Just Lalita - Part 10

36 3 0
                                    

"Makasih ya?" Kata Lalita setelah turun dari motor Brandon.

Brandon memberikan senyum sekilas sambil merhatikan rumah Lalita yang terlihat tidak berpenghuni.

"Kenapa rumah kamu sepi?" Kalo Brandon udah pake embel-embel kamu, itu tanda keseriusan dia dan atau mungkin dia emang lagi kangen-kangennya sama Lalita.

"Lagi pada keluar kayaknya," Dusta Lalita. Ya iyalah, kan mereka semua ada di rumah baru Lalita khusus dia dan suami barunya.

Ngomong-ngomong tentang rumah, itu beneran rumah Daren, dari semua hasil kerja keras yang dia tabung. Lalita gak tau berapa lama Daren mengumpulkan semua uang itu untuk membangun rumah yang cukup mewah. Mungkin Daren gak rela kali ya karena terpaksa berbagi rumah dengannya?

Sempat kepikiran kayak gitu. Tapi, Daren benar-benar memanjakan Lalita disini. Semua hasil kerja kerasnya dia bagi berdua Lalita, sedangkan Lalita, uang saku sebulan buat kuliah aja masih pake uang orangtua, malu banget astaga.

Rasanya pengen part time. Setidaknya, Lalita bisa jadi perempuan yang lebih mandiri lagi dan mengurangi beban orangtua, walaupun mereka tidak menganggap anaknya sebagai beban, tetap saja, Lalita ingin mengurangi, dan pastinya bisa lebih mandiri lagi.

Brandon mengangguk sekilas. Dia diam sambil natap Lalita. "Mau keliling sekali lagi?" Tanya Brandon meminta izin Lalita terlebih dahulu.

Lalita terkekeh geli. Ternyata Brandon masih sangat merindukannya. Lucu banget.

"Ayo,"

Setelah keduanya puas berkeliling sambil bercanda ria di motor dengan obrolan yang tidak terlalu serius. Lalita lagi-lagi turun di depan rumahnya.

Sepergian Brandon, dia pun masuk ke dalam rumah sebelum memesan ojek online untuk balik ke rumah yang sebenarnya.

Tentu saja Lalita tidak lupa dengan statusnya yang sekarang. Dia adalah istri Daren. Sepanjang perjalanan pulang, Lalita udah feeling kalau orang Rumah pasti nanyain dia, terutama Daren. Tapi, karena ini udah terlanjur malam banget, Lalita berharap, semuanya udah tidur. Bisa mampus dia diserang orang Rumah karena main cabut.

Sampai di Rumah, nggak ada tanda-tanda kehidupan disana. Lalita jadi legaan dikit. Tapi, begitu dia masuk ke dalam, ada Daren yang menyambut kedatangannya dengan tatapan membunuh.

"Bagus ya, pergi jalan gak pake izin."

"Maaf, buru-buru tadi," walaupun terkesan mencari alasan, tapi memang itulah yang terjadi.

"Gue gak nerima alasan itu."

"Tapi emang itu alasannya. Gue buru-buru, maaf gak izin."
Lalita mulai merasa takut ketika Daren berjalan menghampirinya.

"Mama nyariin lo. Taunya lo malah keasikan jalan sama pacar. Kalo udah kayak gitu, gue harus bilang apa ke mertua, hm?"

"Maaf," Lalita benar-benar merasa bersalah, banget. "Yang lainnya udah pada tidur?"

"Liat jam lo. Jam berapa sekarang?"

Lalita langsung nurut, "Jam setengah satu." Demi apapun dia takut banget. Daren berubah jadi menyeramkan.

"Menurut lo udah pada tidur atau belum?"

"Udah."

Begitu Lalita menjawab, Daren langsung membawa Lalita ke dalam kamar agar penghuni rumah lainnya tidak terganggu dengan argumen mereka. Dia mengunci pintu. Kemudian menatap Lalita tajam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun ke Lalita.

"Gue minta maaf," ujar Lalita memecahkan keheningan yang diciptakan Daren.

Daren menghela nafas panjang menatap istrinya.

"Jangan marah, Ren."

"Diem dulu." Daren kalut. Tapi dia berusaha agar tidak emosi.

Lalita tahu ini salahnya. Dia pantas dimarah Daren.

Tapi, bukannya marah, Daren malah menarik Lalita ke dalam pelukannya.

Lalita dapat merasakan detak jantung Daren yang berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya. Bukti kalau Daren benar-benar berhasil menahan emosinya.

Daren takut lepas kendali.

"Gue suami lo, Ta. Walaupun kita berdua nggak saling suka. Tolong hargai gue sebagai suami lo."

Lalita terdiam. Hatinya seperti dihujami beribu jarum melihat ketulusan Daren.

"Lebih tepatnya belum saling suka. Lo harus ingat, Ta. Lo itu istri gue dan gue suami lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just LalitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang