Entah sudah keberapa kalinya Bina mendecak kesal akibat gadis di depannya.Mulutnya yang telah mengoceh panjang lebar namun tak ada tanggapan dari gadis itu.
"Kei! Lo denger gue ngomong gak sih daritadi?"
Keira tersentak mengerjapkan mata.Ia jadi menatap balik cewek mungil ini dan memasang tampang kebingungan.
"Hah gimana?"
Bina memajukan bibirnya,"Ish,tuh kan.Lo ngelamunin apa sih dari tadi pagi?"
Keira diam lagi.Ia tidak tahu harus bilang apa tentang kondisinya saat ini.Semenjak kemarin,Ia sering dikirimi pesan dari nomer tak dikenal.Dan pesan-pesan itu membuatnya gelisah dan terganggu.
"Tuh kan diem lagi,"Kata Bina cemberut, "Udah ah ayok keluar! Liat tanding basket!"
Bina dan Keira beranjak meninggalkan kelas yang hanya tersisa Hendra yang sedang tidur.Murid IPA 2 lainnya telah berpencar hari ini.Atau karena ada classmeting basket jadi pada sibuk mau nonton paling depan?
Hm,dasar penggila kakak kelas.
"Eh Fani!" Sapa Bina melihat Fani yang baru saja datang bersama dua cowok jangkung di sampingnya.
"Yang lain kemana?" Tanya Fani.
"Gak tau.Kita juga lagi nyari." Jawab Keira.
"Hai Keira! Hai Sabrina!" Sapa cowok salah satu dari mereka.
"Halo Kak Rigel!" Balas Keira tersenyum.
Sedangkan Bina masih diam mematung.Ia tak percaya baru saja di sapa,"Kok Kak Rigel tau nama aku?"
Rigel tertawa,"Hehe kan Aileen sering ceritain kamu."
Fani mendengus sebal,"Gak bin boong dia.Rigel emang sering merhatiin lo diem-diem."
Lagi-lagi Bina tersenyum tersipu malu.Melihat itu Dion di sampingnya malah menjitak keras kepala Rigel.
"Lo baperin anak orang lagi gue tonjok ya!"
"Udah udah!"Lerai Fani sebelum ada baku hantam beneran. "Sana gih ke lapangan,bentar lagi kelas kalian mau tanding!"
"Lah iya.Kita ngapain ngikutin Fani sampe kelas?" Tanya Rigel jadi bingung sendiri.
"Gue sih emang mau nganterin Fani,lah elo malah caper ke adek kelas!" Ledek Dion tersenyum sinis.
Ketiga cewek di depannya jadi gemas sendiri memandangnya.
"Udah sana! Harus menang,tapi jangan ngalahin kelas gue!"
"Ngalahin kelas lo ah..." Ledek Rigel dan Dion bersamaan.Namun sebelum berpamitan,Dion mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut kepala Fani.
"...ANJIR ANJIR ANJIR!"
"GILAAA!!! LO YANG DIUSAP GUE YANG AMBYAR!!"
Keira menghela napas berat mendengar kehebohan di depan kelasnya.Tidak lama kemudian sosok cowok tampan datang menghampiri mereka bertiga.
"Kalian masih disini?" Tanya Rayyan, yang nampaknya habis berlari mengakibatkan napasnya tidak teratur.
"Loh emang kita masih dimana?" Tanya Bina bingung sendiri.
"Yang lain kemana?" Tanya Fani menghiraukan Bina.
"Di perpus.Pada main kartu UNO."Jawab Rayyan kembali tenang.
"Vano disana juga?" Tanya Fani jadi maju mendekat.
Rayyan mengangguk singkat,"Hm,sempet nyariin elo juga tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA 2 (Crazy Class)
Teen FictionPernah gak ngerasain punya temen kelas yang gak waras semua? Ini bukan cerita yang isinya anak-anak hits dan semacamnya.Kalo ngumpul pulang sekolah juga bukan di Mall atau tempat-tempat mewah. Cari aja di kelasnya,pasti lagi duduk rame-rame sambil...