Sudah 4 hari aku di sini, di rumah kakek dan nenek. Udara di sini sangat dingin karena rumah kakek berada di dataran tinggi. Terlihat Gunung Merbabu dan Merapi berdampingan begitu gagahnya. Sebenarnya aku ingin sekali mendaki gunung, tetapi karena fisikku yang lemah aku tak pernah diijinkan oleh orang tuaku. Aku ingin satu kali saja selama aku hidup aku pernah berada di ujung tanah yang menjulang tinggi. Melihat samudra awan yang terhampar indah, menikmati sengatan matahari yang terasa panas di kulit, dan merasakan dinginnya angin yang menusuk hingga ke tulang. Aku ingin merasakan itu, aku ingin menikmati pemandangan yang belum aku lihat sebelumnya.
"Zhara, makan dulu! Ada soto dan ceker mercon kesukaanmu!"
"Iya nek sebentar!"
Aku bangkit dari kursi malas dan meletakan ponsel ke meja. Lalu menghampiri nenek di dapur dan meletakan makanan yang telah matang ke meja makan. Sungguh, soto buatan nenek adalah soto yang paling enak yang pernah aku makan. Saat aku di Bekasi, hampir setiap minggu aku rajin membeli soto di dekat pangkalan ojek dekat rumah atau di pinggir jalan. Tapi, rasanya tak ada yang bisa mengalahkan soto bikinan nenek. Aku tidak mengerti.
Setelah makan, aku pergi ke kamar untuk bergegas pergi ke pabrik bakpia. Ngomong-ngomong aku sangat suka dengan makanan itu. Jam menunjukan pukul 11.45. Aku bergegas ke kamar mandi lalu sholat dzuhur.Kiky : "P"
Kiky : "Bisa antar aku ke bukit Bintang? Sudah lama aku ingin pergi kesana"Sehabis melipat mukena, aku menyisir rambut dan menuju garasi untuk mengambil sepeda. Sepeda itu bukan punyaku, itu punya ibuku saat ia masih kecil. Kata kakek, sepeda itu adalah hadiah ibuku saat ia berumur 7 tahun. Ibuku merengek di belikan sepda karena iri melihat teman temannya pergi ke sekolah menggunkan sepeda. Aku hanya tertawa saja mendengar cerita kakek. Aku berangkat ke pabrik bakpia dengan melupakan ponselku.
*****
Setelah dari pabrik bakpia. Aku memainkan ponselku yang ku tinggalkan di rumah. Ada message dari Kiky rupanya. Aku jadi teringat tempo hari saaat kita duduk bersebelahan dikereta. Kiky datang ke Yogyakarta untuk menemui sepupunya yang baru pulang dari Jerman, karena waktunya di Indonesia hanya seminggu. Kiky berinisiatif untuk menemuinya. Ia rindu sekali dengan kakak sepupunya itu. Biasanya, saat hari raya tiba ia jarang sekali pulang untuk berkumpul dengan saudara yang lainnya. Ia sibuk bekerja di sana. Mengapa aku tahu hal ini? Jawabannya karena Kiky menceritakan tujuannya datang Ke Yogya. Katanya ia tak akan lama di sini. Mungkin sekitar 5 hari? Entahlah.
Aku melihat jam dinding. Disana menunjukan bahwa sekarang pukul 13.15 aku kalang kabut karena Kiky berjanji akan menunggu di terminal pukul 13.30 untungnya aku sudah mandi, jadi Kiky tak perlu lama menungguku datang. Ia menyarankanku untuk membawa jaket yang cukup tebal karena akan membawaku ke dataran yang cukup tinggi. Sebenarnya, siang ini Yogya sedang panas panasnya. Suhunya pun hampir 30 derajat. Tapi, kata kakek, aku harus membawa jaket karena takut nanti pulang kemalaman. Dengan berat hati aku menurut.
Kiky melambaikan tangannya saat melihatku turun dari ojek online. Ia memakai kameja flanel navy di hiasi jam tangan bewarna hitam di pergelangan tangannya. Jujur aku terpana melihatnya. Dia sama saja seperti dulu, tetap ganteng. Aku menyembunyikan pipiku yang memerah dengan memakaikan masker.
"Untung saja enggak telat. Sebentar lagi busnya datang!"
Aku nyengir lebar meskipun tahu Kiky tidak bisa melihatnya. Perjalanan dari sini ke bukit bintang memakan waktu cukup lama. Mungkin sekitar satu jam. Diperjalanan, kami banyak diam karena bus yang kami tumpangi sangat sesak. Bahkan ada yang sampai berdiri. Aku mengantuk, dan tertidur.
Kiky menatap Zhara dalam. Sudut bibirnya terangkat saat perempuan itu menyenderkan kepala di bahunya. Tercium wangi parfum yang lembut menusuk indra penciuman. Wangi yang sangat ia rindukan.
*****
Satu jam kemudian, kami sampai di Bukit Bintang. Aku terpana melihat pemandangan Gunung Merapi yang begitu gagahnya di depan mata. Aku benar benar excited saat pertama kali kaki ku menginjakan kaki di sabana ini. Kiky sama terpanannya denganku. Dengan segera ia membuka aplikasi kamera di ponselnya dan memotret segala hal yang ia lihat. Tidak hanya memotrert, ia juga mengambil beberapa video untuk di edit dan di unggah di akun youtube.
"Masyaallah keren banget!" ucap ku antusias. Untung saja hari ini pengunjung tidak ramai, jadi aku tidak terlalu malu. Cowok itu tersenyum lalu mengambil fotoku yang sedang candid.
"Nggak gagal deh aku ajak kamu ke sini"
Kiky mengajakku untuk duduk di rumput menggunakan alas kaki. Aku mengikutinya dari belakang. Tetapi aku ditarik ke sampingnya agar kami berjalan bersebelahan.
"Aku bukan pemimpinmu dan kamu bukan pengikutku. Makanya kamu berjalan di sebelahku"
"Yakali kamu bapak presiden Ky" ujar ku sambil tertawa.
"DI bawah pohon ya kita dudukya!"
"Oke!"
Waktu berjalan dengan cepat. Senja menggelayuti langit dengan nuansa jingga yang menggelayut indah. Tak terasa petang akan datang. Aku masih betah ada di sini apalagi aku sedang bersama Kiky. Aku masih ingin berlama lama tapi Kiky bersikeras untuk mengajakku pulang. Aku memohon kepadanya agar pulang saat cahaya lampu kota telah menyala. Saat langit berubah warna menjadi hitam. Dengan berat hati cowok itu mengangguk dan mengajakku untuk pergi ke puncak Bintang Bintang. Terlihat jelas di sini. Kelap kelip kota! Aku suka!
"Kamu suka?" Aku menggangguk.Tak lama Kiky pun diam. Aku melihat ke arahnya dan mendapati Kiky sedang menatap ke city light dengan tatapan kosong. Ada muram di wajahnya.
"Kamu kenapa?" Ucapku pelan
Yang ditanya menghela napas panjang seperti mengeluarkan seluruh emosi yang terendam.
"Kak Rafi beruntung ya punya kamu?"
Hening seketika. Suara jangkrik berbunyi sangat nyaring. Angin berhembus kencang menerpa rambutku yang diikat kebelakang. Aku diam dan ia pun diam. Dadaku bergemuruh rasanya aku tak tahan jika ku pendam terus-terusan.
"Rafi bukan siapa siapa aku."
Kiky menatapku heran "Bukannya kamu pacarnya?" aku menggeleng ia nampak terkejut. Tangannya di masukan ke saku jaket lalu menatap langit.
"Ka-mu sama pacar kamu ehm.. baik baik saja kan?" tanyaku ragu. Ia menghela nafas lalu menatapku.
"Sudah putus."
"K-kenapa?"
"Dia tahu aku sukanya sama kamu. Tapi saat aku ingin memberitahu perasaanku, kamu sudah pacaran dengan cowok itu, kak Rafi"
Salah besar. Rafi bukan siapa siapa. Aku ingin mengatakan itu sekarang. Rafi memang baik padaku. Beberapa kali ia mengutarakan perasaannya tetapi aku pura pura tidak mendengar dan menutup telingaku rapat rapat.
"Ky, Rafi bukan siapa siapa aku. Kamu nggak salah kok jika Rafi belakangan ini mendekati ku. Bahkan setelah lulus sekolah dia pernah bilang kepada ayahku bahwa ia akan melamarku setelah aku lulus kuliah. Aku mendengarnya Ky! Tapi sampai kapan aku harus mengelak perasaan ini untukmu?"
Kiky mendekapku ke dalam pelukannya. Aku menangis di sana tak peduli jika orang lain melihatku. Aku capek memendam perasaan ini terlalu lama. Aku capek terus terusan bersandiwara. Biarkan kali ini aku mengikuti permainan semesta. Biarkan kali ini aku mengutarakan perasaan di dada. Sekarang jam 20.00 tepat, aku segera menyeka air mataku dan membuka botol air yang ku simpan di saku tas lalu meminumnya hingga tersisa seperempatnya. Aku masih haus karena habis nangis, tapi aku terlalu malas untuk membeli air.
"Nih!" Kiky menyodorkan air mineral kepadaku. Aku menengguknya dengan malu.
"Makasih ya!"
"Enggak, harusnya aku yang harus bilang terimakasih kepadamu. Terima kasih Zhara kau membalas perasaanku" Aku tersenyum lebar dan mengangguk. "Sama-sama"
Benar apa yang kata orang katakan. Yogyakarta memang selalu meninggalkan kesan. Aku pikir orang-orang hanya melebih-lebihkan perkatannya. Tapi, kali ini aku setuju dengan perkataan yang orang orang katakan. Terimakasih Yogykarta atas momen-momen yang kau berikan.TAMAT
Akhirnya, ini adalah cerita pertama yang aku buat sampai selesai. Sebenarnya, aku ragu buat ngepublish cerita ini >< beda banget sama yang ada di pikiran aku. Maaf jika masih banyak kesalahan kata dan jalan cerita yang begitu klise hehehe. Bagaimana kesanmu saat membaca cerita ini? Aku harap kalian menyukainya.^^ Sampai jumpa, semoga bisa kembali dengan cerita cerita baru di lapak ini. Karena berhubung sebentar lagi aku kelas 12, rintangan di sekolah pasti banyak banget. Aku nggak janji kapan aku akan menulis lagi. See you guys love you 💓

KAMU SEDANG MEMBACA
About The Feelings
Teen FictionInsyaallah akan menjadi kumpulan cerita pendek. Penasaran? Yuk baca!