Part 15

6K 534 38
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

.
.
.

"Kok bisa luka sih?" Ujar Ali panik
lantas meniup niup lutut Amanda yang terluka.

"Tadi kena dorong Adit jadi jatoh."

"Lain kali hati hati." Ucap Ali lantas dengan tiba tiba membopong tubuh Amanda ke dalam gendongannya
membuat gadis itu terhentak kaget.

"Eh? Mau kemana?"Tanya Amanda
dengan tangan berpegang pada bahu Ali.

"Ke UKS! Kaki lo harus diobatin biar gak infeksi." Ali berbicara sambil
melangkah menuju ke UKS dengan Amanda di gendongannya.

Amanda tersenyum menerima perlakukan Ali.
Bagi Amanda Ali selalu bisa menjadi
pelindungnya,
Penghiburnya bahkan Ali seperti selalu ada untuknya setiap waktu.

"Jangan liatin muka gue terus! Gue tau gue emang ganteng." Ujar Ali
diiring senyum jahilnya.

Membuat Amanda tertawa terbahak bahak.

"Sok ganteng." Cibir Amanda disela tawanya.

"President aja tau kalo gue ganteng."

"Iyee yang ganteng nya diakui presiden." ucap Amanda hingga Ali ikut tertawa.

*
*
*

"Ali!?"

Ali menoleh lantas menautkan alisnya menatap Kevin  yang memanggilnya dari pinggir lapangan.

"Apa?" Tanya Ali lantas mendekat.

"Dari mana aja lo? Gue udah keliling dunia cari lo gak taunya nongol disini."

"Dari UKS." Sahut Ali dengan mata
memandang seluruh lapangan.

Sedikit binaran dimatanya muncul
manakala siswi siswi kelas IPA tengah
berolah raga.

"Ngapain?" Tanya Kevin lagi.

"Itu Amanda lututnya luka tadi jatoh."

Kevin mengangguk mengerti lantas
bersedekap dada.

"Terus lo mau kemana?"

"Gue mau ke kantin! Amanda belum
makan." jelas Ali membuat Kevin memutar bola matanya malas.

"Dia gak akan matikan kalo bukan lo yang beliin?"

"Iya sih! Tapi gue kasian aja liatnya."

"Yaudah lah biarin! Gue yakin dia gak akan marah."

Ali menghela nafas mendengar ucapan Kevin

"Emang lo mau apa?" Tanya Ali kesal.

"Verrel punya vidio baru kuyy nonton?"

"Gue tobat Vin."

"Bentar doang kali!"

"Yok? Li?"

"Itu kelas IPA lagi olah raga kan?" Tanya Ali  yang diangguki Kevin.

"Berarti ada Prilly dong?" " Tanya Ali lagi dan kembali Kevin mengangguk.

"Nih uang lo beliin makanan dan kasih ke Amanda. Gue mau samperin jodoh gue dulu." Ujar Ali dan dengan tanpa permisi meninggalkan Kevin begitu saja.
Ali berlari ke tengah lapangan.
Kevin hanya bisa Melongo dengan wajah kesal akan tingkah Ali.

"Maruk bener! Dua duanya diembat."

*
*
*

"Hai!"

Sapa Ali membuat Prilly menarik nafas panjang.
Belum hilang rasa gerah ditubuhnya
kini ia harus gerah hati akibat kemuculan Ali.

"Hue lagi gerah! Please ya? Jangan ganggu gue dulu." Ujar Prilly memelas
membuat Ali menatapnya tak tega.

"Lo kegerahan?" Tanya Ali

"Iya."

"Buka baju aja! Gue kalo gerah suka buka baju, udah abis itu hilang gerahnya." Saran Ali membuat Prilly menatapnya tajam.

"Gue cewek kali!"

"Ya emang kalo cewek gak boleh buka baju? Atau mau gue bukain?"

Tukk

Satu jitakan mendarat dikening Ali
membuat pria itu mengaduh kesakitan.

"sakit mi,"

"Abis otak lo tuh gak pernah bener," Sahut Prilly lantas duduk dengan kaki berselonjor. Hingga Ali juga mengikuti aksinya.

"Tadi-"

"Jangan ngomong Li! Gue lagi capek badan dan jangan bikin gue capek pikiran juga." Potong Prilly saat Ali hendak mengeluarkan ucapannya.

Ali diam menatap Prilly yang mengibas
ngibaskan tangannya.
Lantas senyum manis pria itu tampilkan manakala ide hebat terlintas diotaknya.

"Ali lo ngapain sih?" Tanya Prilly risih saat dengan tanpa bersalah Ali meniup niup lehernya.

"Biar lo gak kegerahan."

"Tapi malu Li!"

"Hak telanjang ini? Ngapain malu?" Ujar Ali dan kembali pada aksinya.

"Alii ih jangan kayak gitu." Pekik Prilly
membuat Ali menjauhkan wajahnya.

"Terus gue harus gimana biar lo gak
kegerahan?"

"Diem!"

"Kalo gue diam Indonesia bakal turun salju gitu?"

"Ya enggaklah!"

"Terus?"

"Ali bisa diem gak sih?" Pekik Prilly  gemas hingga Ali tercengir.

Ali diam menatap Prilly yang terus mengibas ngibaskan tangannya.

"WOY GENDUT? KESINI LO!" Pekik Ali
membuat Prilly sedikit kaget.

Pria gendut yang sedang membawa buku paket yang lewat dipinggir lapangan menatap Ali sejenak
lantas kembali berjalan.

"WOY GENDUT! BUDEG! SINI KALO LO MASIH PENGEN JALAN PAKE DUA KAKI" Pekik Ali lagi hingga pria itu berjalan kearah Ali.

"Apa sih Li? Kok teriak teriak gitu?" Ujar Prilly  tak suka namun tak Ali gubris.

"Ada apa kak?" Tanya pria itu
membuat Ali menatapnya tajam.

"Lo udah gendut sok jual mahal ya?
Gue jual di toko pedia ampe lumutan lo juga gak bakal laku." Ucap Ali kesal.

"Minta buku lo satu." Ucap Ali lagi
lantas menarik salah satu buku ditangan pria itu.

"Tapi ini buat kelas aku kak."

"Pinjem doang gak bakal gue jual kok! Udah sana pergi," usir Ali.

Ali mendengus saat pria itu menjauh
dan senyum manis terpancar dibibir.

"Sini gue kipasin lo pake buku ini." ucap Ali  pada Prilly.

"Ngebentak adik kelas cuma buat  ngipasin gue?" Tanya Prilly memastikan.

"Iya."

"Lebay lo mah!"

"Gak lebay kok! Cuma kalo gue udah sayang sama seseorang ya orang itu harus selalu nyaman."
Sahut Ali  membuat Prilly tersenyum karnanya.

TBC.

Annoying (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang