Di awal tahun ini, aku baru saja merasakan yang Namanya di sia-siakan. Tapi entah kenapa aku masih mempertahankannya, masih mau berjuang untuknya. Aku tak sampai hati untuk menyakiti hatinya.
Aku hanya mampu sabar saat semua orang berbicara tentangnya dengan wanita yang berbeda, dan dengan sikap manisnya yang membuat wanita tak mampu menahan kebaperannya.
~~~
SMA Kartini. Saksi cinta pahitku.
Hari ini adalah awal masuk sekolah, dengan semester yang baru, yakni semester 4. Seperti biasanya, aku sampai di sekolah pukul 06.55. Aku memarkirkan motorku, lalu mengambil hape yang ada di dashboard motorku.
Aku membenarkan posisi kacamataku yang sedikit melorot. Lalu berjalan menuju kelas yang bertanda XI MIPA 2. Karena untuk kelas, tidak pernah diubah/ diacak.
Berjalan menuju mejaku dengan diam, dan dengan wajah pura-pura bahagiaku.
"Gam, ngerjain fisika ya?" tanyaku yang tak berani menatap mata Agam, dan mataku terfokus pada apa yang dikerjakan Agam.
"Ka, tumben pake kacamata? Ah! Aku tau! Pasti pacarmu kan?" Agam yang sedari tadi sedang mengerjakan PR, langsung menyadari ada yang berbeda dari wajahku.
"Apaan, engga, gaada apa apa. Kemaren aku nonton film romance," jawabku langsung mengalihkan pnadanganku.
Yap, semalam aku menangis sehabis-habisnya karena Falih. Agam adalah teman sebangku ku. Karena tempat duduk dikelasku, tempatnya cowok dengan cewek.
" Alah gapercaya aku. Mana mau kamu nonton film romance tanpa ada yang ngajak? Lagian udah aku bilang, jangan percaya sama cowok kaya dia. Dulu-dulu aja kamu dikasih tau ga percaya. Coba sini aku liat, sampe mana kesedihan kamu," Agam mengambil kacamataku.
"Eh, Gam. Udh deh sini balikin. Kamu ngerjain fisika dulu. Ntar ga selesai! Jam pertama udah mulai loh." Kataku merebut kacamataku yang ada di tangan Agam.
"Eh iya! Kamu sih pake nangis segala!" Agam meletakkan kacamataku lalu menyambar penanya dan melanjutkan PR fisika.
Aku menghembuskan nafas lega.
~~~
Selama 3 bulan berpacaran backstreet, aku hanya bertukar komunikasi hanya lewat chat. Selebihnya saat bertemu, kita berdua hanya seperti teman selayaknya teman. Dia juga bersekolah ditempat yang sama denganku, hanya saja berbeda kelas denganku.
15.40
Mas Falih (online)
Nis
Dimana?
Dikelas
Ayo sholat
Iyaa
Aku meletakkan hapeku, dan mengajak Agam yang masih berkutat dengan mobile legend-nya. Lalu aku dan Agam menuju mushola yang ada di sekolahku. Bertemu dengan Falih dengan jarak yang jauh dan saling tatap mata.
AUTHOR POV
"Wey, Fal. Gimana proker mu? Lancar?" Agam berjalan menuju Falih sambil berjabat tangan selayaknya saudara.
"Eh Agam, haha doain aja! Ntar habis ini baru dirapatin," jawab Falih.
"Sama Lingka juga?" tanya Agam.
"Aku belum tau sih, belum nanya ke dia." Jawab Falih seadanya.
"Oiya! Lingka cerita ga sama kamu? Soal..." Agam berpikir akan menyampaikan pada Falih atau tidak.
"Soal apaan?"
"Anu, soal..."
#to be continued
~~~
Maafkan author jika ada typo ya!
Menerima kritik dan saran yang membangun.
YOU ARE READING
MOVE
Teen Fiction"Lingka, jadi orang tuh jangan terlalu sabar sama orang. Yang ada lama-lama kamu dimanfaatin sama orang!" "Doain aja!"