Part One

1.5K 183 34
                                    

sorry bukannya lanjutin ff sebelumnya malah datang lagi dgn ff baru hehehe mungkin kalian yg ga asing sama judulnya udah tau ini cerita apaan, krn ingin membuat versi jensoo nya sih dan bakalan ada improv dari filmnya juga.

so enjoy~~

***

Kim Jisoo, dibesarkan oleh Boksun, penipu barang antik ulung. Bisa membedakan koin palsu dengan asli saat berusia 5 tahun lalu belajar memalsukan stempel dari Sehun dan belajar mencopet dari Nayeon. Hidup dengan mengurusi bayi-bayi yang dibuang saat di lahirkan, lalu akan dijual saat mereka balita kepada Jepang. Pekerjaan yang sangat berarti, menurutnya. Karena saat para bayi itu di beli oleh Jepang, mereka akan menjadi anak-anak bangsawan, Jisoo tidak mau hidup mereka sama sepertinya.

Nayeon, sama seperti Jisoo. Ia diurus oleh Boksun tetapi dia sudah mempunyai anak sendiri, dia tidak mau mengurusi bayi-bayi yang dibuang ini. Nayeon hanya sibuk menyusui bayinya sendiri.

Andai saja aku punya ASI, aku akan menyusui mereka semua, batin Jisoo saat melihat Nayeon menyusui bayinya.

Knock knock

Bunyi pintu diketuk oleh seseorang dengan cukup keras. Semua orang menghentikan rutinitasnya dan menoleh pada pintu. Sehun dan Bona pun mendekati pintu dan bersiap akan memukul siapapun dia balik pintu itu.

Alangkah kagetnya setelah melihat sosok yang keluar dari balik pintu. Ia adalah Kim Hanbin, seorang penipu ulung.

"Tuan.." gumam Nayeon cukup keras dan dapat di dengar oleh seisi rumah; sambil menggendong bayinya.

Seolah sudah terbiasa berada di rumah itu, Hanbin pun duduk seolah dialah Tuan di rumah tersebut.

"Aku akan menceritakan seorang interpreter yang menyuap pejabat untuk menjadi penerjemah" semua orang mulai memberikan atensi pada Hanbin. "Setelah membantu Jepang menginvasi Korea, dia memperoleh izin atas tambang emas. Sekarang dia ingin menjadi orang Jepang. Kemudian dia dinaturalisasi, menikahi putri dari seorang bangsawan Jepang lalu mengambil alih kekuasaan dan mengambil marga istrinya, Kouzuki namanya" lanjutnya.

"Ba-Ba.." sahut Sehun tergagap; dia memang mempunyai kelainan berbicara gagap sejak kecil.

"Bajingan ini kemudian membangun sebuah mansion, diisi dengan buku dan barang antik" ujar Hanbin seraya memperlihatkan gambar sebuah mansion mewah bergaya Jepang-Inggris.

"Dia mengundang para kolektor dari Jepang ke perpustakaan miliknya, dan mengadakan acara membaca buku langka dan kemudian buku itu dilelang. Dia sangat menyukai buku dan lukisan seperti nyawanya sendiri, tapi dia harus melelang beberapa koleksinya" Hanbin mengambil makanan yang tersedia di meja. Apa yang harus dilakukan? Padahal dia tidak rela" lanjutnya seraya menyeruput ramen yang berada di panci dalam genggamannya.

"Akhirnya dia menjual tiruan" sahut Boksun dan dibalas anggukan oleh Hanbin.

"Dia sedang mencari seseorang yang ahli membuat tiruan. Tidak seperti dia, penipu ini adalah orang asli Jepang, seorang bangsawan pula" ia menyimpan panci. "Pangeran Hanbin dari Nagoya" lanjutnya merentangkan kedua tangannya.

"Lalu siapakah dia?" semua orang kembali fokus dengan apa yang dibicarakan Hanbin.

"Itu adalah istri dari orang Jepang. Kau akan menggodanya..." ujar Boksun.

"Apa dia cantik?" potong Nayeon dan menghampiri Hanbin.

"Istrinya sudah meninggal beberapa tahun silam tanpa memiliki anak. Dan saudaranya yang juga sudah meninggal memiliki seorang putri, dia yang akan membaca buku itu" jelas Hanbin.

"Apa dia cantik juga?" tanya Nayeon penasaran, Hanbin mengangguk.

"Dia anak yatim tapi ayahnya sangat kaya. Lalu dia akan jatuh cinta padaku dan kita akan pindah ke Jepang. Setelah menikahinya, dan mendapatkan warisannya... Aku akan melaporkan kalau dia menjadi gila" Hanbin mendekati Jisoo yang tengah menggendong bayi. Jisoo diam-diam mengambil sesuatu dari kantong jas milik Hanbin.

"Dan mengirimnya ke Rumah Sakit Jiwa" lanjutnya lalu kembali duduk.

"Jisoo akan menyusup kesana sebagai pelayan pribadi dan menggali informasi"

Apa-apaan maksudnya itu, main perintah saja, batin Jisoo sambil menatap jijik pada lelaki yang tengah berbicara banyak.

"Kau akan terus disampingnya dan berusaha membuatnya jatuh cinta padaku"

Cinta? Penipu tau apa soal cinta, Batin Jisoo; sambil menyeringai dan masih memperhatikan arah pembicaraan Hanbin.

Hanbin menghampiri Jisoo lalu mengambil barang yang diambil Jisoo darinya; dari kantong baju Jisoo.

"Lalu seberapa banyak hartanya?" tanya Boksun.

"Setiap malam aku selalu membayangkan hartanya... 1,5 juta uang tunai dan 300.000 dalam bentuk saham" semua orang terperangah atas penjelasan Hanbin. "Pamannya hanyalah wali. Semua hartanya milik Jennie. Jadi itu alasan Pamannya ingin menikahinya" jelas Hanbin.

"Me-menikahi keponakannya sendiri? Da-sar o-orang.. Gi-gila" sahut Sehun.

"Lalu berapa bagian kami?" tanya Boksun.

"Akan kuberi 50.000. Jisoo akan mendapatkan pakaian mewah dan perhiasan" jelas Hanbin.

"Aku mau! Aku saja!" Nayeon begitu antusias mengajukan diri. "Bahasa Jepangku lebih fasih dan aku pernah bekerja sebagai pelayan!" lanjutnya.

Hanbin menggelengkan kepala. Boksun melirik ke arah Jisoo.

"Selain 50.000 dan diluar pakaian mewah dan perhiasan, aku ingin tambahan 100.000" ujar Jisoo seraya mengecup bayi dalam gendongannya; dengan seringai yang tak luput dari bibir berbentuk hati itu.

Hanbin pun setuju lalu pergi meninggalkan kediaman Boksun.

Keesokan hari

Hanbin kembali ke kediaman Boksun dan menemui Jisoo.

"Ca-cantik sekali.... A-a-aku sampai terpesona!" ujar Hanbin pura-pura gagap lalu menghampiri Jisoo yang berada tepat dibelakangnya.

"Jika kau berbicara gagap seperti itu dan membuat wajahmu merona, para bangsawan itu akan merasa tinggi hati.. kemudian mereka akan membuka diri kepadamu. Paham?... Perhatikan bagaimana membuat wajahmu memerah. Ambil napas dalam-dalam dan remas perutmu sekencang-kencangnya, rendahkan dagumu dan kontraksikan lubang pantatmu. Jangan bernapas dan telanlah air liurmu sepuluh kali. Arraseo?!" jelas Hanbin dan diakhir dengan nada tegas diakhir kalimatnya.

"Cobalah" suruh Hanbin.

Kini Jisoo pun mencoba apa yang di perintahkan oleh Hanbin dengan cermin dalam genggamannya. Melakukan setiap detail yang dijelaskan oleh Hanbin.

Setiap harinya Jisoo melatih dirinya agar bisa menjadi pelayan dengan benar. Diajari oleh Nayeon, Sehun dan juga Boksun.

Lalu tiba pada hari sebelum dia akan memulai drama sebagai pelayan, Hanbin datang kembali.

"Ini suratnya. Dengarkan baik-baik" setelah selesai menyelesaikan surat yang sedari tadi Hanbin tulis; kembali menyandarkan tubuhnya dengan kaki di atas dan di tumpu di atas meja.

"Kepada Nona Izumi Ruby Jane. Pangeran Hanbin mengatakan bahwa anda membutuhkan seorang pelayan. Pelayan ibarat sumpit, kehadirannya tidak dipedulikan tapi saat kehilangannya akan membuat sulit.

***

Hari ini adalah hari dimana Jisoo akan mulai menjalankan tugasnya. Setelah selesai dengan drama haru saat melepas kepergian Jisoo dari semua orang di rumahnya. Tapi Jisoo tidak merasa sedih saat mendengar Nayeon menangis bukan karena kepergiannya melainkan ia menangis karena harusnya ia lah yang pergi menjalankan tugas itu. Jisoo pun pergi dengan wajah datar.


~~~

jangan lupa vote dan comment ya~

Agassi - Jensoo VerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang