Bab2; Ada Yang Aneh

268 27 0
                                    

Semenjak hari itu, Jeongin yang memang sudah pendiam menjadi lebih diam lagi. Wajahnya juga menjadi pucat, serta tubuhnya yang terlihat lebih kurus.

Ia hanya terus menyunggingkan senyumannya. Tetapi matanya terlihat berbeda dengan senyumnya. Matanya memancarkan ketakutan dan kecemasan.

Setiap kali ditanya ada apa, Jeongin hanya tersenyum dan menggumamkan "tidak apa-apa".

Perilakunya ini membuat semua kakaknya jengah. Sehabis pulang sekolah, ia langsung ditarik menuju kamar dan dihujani beribu pertanyaan.

Hyunjin dan Seungmin memilih diam dan duduk disamping Jeongin dan menggenggam tangannya.
Sesekali menenangkannya.

"Kakak gak mau ada rahasia di keluarga kita. Kalo kamu ada masalah cerita! Kita cuman punya kamu, begitu juga kamu cuman punya kita. Kita udah gak ada orang tua lagi, iyen-ah," ucap Changbin tegas.

Jeongin diam seribu bahasa. Ia tetap menundukkan kepalanya, menghindari kontak mata dengan kakak-kakaknya.

 Ia tetap menundukkan kepalanya, menghindari kontak mata dengan kakak-kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tatap kakak, Yang Jeongin!" Kini Minho buka suara.

Jeongin yang terkejut dengan cepat mengangkat kepalanya dan menatap kakaknya dengan takut. Matanya kini basah dengan air mata, hidungnya merah karna tangis.

"Apa susahnya tinggal bilang masalahnya sama kita! Kalo gak mau ngasih tau kakak, kan bisa sama kak Chan atau kakak yang lain. Jangan bikin orang khawatir," bentak Minho.

Jeongin menganggukkan kepalanya dengan cepat dan berusaha sekuat tenaga menahan tangisan yang malah semakin menjadi.

"Jangan m-marah," ucap Jeongin terbata. Suaranya serak karena menangis.

Hyunjin mengeratkan pelukannya pada Jeongin, sementara Seungmin mengusap kepalanya dengan lembut. Mengingatkannya dengan sentuhan seorang ibu yang sangat ia rindukan.

Chan menghela nafas, tidak akan selesai jika seperti ini. Mereka tidak akan tau apa masalahnya jika terus memarahi Jeongin, yang ada anak itu akan semakin ketakutan dan menyembunyikan kebenarannya.

"Dek," panggilnya.

Jeongin yang mendengar suara Chan langsung menyembunyikan kepalanya di dada Hyunjin. Tangannya gemetar hebat, berusaha mencengkeram kain baju yang digunakan Hyunjin dengan kuat.

Hyunjin yang dapat merasakan tubuh adiknya yang gemetar ketakutan hanya dapat membisikkan kata-kata menenangkan.

"Dek, iyen, iyen-ah. Gak apa-apa, kak Chan gak marah tuh" bisik Hyunjin di telinga sang adik.

Jeongin menggelengkan kepalanya kuat-kuat, semakin mengeratkan pelukannya kala sebuah tangan mengusap punggungnya. Yang ia yakini bukan tangan Hyunjin maupun Seungmin. Ini pasti Chan.

"Dek. Kakak gak marah, kakak cuman khawatir. Kamu nggak ngomong apa-apa dari kemaren. Kamu juga makannya jadi dikit banget," ucap Chan setenang mungkin.

Jeongin melepaskan pelukannya pada Hyunjin dan langsung berpindah kepada Chan. Tangisnya semakin kencang.

"Kak Chan, kak Chan" panggilnya berulang-ulang sambil tetap menangis.

"Iya, kakak disini. Udahan dong nangisnya, masa nangis terus dari tadi. Nanti muntah loh."

Bukannya berhenti, Jeongin masih terus menangis. Nafasnya menjadi tersengal dan sesekali ia terbatuk.

Yang lain menatap Jeongin dengan rasa bersalah. Sementara Chan kebingungan bagaimana membuat adiknya berhenti menangis. Walaupun Jeongin sudah SMA, bagaimanapun juga dia masih kecil.

"Nah, kan. Udahan dong dek, nangisnya. Capek, kan kamu? Udah ya. Maafin kakak. Kakak gak marah, kok" ucap Felix mencium kening adiknya.

"A-aku t-takut," ucap Jeongin.

"Takut kenapa, hm?" Tanya Chan dengan khawatir.

"N-nanti dia marah kalo aku kasih tau kakak. Dia mau ambil aku."

"Dia siapa, iyen-ah?" Tanya Jisung yang sedari tadi memilih diam.

Jeongin tidak menjawab dan kembali menenggelamkan kepalanya di dada kakaknya dan mengeratkan pegangannya pada Chan.

Mereka ber-delapan saling bertukar pandang. Semuanya seketika menjadi hening. Hanya terdengar deru nafas Jeongin yang memburu.

Cukup lama mereka berdiam diri didalam kamar itu sampai akhirnya Hyunjin dan Seungmin memutuskan akan membuat makan malam.

Jisung dan Felix memutuskan untuk mandi dan yang lainnya kembali ke kamar masing-masing.

Chan melihat ke bawah, ke pangkuannya. Disana terlihat Jeongin yang tertidur pulas dengan mata sembab serta hidung, pipi, dan bibir yang memerah. Ia mengusap air mata yang tertinggal di pipi adiknya, kemudian menggendongnya menuju kasur. Dengan perlahan ia letakkan adiknya, takut jika ia akan terusik dari tidurnya.

Ia mengecup dahi adiknya singkat dan dalam hati berkata,

Kakak masih penasaran. Siapa dia yang kamu maksud, dek?

--------------------------------
:)

Share, vote, and comment
Vomment sangat diapresiasi ;)

CODES | skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang