Bab3; Hilang

232 26 1
                                    

Paginya, mereka semua berangkat ke sekolah seperti biasa. Tidak ada yang membahas masalah kemarin. Bahkan Jeongin bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Dek," panggil Hyunjin yang duduk di sebelahnya.

Jeongin yang merasa terpanggil hanya melirik Hyunjin sebentar kemudian melanjutkan sarapannya kembali.

"Jeongin," panggilnya sekali lagi.

Ada perubahan.
Jeongin kini mengangkat kepalanya dan menatap Hyunjin.

"Kenapa, kak?" Tanyanya disertai senyuman.

"Kamu gamau bolos aja hari ini? Pucet banget loh, dek."

Jeongin hanya tersenyum dan menggeleng.

Saat semuanya sudah siap untuk pergi, Jeongin masih duduk di tempatnya.

"Jeongin!" Teriak Chan dari luar.

"Biar aku samperin ke dalem, kak" ucap Hyunjin.

"Dek, ayo. Udah ditungguin," ujarnya.

"Dek? Jeongin?"

Hyunjin berjalan menghampiri Jeongin yang duduk tertunduk.

"Kakak," bisik Jeongin

"Iya?"

"Kalo aku gak ada, kakak cari aku, ya?" Ucapnya lirih.

"Ngomong ap-

"Ayok, kak. Udah ditunggu," potong Jeongin sambil berlari keluar.

Dia kenapa?

-----------

Seharian ini Hyunjin tidak fokus dengan pelajarannya di sekolah. Terlalu banyak hal yang ia pikirkan. Kata-kata Jeongin terngiang-ngiang di kepalanya.

"Kalo aku gak ada, kakak cari aku,ya?"

"Apa-apaan itu," batinnya.

"Hwang Hyunjin!"

Hyunjin tersentak di bangku tempat duduknya. Teriakan guru matematika yang terkenal killer itu membuyarkan segalanya.

Ia merutuki dirinya sendiri.

----------

Tak terasa waktu berjalan dengan cepat. Bel pulang telah berbunyi 15 menit yang lalu. Tetapi Felix tetap berdiam diri di dalam kelas.

Ia menunggu Jeongin yang sejak tadi pergi ke toilet namun tak kunjung kembali.

Ia mulai gusar. Hatinya tak tenang, seperti ada yang mengganjal.
Ia membuang nafas kasar, dan berdiri dari tempat duduknya.

"Aduh kemana sih, si Jeongin ini!"

Felix menyambar tas miliknya dan Jeongin kemudian berlari keluar.

Sudah hampir 1 jam Felix mengitari penjuru sekolah, tetapi Jeongin belum juga ditemukan.

Perasaannya tidak enak, sepertinya ada yang salah. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia segera menghubungi Woojin.

Drrt

Drrt

Ponsel itu bergetar, Woojin yang sebelumnya sibuk berkutat dengan laptopnya kini beralih ke telepon pintar yang sedari tadi bertengger di saku celananya.

Felix, itu nama yang tertera saat ia membuka telepon genggamnya.

"Halo?"

"Halo!" Sahut yang di seberang.

"Hm, ada apa? Aku sibuk," ucap Woojin langsung ke intinya.

"Jeongin, dia,"

Mendengar nama Jeongin disebut dengan nada panik, Woojin menjadi was-was. Diliriknya jam tangan yang digunakan.

Pukul 04.00

Seharusnya Jeongin dan Felix sudah pulang dari tadi.

"Jeongin kenapa?"

"H-hilang."

Satu kata yang membuat seluruh tubuhnya terasa kaku dan membeku.

Apa? Hilang? Adiknya?

"Hilang gimana? Kan dia aturannya sama kamu!" Ucap Woojin panik.

"Dia tadi izin ke toilet. Terus gak balik-balik. Gimana kak? Aku cariin dari tadi gak ketemu."

"Aku telpon Chan. Kamu pulang."

------------

:)

Share, vote, and comment
Vomment sangat diapresiasi :)

CODES | skzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang