'Aku mengagumimu, lebih dari jutaan bintang yang menengadahkan sinarnya padaku’
“Cantik.”
Gumamnya sambil tersenyum memandangi ponsel.
“Siapa hyung?”
“Dia? Hanya wanita biasa, yang tercipta begitu sempurna”
Mark hanya menyerngit heran dengan apa yang dikatakan hyungnya itu. Sejak selesai latihan tadi, Jaehyun hanya duduk menyendiri sambil sesekali tersenyum melihat layar ponselnya.
Isinya? Ternyata hanya obrolan chat yang sederhana. Sangat sederhana bahkan.
Aya
Ini Jaehyun, simpan nomorku ya
Ah Jaehyun, baiklahIya ☺
Read
Mark tak henti-hentinya heran dengan hyungnya yang satu ini. Kenapa ia terlihat sangat bahagia dengan chat omong kosong itu.
“Hyung, apa kau sakit?”
Jaehyun yang mulanya enggan mengulum senyum sambil memandangi ponselpunkini menoleh pada Mark.
“Apa maksudmu?”
“Ani … aku hanya khawatir kau sedikit stress hyung.”
“Ya!”
Hentak Jaehyun.
“Kau sendiri yang aneh hyung. Kenapa kau terus tersenyum untuk chat sederhana itu?”
Mungkin bukan hanya Mark, semua orang pasti akan terheran-heran jika melihat Jaehyun sekarang.
Jaehyun menghela nafasnya sebentar.
“Ini sudah cukup lama, dan akhirnya aku berhasil mendapatkan nomor ponselnya.”
Sembari mengembangkan senyumnya kembali.
***
“Sudah larut Alia, sebaiknya kamu cepat tidur. Jangan terlalu keras bergelut dengan tulisan-tulisan itu!”
Aku menghela nafas sambil tersenyum, menoleh pada sahabatku yang perhatian itu. Hyeri namanya.
“Hmm … Baiklah. Aku akan tidur sebentar lagi.”
Ya, aku memang sedikit keras kepala pada pekerjaanku. Entahlah, aku begitu mencintai ini. Merangkai kata demi kata, dalam keheningan malam di kota Seoul.
Aku Alia, aku asli orang Indonesia. Kenapa aku disini? Karena Allhamdulillah, aku bisa menggapai mimpiku. Menjadi penulis.
Aku tinggal di Seoul karena aku begitu menyukai kota ini, dari dulu. Seakan setiap hembus anginnya memberiku bisikan untuk lahirkan sajak-sajak indah.
Dan akhirnya, 4 tahun yang lalu, aku berhasil mendapatkan beasiswa S1 di salah satu Universitas di Seoul. Masyaallah, rasanya memang Allah selalu mendengar doa-doa hamba-Nya. Sampai akupun berhasil lulus lebih cepat, tepatnya satu tahun yang lalu.
Aku memutuskan untuk bekerja disini, menekuni cita-citaku, penulis. Dan Alhamdulillah, aku sudah menerbitkan 2 buku sampai sekarang.
“Terserah kau saja, aku tidur dulu.”
Kata Hyeri.
Dia adalah teman sekamarku selama 3 tahun terakhir. Kami hanya menyewa rumah kecil sederhana.
Hmm … hidup di Seoul itu memang tidak mudah.
“Kyaaaa!!”
Aku sedikit terlonjat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Seoul
Teen FictionMengisahkan tentang seorang gadis muslim asal Indonesia yang berhasil menamatkan pendidikannya di negri Gingseng Korea Selatan. Lika-liku kehidupan yang dijalaninya di negri orang yang minimalis muslim membuatnya tumbuh menjadi gadis yang tegar dan...