Bagian 7

1.1K 144 25
                                    


Happy Reading

SETELAH selesai makan di kantin sekolah dan berhubung bel masuk belum berbunyi, Ayra pamit kepada teman-teman barunya untuk pergi ke perpustakaan sekolah. Ia pergi sendirian. Tadinya, Dira ingin menemaninya, tapi ditolak oleh Ayra. Ayra hanya tidak ingin dianggap merepotkan saja.

Sebenarnya, Ayra tidak tahu letak perpustakaan di SMA Cakrawala ini, tapi apa salahnya jika ia bertanya pada salah satu siswa atau siswi di SMA ini.

Bukkh!!!
Tiba-tiba saja sebuah bola basket melayang di udara mengenai bagian belakang kepala Ayra. Ayra langsung membalikkan tubuhnya ke belakang dan mengambil bola basket yang mengenai kepalanya tadi.

Seorang pria berlari ke arah Ayra, "Bolanya nggak papa kan?"

"Hahh?"

"Kok hah? Sini bolanya," kata pria itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Minta maaf dulu," balas Ayra.

"Gue nggak salah."

"Nggak salah? Kamu yang ngelempar bola basket sampai kena kepala aku."

"Ya, bukan salah gue, salah bolanya kenapa jatuhnya di kepala lo."

Ayra mengelus dadanya berkali-kali. Sungguh ingin sekali rasanya ia melemparkan bola basket ini ke kepala pria itu, supaya ia tahu rasanya benda bulat dan keras ini ketika menghantam kepala. Untung saja Ayra tidak sampai pingsan.

"Cepat sini bolanya, jangan buang-buang waktu gue," lanjutnya.

"Kan aku udah bilang, minta maaf dulu. Apa susahnya sih minta maaf?"

"Nggak."

"Ayra." Panggilan itu membuat Ayra menoleh  ke arah sumber suara dan mengurungkan niatnya untuk terus beradu mulut dengan pria yang berada di hadapannya ini.

Ayra menemukan Dira berdiri di hadapannya. Sontak, Dira merebut bola basket yang Ayra pegang dan langsung mengembalikan ke pemiliknya.

"Kak Lian, maaf ya, dia murid baru," kata Dira dengan jari telunjuk mengarah ke Ayra.

"Pantasan. Lain kali, kalau ada murid baru, langsung kasih tau siapa gue, biar nggak kurang ajar kaya gini," balas pria itu kemudian pergi dari hadapan Ayra dan Dira. Ayra benar-benar dibuat tidak mengerti.

"Jangan cari masalah sama Kak Lian," ucap Dira sambil menarik tangan Ayra untuk duduk di kursi dekat mereka berdiri.

"Emang dia siapa?"

"Nama lengkapnya Julian Nevaro, kelas XII IPS 1, intinya jangan pernah cari masalah lagi sama dia kalo lo mau aman sekolah di sini."

Ayra diam. Sedetik kemudian ia berpikir semenakutkan itu kah pria bernama Julian Nevaro itu?

"Makanya kalau gue tawarin buat nemenin lo jangan ditolak," lanjutnya.

"Oh iya, aku jadi lupa mau ke perpustakaan. Bel masuknya masih lama apa bentar lagi?" tanya Ayra berdiri dari tempat duduknya.

"Bentar lagi, mending ke kelas aja. Baru sampai pintu perpustakaan pasti udah bel," jawab Dira ikut berdiri dari tempat duduknya.

"Kamu duluan aja ke kelas, aku mau ke toilet dulu," kata Ayra.

"Gue temenin."

"Nggak perlu, kalau toilet aku udah tau tempatnya," tolak Ayra berusaha meyakinkan Dira.

"Oke, gue duluan. Jangan lama-lama bentar lagi bel masuk bunyi," pamit sekaligus peringat Dira.

"Siap."

ELANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang