Aku terdiam. Duduk di tepian pantai sembari menatap sang surya yang mulai menampakkan dirinya. Indah. Sangat amat indah. Ini semua membuatku nyaman.
Selamat pagi semua!
Siapa? Siapa lagi selain aku, kakek, nenek, dan teman teman ku di pulau ini. Lila si Babi, Mila si Burung, dan Asa si Kepiting.Terkadang aku merasa jenuh, bosan, dan kebingungan. Di pulau ini tak ada manusia lain selain aku dan kedua kakek nenekku. Bagaimana tidak bosan? Hahahahah. Tapi syukur saja, aku masih dapat merasakan semerbaknya angin sampai sekarang.
"Sera"
Aku segera menoleh ke arah kiri setelah mendengar suara lelaki tua renta yang tengah berdiri di samping ku. Dia kakekku, entah sejak kapan dia berada disana.
"Y-ya kek?" balasku dengan nada setengah gugup sambil mendongak
"Sedang apa kamu disini?"
"Tak apa. Hanya menikmati pemandangan pagi disini. Mengapa kakek masih berdiri? Temani aku duduk disini" pinta ku sambil menepuk pasir putih disebelah kiriku
"Apakah rasa sakitnya sudah reda?" Katanya sambil duduk di samping kiri ku dan meletakkan tongkat kayunya
"Sudah lumayan kek. Terimakasih untuk obat nya semalam"
"Sama-sama cucuku. Jangan sakit lagi ya" ia membelai rambut ku dan mengatakannya dengan nada yang lembut. Aku pun mengangguk sebagai isyarat bahwa aku mengatakan 'iya'
Suasana hening mulai muncul kembali. Tiba-tiba saja seluruh bagian kepalaku rasanya sakit. Rasanya bak ditusuk seribu piasu. Entah bagaimana bisa terjadi.
"K-kek" aku memanggil sosok pria tua disamping ku itu sambil terus memegangi kepalaku
"Ya—ada apa Sera? mengapa kau terus memegangi kepalamu? apa rasa sakit itu muncul kembali?"
"Yujin! Yujin! Kemarilah! Bantu aku membawa Sera!" aku masih ingat, ia berteriak sangat kencang untuk memanggil nenek
"Ada ap— Sera apa yang terjadi denganmu? Bertahanlah sayang! Kami akan membawamu ke goa. Bertahanlah, Bertahanlah!"
Tak lama kemudian aku tidak dapat merasakan dan mendengar apapun. Gelap. Tak ada cahaya sama sekali.
Namun itu tak berlangsung begitu lama. Seperti biasa, aku di beri ramuan herbal tradisional dari nenek. Aku masih dapat merasakannya di bibirku.
"Mengapa Sera belakangan ini selalu merasakan kesakitan? Apakah ini efek dari kejadian waktu itu?"
Aku mendengar suara nenek yang tengah berbicara dengan kakek. Sepertinya sedang membicarakan ku dan sangat serius. Aku memutuskan untuk mendengar dari kejauhan saja dan tak beranjak dari tempat ku berbaring.
"Ya, apa yang kau katakan itu benar Yujin. Aku sangat menyesal telah menyetujui rencana rekan ayah nya yang sialan itu. Maafkan aku"
"Seharusnya aku juga mencegah mereka melakukan operasi itu. Maafkan aku juga kakak"
Operasi? Operasi ap—
GUBRAKK!
KLOTAK!
Aku mendengar ada sesuatu yang jatuh di pojok sana. Ternyata itu teman-teman ku Lila dan Asa.
Hahahahah. Mereka sangat lucu sekali. Keduanya tak bisa berdiri kembali setelah jatuh dari lubang tanah di pojok sana. Dengan posisi terlentang, mereka mencoba untuk berdiri kembali.
Sampai akhirnya aku membantu mereka untuk berdiri. Tak lama kemudian Mila masuk ke tempat aku berbaring. Mereka mendekat ke tempat aku berbaring, dan mulai berceloteh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragedy Technology - PCY
Fanfic-•• Seorang gadis polos yang bertemu dengan seseorang yang pintar di tahun 1932. Dan berpisah karena waktu ••- ×-[ sebuah cerita tentang perjalanan waktu dan tekhnologi ]-× #bahasa narasi baku#