KE TUJUH BELAS

5 1 1
                                    

Semenjak aldi dan gibran mengungkapkan perasaannya suasana aldi, gibran, indri lebih canggung gak biasanya. Atau mungkin indri doang yang canggung.

"Bagi saos nya iihh al, lu mahh pelit amat." Pinta zahra yang lagi nungguin aldi memakai botol saos.

Aldi memberikan botol saos ke zahra tanpa berbicara, zahra yang melihat pun cemberut.

"Ini kenapa pada tumben diem diem aja dah, pada sehat kan?" Tanya zahra linglung melihat keadaan dari mereka berempat yang hening.

Indri yang lagi sibuk mengaduk kuah bakso pun menjawab "kan lagi makan ra, gak boleh ngomong lahh."

Zahra mengacak rambut indri "halah..biasanya juga pada ngomong mulu." Indri hanya tersenyum kecut.

Sampai makanan yang mereka habis dan tersisa minuman, tetep hening.

"Hmm...gibrann." panggil zahra, gibran yang mendengar pun hanya bergumam sebagai jawabannya.

"Gue mau bicara ama lu..." zahra menggantungkan kalimat nya, lalu melihat indri dan aldi, kembali lagi ke gibran yang sibuk dengan handphone nya "berdua." Lanjutnya

Indri yang paham maksud zahra pun angkat bicara "aduhh gue lupa ra, tugas dari bu fitri belum gue kerjain." Sambil menepuk jidatnya.

"Gue izin ke perpustakaan dulu ya, mau nyari buku." Setelah itu indri keluar dari ruang kantin.

Aldi beranjak dari duduk nya "mau kemana?" Tanya gibran

"Kepo!" Jawabnya sinis lalu pergi menyusul indri.

'Sial.'
-
"Aishh buku nya kenapa tinggi banget sii. Kan gue mau novel yang itu." Indri ngomong sendiri. Tugas yang dia bilang itu sebenernya bohong, biar dia bisa keluar dari kantin, lebih tepatnya pergi dari aldi dan gibran.

Bugg
Seperti jin. Aldi pun datang setelah indri mikirin dia.

"Aww, sakit al. Kenapa di gebuk sih?" Tanya indri sambil memegang kepala nya yang tadi sempat digebuk pelan sama aldi dengan buku nya.

"Udah tau bukunya dirak yang paling tinggi trus lu pendek, kenapa gk minta tolong aja sih?" Ucap aldi lalu menaruh satu tangannya di saku celananya
"Lu mau kayak di drama drama gitu? Lu sengaja ngambil buku rak yang paling tinggi trus ekspektasi lu bakalan ada cowok yang nahan pas lu jatoh gitu?" Lanjutnya

Indri memutar bola matanya berusaha menghiraukan perkataan aldi sambil terus berusaha mengambil buku novel yang dia incar.

Aldi menjauhkan badan indri buat nge jauh dari rak buku, diganti dengannya. Lalu mengambil novel tersebut.

"Nih." Ucapnya

Indri berdecak "ck. Kalo mau bantuin gausah nasehatin segala."
Indri melewati aldi yang masih mematung, mencari tempat duduk yang nyaman dan aman.

Aldi memiringkan kepala nya "emang salah ya kalo gue nasehatin calon?" aldi menggeleng pelan lalu mengikuti indri, dan duduk dihadapannya.

"Lu tadi kenapa ngejauh pas zahra mau ngomong ama gibran?" Tanya aldi, namun indri menghiraukan pertanyannya dan terus sibuk dengan novel nya.

"Lu kenapa ngejauh pas zahra mau ngomong ama gibran?" Tanya aldi mengulangnya.

Indri yang lama lama merasa terusik dengan aldi pun berdecak dan menatapnya sinis "YA KAN ZAHRA UDAH BILANG KALO DIA MAU NGOMONG BERDUA YA..OTOMATIS GUE PERGI LAA. GITU AJA MASA GATAU!"

Setelah indri berbicara seperti itu. Ditegur dan diusir oleh sang petugas perpustakaan.

Indri menatap kedepan sambil memeluk novel nya menuju kelas nya. Aldi yang disamping nya hanya tersenyum karna bisa melihat indri marah lagi.
-
(Zahra&gibran)
"Mau ngomong apa?" Tanya gibran to the point

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang