tak mungkin Yuu mau menghabiskan waktu dengan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Not Satisfying Me
Fanfiction[Cover] Art by: kazaritayu on Picrew Edit by: earlsulung on Ibis Paint X [Blurb] "Hanya aku yang boleh memanggilnya bodoh! Mika." Kata-kata itu tergiang di kepala Mika sehingga membuatnya ingin segera memiliki Yuu sepenuhnya.