Just Lalita - Part 8

80 18 0
                                    

Vote First, Thankyou!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Just Lalita

Daren duduk di depan Pak Penghulu bersama keluarga dan kerabat dekatnya. Secara tiba-tiba, dia mengulurkan tangannya ke arah Pak Penghulu sambil cengengesan lebar.

"Daren, Pak." Jelas Daren sambil mengenalkan dirinya ketika Pak Penghulu memasang raut wajah bingung.

Ayah Daren yang berada di dekatnya langsung memukul tangan Daren karena malu. Anaknya itu malah mengajak Pak Penghulu bercanda.

"Kok lama, Yah?" Daren mulai bosan menunggu. "Pantat Daren udah kesemutan nih." Adunya. Dari jam enam pagi sampai jam delapan pagi, Lalita tidak kunjung keluar dari kamarnya bersama Mak Andam yang beler itu. Heran sih, dandan emang selama itu ya?

"Sstt, kayak anak kecil aja kamu." Sahut Ayahnya dengan sorot mata tajam. Badannya sedikit mencondong ke arah Yuai, lalu berkata, "Yang, aku kesemutan juga nih."

Yuai tidak habis pikir. Heran melihat tingkah anak sebelas duabelas sama bapak.

Daren mencibir ketika Ayahnya mengadu ke Ibu. Kemudian, Daren kembali fokus mengingat nama Lalita. Gugup juga sih. Pertama kali nikah, siapa yang nggak gugup coy? Cowok itu bahkan sampai menggumamkan nama panjang Lalita berkali-kali agar tidak salah ketika mengucapkan ijab qobul. Katanya sih, kalo tiga kali salah penyebutan, pernikahan bakal diundur.

Kenta yang melihat anaknya gugup kepalang, langsung menggapai tangan Daren dan menggenggam tangan itu erat-erat. "Santai aja. Ntar jadi kebiasaan kok."

Daren cengo. Maksudnya kebiasaan apa coba? Daren bakal terbiasa dengan pernikahan, gitu?
Ini bapaknya gila apa sinting? Masa nyuruh anaknya nikah berkali-kali?

"Apaan sih, Yah." Cetus Daren. Jokes Ayahnya tidak sampe ke humor Daren.

Kenta terkekeh, "Canda, Nak."

"Gak lucu, Yah."

"Bercanda ngga selamanya lucu, Nak."

"Kalo gitu jangan bercanda, Yah. Garing."

"Ayah belajar dari Hadi, Nak."

"Udah deh, Yah. Kalo bosen jangan lampiaskan ke Daren."

"Lah kamu, tiap hari gangguin Ayah. Masa Ayah gak boleh gangguin anaknya sendiri?"

Daren mendelik heran. Ayahnya emang suka aneh gini kalo lagi bosan. Biasanya sih dia ganggu istri, bukan anak-anaknya. Tapi, karena Yuai lagi PMS, jadinya Kenta melampiaskan kebosanannya ke Daren. Kalo ke Yuai, bisa berabe Kenta-nya dibuat Yuai. Cewek PMS, sensian. Kelar mood lo. Bukan kelar idup lo. Lebay amat kalo sampe kelar idup lo, wkwk.

Perdebatan antara anak dan bokap terhenti karena Lalita keluar dari kamar pengantin di tuntun ayahnya.

Daren makin gugup ketika Lalita dan Ayahnya bergabung dengan dia disatu meja khusus. Meja ini menjadi bukti mati atas pernikahan Lalita dan Daren yang sebentar lagi akan terlaksana.

Daren sempat terdiam karena melihat ternyata Mak Andamnya itu sangat handal dalam make up. Tidak ada kantung mata hitam sedikitpun di wajah Lalita. Make up Mak Andam berhasil menipu raut wajah sedih Lalita.

Tiba saat yang di tunggu-tunggu.

Daren memperhatikan Ayah Lalita bersalaman dengan Petugas yang menjadi penghulu kedua pengantin.

Setelah melewati beberapa tahap yang diperlukan, petugas itu menuntun Ayah Lalita agar menyerahkan anaknya kepada calon suami.

"Ananda Daren Arajun Kent bin Kenta Junshio, saya nikahkan dan saya nikahkan engkau—,"

Pak penghulu itu menghentikan ucapan Ayah. Lalita hampir menangis ketika Ayahnya salah ketika pengucapan ijab. Namun, ucapan kedua kalinya, Beliau lontarkan dengan sangat tegas dan jelas.

"Ananda Daren Arajun Kent bin Kenta Junshio, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama Lalita Irsya Darabista dengan maskawin sekian-sekian, dibayar tunai."

Deg deg

Daren menarik nafas dalam-dalam, "Saya terima nikah dan kawinnya Lalita Irsya Darabista binti Bagum Jonatan Edgar dengan maskawin tersebut, tunai."



***
TBC

Hello-helloooooo! Selamat untuk pengantin baruuuuuuu uhuuyy😌

Maafkan aku yang baru kembali update untuk sekian lama pergi menghilang dari wattpad😭 maaf banget yaahh.

Di Riau, kabut asapnya tebal bangett. Jadi aku merasa malas, gak mood, dan ga ada ide untuk ngelanjutin cerita. Maaf banget! Tapi, Alhamdulillah, kabutnya udah lumayan berkurang sih. Nggak kayak yg kemarin" yg tebel bgt sampe" langitnya berubah warna jadi kuning karena ketutup dgn ketebalan asapp😷

Just LalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang