Side

1.7K 180 30
                                    

Post : November 21, 2020

Di malam-malam sebelumnya. Yuuichiro menjadi lembu. Terperosok di antara tumpukan lembar-lembar lapuk. Salah besar kalau secara gamblang menyebutnya pemuda-pekerja-keras. Netra zamrudnya selalu tertutup di bawah jam 10 seolah melupakan peliknya dunia sekarang.

Virus yang melanda masih mengambang, tiada siaran dari orang-orang dewasa beralmamater dengan dasi menjuntai berikut id pengangkat leher. Hanya remaja-remaja tanggung serta anak kecil, pun dewasa muda yang kasat mata memang terbilang tampan.

Yuuichiro. Marganya Hyakuya, sejak lama kagum dengan sosok Guren. Pria yang menyebut dirinya 'sosok anak' bodoh sekali pikirnya. Dia menyesap susu persediaan terakhir mereka, menangis pelan-pelan. Kehilangan sosok tangguh yang menyelamatkan dan membimbing dirinya hingga seperti ini sangatlah menyedihkan. Terlebih saat pemuda yang selalu mengkoordinir pasukan pemberantas telah dicap 'berkhianat'.

Dia. Menutup buku yang jadi pengganjal dagu, matanya hampir menutup kalau saja sosok sebaya tak mengejutkannya di ambang pintu.

"Kupikir akan menggendongmu lagi." Mikaela sarkas dan Yuu yang tidak pekapun bisa menyadarinya.

"Maaf kalau merepotkanmu." Yuu memutar bola mata malas, niatnya mau mencibir. Namun, sosok bertelanjang dada dengan aliran keringat jatuh sampai ke pusar membuat fokusnya hilang.

"Apa, tergoda denganku, Yuu-chan?"

Oh, Sayang sekali Mikaela yang lembut dan berhati malaikat, sepenuhnya didiami iblis. Dia menyebalkan.

"Ti-tidak," sanggahnya. Percayalah, sejak mendiami panti kali pertama hingga sekarang. Yuu bukanlah penipu ulung.

"Hoh." Si vampire menginterupsi, tahu-tahu sudah menjilat telinga si kulit putih seraya cekikikan. "Ah, tanda yang kuberikan tidak berkamuflase jadi daging baru, ya?" Mikaela mengangguk-angguk dengan jari di dagu. Memperhatikan mahakarya berbentuk dua titik seperti dipatok ular.

"A-apa?!" Yuu gelagapan, kemudian menyentuh sumber 'tanda' yang dimaksud Mika. Ck, bekas gigitannya kah?

"Tanggung jawab, dong. Kau yang mencuri sisi manusiaku tahu, aku menahan ini sejak bertahun-tahun." Mika manyun. Jika bersama Yuu sikap dingin nan arogannya selalu mencair.

"Jangan menjengkelkan, Mika!  Kau seakan berkata kalau aku telah mencuri keperjakaanmu. Ini karena kau menjadi lemah, bodoh. Kalau begitu kubiarkan sekarat saja." Yuu melipat kedua tangan. Mengenang pertemuan mereka tempo hari.

"Hmmph ... Memang siapa yang membopongmu ala tuan Putri waktu itu?"

"I-itu." Wajah si surai raven seperti kepiting rebus. Aneh, malam begini malah kepanasan.

"Bicara soal keperjakaan. Kau tak bermaksud menyerahkannya dalam waktu dekatkan?" selidik pemuda pirang itu seraya berjongkok di hadapan Yuu yang lesehan di lantai. Sedikit-sedikit melirik paha Yuu yang minim bulu kaki.

"Mesum." Yuuichiro mencibir. "... Dan pakai bajumu, bodoh!" pinta si hijau sambil menonjok pelan perut polos Mika yang mulai terbentuk.

Mikaela tergelak. "sekarang kutanya, kenapa Yuu-chan tak pakai celana?" tanya bocah vampire seraya menggunakan telunjuknya untuk mengangkat ujung baju Yuuichiro.

"I-ini karena Shinoa mencuci semuanya dan dan ... A-ku tak menemukan apapun lagi." Yuu menarik ujung baju dengan telapak tangan, menutupi selangkangan indahnya yang hanya di balut celana dalam lembab kekuningan.

"Jadi Yuu-chan berjalan mondar-mandir hanya dengan atasan, huh?" Alis tebalnya berkedut. Cemburu, marah, tetapi merasa senang juga.

"Aku di sini sesudah mandi tadi. Makanya kuputuskan mengeringkannya di sini, tapi ..."

This Is Not Satisfying MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang