5. Etape Pertama

1.1K 80 9
                                    

Kita kembali kepada ketujuh kembar BoBoiBoy bersaudara dan teman baik mereka, Fang. Sejauh ini mereka berhasil mencapai titik awal keberangkatan mereka dan menurunkan ketiga mobil yang akan mereka pakai berpetualang melalui hutan belantara Bolivia menuju tepi Samudera Pasifik sebagai bagian dari acara napak tilas sebuah program televisi swasta internasional. Kondisi mereka saat ini masih baik-baik saja. Kecuali penampilan mereka yang acak-acakan, kotor, dan kacau, percayalah bahwa mereka baik-baik saja.

"Siapa bilang kondisi kita baik-baik saja?!" ketus Blaze yang hanya bercelana pendek saja. Ia sedang mencoba membersihkan sisa-sisa lumpur dari kaus armless dan hoodie armless merah-hitamnya dengan membasuhnya di air sungai yang keruh. Memang tidak bertambah bersih, tapi minimal lumpurnya tidak lagi menempel

"Sudahlah, Kak Blaze... Bisa jadi lebih parah daripada ini." ujar Solar yang juga sedang mencoba membersihkan sisa-sisa lumpur dari celana panjang dan baju serba putihnya dengan cara yang sama dengan Blaze.

"Pede sekali kamu, Solar." gumam Fang yang memperhatikan Solar yang hanya bercelana dalam, satu-satunya artikel pakaian yang berwarna hitam di tubuh Solar.

Dan beberapa meter dari posisi Solar dan Blaze...

"Fang, berhenti memandangi Solar seperti itu." desis Halilintar yang berada di sebelah Fang.

"Hey, memang kenapa?" Raut muka Fang jelas menunjukkan keheranan.

"Setelah mendengar komentarmu mengenai kondom, aku ngga percaya lagi denganmu!" ketus Halilintar dengan tatapan mata yang semakun tajam.

"Hey, aku bukan pedofil ya!" balas Fang yang tidak kalah ketusnya dengan Halilintar.

"Sudah-sudah!" sahut Gempa yang menengahi kedua sahabat yang mulai beradu mulut itu Beradu mulut dalam arti kiasan, bukan harafiah. "Kita seharusnya sudah jauh dari titik keberangkatan. Hampir seharian kita disini tapi baru sepuluh meter lebih sedikit kita bergerak!"

"Ya, aku setuju dengan Gempa." ujar Fang, menghindari adu mulut lebih lanjut dengan Halilintar.

"Nah, aku sudah rancang siapa yang naik mobil mana." Gempa berhenti sejenak dan melihat semua adik-adiknya yang sudah menunggu di depan ketiga mobil yang akan membawa mereka. "Fang, kamu denganku dan Ice. Hali, kamu dengan Solar. Blaze, kamu dengan Taufan dan Thorn".

"Setuju!" sambut Taufan dengan semangat, sementara Halilintar terlihat mengerenyitkan dahi, berpikir apakah membuat Trio Troublemaker itu semobil adalah ide yang bagus atau buruk.

"Oke, aku setuju." Fang menganggukkan kepalanya. "Biar mobilku yang paling kuat di depan. Blaze di belakangku ya. Halilintar di belakang Blaze."

Blaze baru saja memeras baju dan hoodie armlessnya dan membiarkan pakaian itu mengering supaya sedikit lebih nyaman untuk dipakai nanti."Ya sudah, aku mengikuti Kak Fang saja." ujarnya sebelum masuk ke dalam Mitsubishi Pajero bersama Taufan dan Thorn.

"Yes, Trio Troublemaker semobil!" pekik Blaze girang ketika Taufan dan Thorn sudah naik dan menutup pintu mobil Pajero yang ditumpangi mereka.

"Blaze," Taufan menatap adiknya yang dipercaya mengemudi mobil dengan sebuah senyuman. "Ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan!"

"Ayo, Solar... Kamu jadi guide-ku". Tanpa membuang waktu, Halilintar langsung naik ke dalam Toyota Fortunernya sembari memberi isyarat bagi Solar untuk ikut dengannya. "Kamu jadi navigator-ku." titah sang kakak tertua.

LiburanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang