03. New Place

15 6 4
                                    


0o0o0


“Dengan Tuan Grisham Linwood Caldwell?” Ms.Teresa turun dari mobilnya dengan senyum mengembang di bibirnya. Penampilannya cukup fashionable.

“Iya.” Gray menjawab singkat, ia berusaha menampilkan senyum walau terlihat sangat kaku sekali.

“Wah oke deeh, aku Teresa pasti kau sudah tahu ya?”

Gray mengangguk lagi.

“Ayo taruh barang-barang mu.” Ms. Teresa menyuruh Gray untuk segera bergegas. Gray menarik kopornya dan menaruhnya di bagasi mobil.

“Silahkan masuk-silahkan masuk.” Ms.Teresa bersemangat sekali. Gray duduk di samping Ms. Teresa yang mengemudikan mobil ini.

“Oke Grisham, aku Teresa Campbell. Kau tak perlu memanggilku menggunakan Ms. Aku ini merupakan salah satu kolega kerja ayahmu, turut berduka cita ya atas kepergian ayahmu.” Mereka baru saja keluar dari perumahan Gray, dan Ms. Teresa sudah bercerita. Tak apa, Gray tak kesal kok mendengarkan itu semua.

“Eummm baik Teresa. Kau juga cukup memanggilku Gray.” Seperti biasa, ia berbicara dengan tempo pelan.

Seketika percakapan di mobil terhenti. Jalanan di depan macet, konsentrasi Teresa penuh untuk lalu lintas.

“Teresa, aku anak seorang koruptor di kantormu. Tetapi kau mengapa mau menolongku?” Jalanan di depan sudah cukup lengang, Gray memberanikan bertanya mengenai hal yang terpikir di kepalanya sejak tadi.

Teresa tersenyum “Itu tidak ada hubungannya Gray. Aku pernah mengalami hal seperti kau. Saat kedua orang tuaku pergi, dan tidak ada satu orang pun keluarga besar yang peduli. Ada seorang pasangan yang mengangkat ku sebagai anak mereka. Itu yang membuatku ingin melakukan hal mirip seperti itu.”

Gray mengangguk, wanita ini mempunyai hati yang baik.

“Tetapi aku tak bisa mengangkat mu menjadi anakku. Aku dan tunangan ku berencana untuk menetap di Irlandia. Aku tak mau ambil resiko untuk membuatmu meninggalkan Inggris. Maaf ya.” Kata Teresa lagi.

“Wah tentu saja tidak masalah Teresa.” Gray seperti ingin berbicara lagi, tapi lidahnya kelu. Susah baginya untuk menyeimbangi teman ngobrol yang seru bagi mereka yang ramai.

“Tapi tenang, panti asuhan tempatmu begitu bagus. Aku sering mengadakan penyuluhan di sana, dan tempatnya begitu asri.” Teresa kembali bersemangat.



Percakapan mereka pun berhenti. Teresa memarkirkan mobilnya di pekarangan panti asuhan. Akhirnya Gray tiba juga di tempat tinggal barunya. Yang Gray sendiri belum tahu sampai kapan ia tinggal di sini.

“Baik-baik tinggal di sini ya.” Teresa menepuk pundak Gray ketika ia akan pergi dari panti asuhan itu.

Gray hanya mengangguk.

“Masih bersedih ya Gray?” Kata Madam Tomlison pelan. Diana Tomlinson atau yang kerap dipanggil Madam Tomlison adalah kepala pengurus panti asuhan ini. Beberapa menit yang lalu Teresa bercakap-cakap dengan Madam Tomlinson. Madam Tomlinson adalah orang yang pendiam namun dipenuhi kehangatan.

“Ah tidak kok.” Gray tersadar dari lamunannya.

“Baik, aku antarkan ke kamarmu. Kau bisa membawa semuanya?” Tanya Madam Tomlinson.

“Bisa.” Tangan Gray mengambil tas ranselnya dan beberapa barang lainnya. Ketika melihat Gray sudah siap, Madam Tomlinson berjalan untuk menunjukan kamar Gray.

Dari ruang tamu yang terletak di bagian gedung paling depan, mereka keluar menuju lokasi tempat kamar-kamar berada. Bangunan kamar laki-laki berada di sebelah kiri, bangunan kamar perempuan di sebelah kanan. Setiap bangunannya ada dua lantai, dan sepuluh kamar. Kamar laki-laki dan kamar perempuan di pisahkan oleh taman dan lapangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vie ImprévisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang