prolog.

14 1 0
                                    


Lihatlahh kini seorang pemuda berpakaian yang penuh akan asesoris yang melekat di bajunya bahkan dia mentato di bagian tertentunya yang membuat penampilanya semakin menyeramkan bahkan jika ada yang menatapnya akan membuat terimtimidasi jika melihat manik mata hitam pekatnya itu.

Kini sangat membuat suasana menjadi tegang saat pemuda ini marah tidak tanggung- tanggung dia akan memukul bahkan menendang sesuatu di depannya jika ada yang membuatnya marah.

"Oi. Bro. Nih, anak buah jacob udah gue lumpuhin! Mau di apain lagi?" Seorang pemuda berambut coklat menarik pemuda yang berambut agak hitam di tikungan tangannya membuat pemuda itu tidak bisa bergerak.

"Bawa dia ke ruang bawah tanah!" Titahnya sambil menghisap asap rokok di antara jemarinya.

"Lepaskan!" Ia meronta- ronta saat dirinya akan di bawa ketempat paling menyeramkan di tempat ini! Ia tahu ada hal yang berbahaya jika dia tidak kabur.

"Diam bego!" Sarkass dion pemuda berambut coklat tersebut.

"Juna! stevi nyari lo tuh di sekolah. Dia ngoceh mulu sedari tadi bikin kuping panas!" Ujar dave yang baru datang di bace camp.

"Biarin saja. Gue males berhubungan dengan dia!" Ucap santai juna sembari memainkan asap rokok ke udara.

"Yaelah bro jadi orang playboy. Kena karma tau rasa!"

"Bodo!"

Di lain tempat seseorang perempuan sedang menunggu jemputan di halte sekolahnya.
"Ih sebel!" Geram stevi yang sedari tadi menelfon pacarnya namun tak pernah di angkat dari cowonya.

"Ada apa? Kok cemberut begitu?" Tanya lisa sembari duduk di samping  stevi.

"Si juna ngga bisa di hubungin jadinya sebel seolah-olah aku ini bukan prioritasnya!"

"Juna? Siapa dia? Kok kamu bisa jadian sama dia? Sekolah di sini?" Tanya lisa bertanya beruntun.

"Sebenarnya aku ngga sengaja ketemu sama dia di jalan. Dulu aku pernah di ganggu sama preman dekat sini eh dia selamatin aku. Kita saling minta nomer kontak" jelasnya.

"Minta nomer kontak?"

"Sebenarnya sih aku yang minta kontak dulu ke dia lagian dia itu behh.. ganteng bangett. cool sumpah!" Jelas stevi sembari cengegesan .

"Trus"

"Terus. Aku nembak dia lewat WA ehh dia menerima aku! Tpi sifatnya cuek!" Lirih stevi.

"Whatt? Kamu nembak dulu?"

"Lagian aku ngasih kode, dia ngga pernah peka!" Ujarnya.

Berapa menit angkot datang juga.

"Mau naik ngga?" Tanya lisa yang sudah di dalam angkot.

"Emm- iya!" Stevi pun akhirnya naik. Sedari tadi ia ingin meminta juna menjemputnya namun juna tidak meresponnya.

Di tengah perjalan yang tadi tenang berubah menjadi ricuh. Akibat ada segerombol pemuda yang memecahkan dan menghentikan mobil di depan angkot yang sedang mereka tumpangi.

"Keluarr!!!!"

"Ngapain liat-liat? Emang ini tontonan hah? Pergiiii!"teriak salah satu pemuda yang membuat onar ke semua warga.

"Oi pak supirr muter balikk!!" Bentak seorang pemuda yang berpakaian preman dengan tindik di kedua telinganya.

"Pak muter aja"

"Iyh pak bahaya!"

Para penumpang memberi saran ke supir.

"Cepett!" Bentaknya.

Sad END to MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang