[❄️]ㅡjunior high school

1.2K 158 9
                                    

bulan Agustus, tanggal 17.

SMP lama mereka punya tradisi buat datengin 3 angkatan yang berminat mengikuti reuni.

yang mengikuti reuni hari ini angkatan 2 tahun diatas jeha, angkatan Jeha, sama yang setahun dibawahnya.

"ingat ga sih Kak Jeha kepentok tiang basket" kata Siyun.
"hEH GAUSA DIUNGKIT UNGKIT YA ALLAH" teriak Jeha histeris.
"INGAT DONG, sampai sekarang masih menjadi misteri kenapa tiba tiba Kak Jeha datengin Bang Wowo buat ngajekin basket" kata Junghwan.

"oh, dia mah mau deketin Jeongwoo tapi salting" jawab Yuna.

Jeha langsung kicep.

Jeongwoo langsung mangap.

Jeha udah misuh misuh dalam hati, rahasia 6 tahun lalu kebongkar gitu aja dari mulut sahabat dekatnya.

"ngelawak mulu heran gua" kata Jeha asal
"sape yang ngelawak lur? dikate gua gatau aja" balas Yuna.

"udah ah, mending salamin guru guru" kata Doah.
"kuy"

mereka nyalamin guru guru lama mereka.

"btw, nilai UN gua berapa dah?" tanya Jeha, waktu itu dia pergi sebelum pengumuman nilai UN keluar.

"nilai paling sempurna disini lu mah" celetuk Wonyoung.
"si juara 1 umum yang waktu dia dipanggil Jeongwoo lemes HAHAHAHA" ketawa Haruto menggelegar.

"berapa sih? gua gapernah nanya nanyain sama keluarga gua"

"math 97,5 Bing 100 Bind 98 Science 100"  kata Jeongwoo.
"Kak Junkyu kok bego sih ya?" kata Inhong
"calon abang ipar gua itu" kata Jeongwoo pelan supaya ga kedengeran sama Jeha.

sayangnya suara kecil versi Jeongwoo adalah suara besar versi Asahi.

"yaampun si kampret ini volumenya gabisa lebih kecil apa"

kita keliling keiling sekolah kita, secara terpencar.

"Jeongwoo, jalan ke ruang komputer yuk?" ajak Jeha.

ya masa iya Jeongwoo nolak jalan ke tempat mereka pertama ketemu?

"Je, lu di Australia ga ada kepincut sapa sapa apa?" tanya Jeongwoo sambil menymakanan langkahnya dengan Jeha.

"gue sekolah di boarding school for girls jadi gue gamungkin kepincut cowo, waktu kuliah gua gada mikir kesana, toh, cowo di univ gua juga pacarannya ama buku semua" kata Jeha.

Jeongwoo senyum.

dia nyelipin rambut Jeha yang nutupin muka Jeha.

"ga percaya gua akhirnya ketemu lu Je" Jeongwoo natapin Jeha dalam.

anjir jantung gua bisa copot ini

"sorry ya Woo, tapi gue memang harus ngejar pendidikan disana"
"gapapa kali?"
"hehe"

mereka ada di depan ruanga komputer yang dikunci, Jeha natapin ruangan yang jadi tempat mereka kenal pertama kali.

"tempat gue kenalan sama anak paling bacot di dunia" gumam Jeha.
"bacot bacot tapi ngangenin" celetuk Jeongwoo.
"iyain deh"







❄️






Jeongwoo, aku liat kamu bareng cewe itu, itu cewe yang kamu cariin dari dulu? dia? apa yang spesial dari dia yang buat kamu sayang banget sama dia?

kenapa kamu gamau pindah hati aja Woo?

kenapa?

aku udah sayang kamu sejak 6 tahun lebih.

kenapa?






Jeongwoo buang surat itu.
dia memang selalu baca surat surat yang sering tiba tiba ada di lokernya.

masalah menyampaikan perasaan sih dia sans.

kalau masalah yang bawa bawa Jeha, dia marah.

"jangan ngira gua bakal belok dari Jeha, gue udah jatuh ke dia sejak lama"

Jeongwoo jalan keluar kampusnya.

dia jadi keinget kejadian di depan ruang komputer sekolah menengah pertama dia.







"Je" panggil Jeongwoo waktu Jeha lagi melamun sambil senyum natapin ruang komputer.

"ya?"

"gue dengar dari Kakak lo sama Yuna, dulu lo bucinin gue, bener?" tanya Jeongwoo yang jelas bikin Jeha kicep untuk kedua kalinya.

ya tapi dia gabisa bohong muna juga.

tapi TETEP AJA LOH MALU

JEONGWOO NANYA ANEH ANEH AJA IH

"gimana ya Woo, dulu bahkan sebelum sempat ke Australia gua rencana nembak lu, gila ya gua?" Jeha cengengesan.

Jeongwoo yang ngeliatin Jeha yang masih sama dengan gummy smilenya ikut senyum.

"trus kok gajadi?"

"waktu hari keluarga gue ngadain syukuran karena gue diterima di asrama lewat beasiswa, gue udah rencana mo nyampain aja.."

"trus?"

"gue gabisa, gue sadar, sama alasannya kenapa gua ga jawab lu sebelum akhirnya betul berangkat"

Jeongwoo ngangguk.

"Everybody loves the things you do Woo, from the way you talk to the way you move, mending gue diam dulu, siapa tau dalam 6 tahun kemarin lu ketemu yang lebih baik" kata Jeha.

Jeongwoo sadar mata Jeha mulai berair.

"no Je, Everybody here's watching you, cuz u feel like home, you like a dream come true, but if by chance u'r here alone, can i have a moment?"

"before you go?"

"nah, gua selalu nunggu lu disini"

"janji ya Woo, ga akan tinggalin gue?"
"kalau lu janji gabakal kemana mana lagi"

"janji?"
"janji"










"melamun aje?" tiba tiba Jinwoo alyas cowo yang namanya mirip nama bapake Jeha muncul.
"eh mo kemana Jin?" tanya Jeongwoo.
"mo ada kelas, lu?"
"mo makan di warung aki sana, gua cabut ya"
"yoqs"


tbc

[2] When We Were Young × Park JeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang