Pagi ini adel tidak telat untuk bangun, dia sudah bersiap-siap lebih awal. Adel menicum tangan ayah dan ibunya.
"berangkat dulu bu, pak"-adel memakai sepatu diteras.
"yang pinter ya anak gadis ku"-bapak adel teriak dari dalam.
Asep sudah menunggu adel sejam yang lalu.
"cuss jalan"-adel memakai helm.
"lama banget dah bocah kencur"-asep menyalakan motor.
Lalu mereka berdua pergi kesekolah adel. Saat sudah sampai, asep juga ikut turun dari motor.
"loh lu ngapain sep?"-tanya adel heran.
"gua harus ketemu sama si kutu kamprer, berani-beraninya dia melukai boneka mampang"-asep melepas helmnya.
"sue lu, udah lewat satu hari, mending lu pulang aja dah, jalan sama cewek lu"-adel pergi meninggalkan asep.
Namun asep tetap mengikuti adel masuk kedalam sekolah.
"ih jangan ngikutin gua sep!"-adel membentak.
"Adel..."
Mereka berdua menoleh suara itu berasa darimana, ternyata itu aldo.
"Lu yang bikin adek gua kayak gini kan, ngaku lu!"-asep memegang kerah aldo.
"eh santai, gua udah minta maaf bro"-aldo melepas genggaman asep.
"sep, ngomong pelan-pelan bisa kan, masih pagi"-adel meengecilkan suaranya.
"ASEP.."
Asep menoleh kebelakang, dan dia melompat terkejut karena yang memanggil dia wulan, kekasihnya. Asep menghampiri wulan.
"kamu ngapain disini?"-asep berbisik pelan.
"loh, justru aku yang nanya, kamu ngapain disini, aku sama adek aku mau minta maaf soal kejadian kemarin ke temennya"-wulan menunjuk aldo.
"Aduh mampus, dia adek wulan, calon adik ipar, mati deh gua"-batin asep.
"Ayo kenalan sama adek aku"-wulan menarik tangan asep.
Disitu sudah terkumpul adel, aldo, wulan, dan asep. Keringat asep mulai bercucuran.
"Adeknya asep, adel"-adel menyondorkan tangannya ke wulan.
"oh ini adek kamu sep?"-tanya wulan.
"i-iya"-asep gugup.
"maaf ya dek, aku kakaknya aldo, minta maaf, dia kebiasaan dari kecil kayak gitu, maaf ya"-wulan memegangi tangan adel.
"kalian pacaran?"-adel menunjuk wulan dan asep.
Asep dan wulan saling bertatapan, mereka bingung harus menjawab apa.
"IYA"
Baru saja mereka ingin menjawab, aldo sudah menjawab terlebih dahulu.
"loh kok lu yang jawab?"-adel bingung
"udah keliatan dari raut mukanya"
"maafin gua ya bro, emang emosian gua, jangan bilang wulan ya"-asep merangkul aldo lalu berbisik pelan.
Aldo melepas rangkulannya dan berkata,
"nanti malem ketemu di cafe"-aldo pergi meninggalkan mereka bertiga.
Adel sangat kebingungan, kakaknya berpacaran dengan kakak biang kerok. Lalu adel pergi meninggalkan mereka berdua.
"gua cabut dulu"-adel pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Rasa
Teen FictionJodoh memang ditangan Tuhan, kita bisa dipertemukan, bisa juga ditakdirkan. Lelah digantung, tidak ada kepastian, kemudian putus asa. Apa yang terjadi kalau rasa yang sudah hilang, kini kembali lagi. Bersusah payah untuk melupakan, sekarang malah te...