"Woi cepet kumpul lapangan. Itu udah pada baris!!"
Suara berat Dini menggema di ruangan kelas, membuat teman-temanya langsung berdiri dan melangkah keluar.
"Ini upacara apa apel dah?" Tanya Heri sambil merapikan buku milik fisika Sabrina yang belum selesai Ia salin.
"Upacara kayaknya, soalnya ini minggu terakhir."
Heri mengangguk mendengar jawaban dari Husein. Dan memang benar, upacara dilaksanakan hanya saat minggu pertama dan terakhir setiap bulannya.
Setelah semua keluar, Dini merasa ada sesuatu yang kurang. Ia sempat mengedarkan pandangannya lalu menghela napas berat.
Para murid tidak banyak mengeluh pada upacara pagi ini. Sebab awan hitam mengumpul menjadi satu tepat di atas mereka. Sehingga mereka betah untuk berdiri lama di tengah lapangan sambil menikmati gerimis yang sebentar lagi tiba.
"Eh sst ssst..."
Beberapa murid IPA 2 menengok ke belakang, mencari desisan suara tadi. Galang melebarkan matanya lalu memgumpat, "Bego malah nengok semua."
Reka mendecih tepat di depannya, "Lo sat sut sat sut manggil siapa?"
Galang meringis kecil, "Itu Jefri telat lagi? Noh berdiri di depan."
Semua mata menuju ke arah sudut lapangan tepat di samping petugas pembaca doa. Heri menahan tawanya di depan sedari tadi, sedangkan Galang dan Reka sudah saling tunjuk-tunjukkan untuk meledeknya.
Mendengar kericuhan di belakang barisan, Dini menengokkan kepalanya sedikit. Menajamkan kedua matannya. Membuat mereka semua terdiam.
Walau pandanganya kembali mengunci kedua mata cowok itu.
Setelah upacara selesai, pasukan IPA 2 tidak langsung masuk ke dalam kelas. Ia mengintip dari balik koridor meja piket tempat Jefri diberi poin atas keterlambatannya kali ini.
"Yang keberapa kali ini?" Tanya Pak Sam selaku guru kedisplinan SAKA.
Jefri hanya diam tak menjawab.
"Mau berapa kali lagi kamu telat saya tanya?!"
"SAMPE 100 POIN PAK!!" Sebuah suara terdengar dari gerombolan kelas bobrok disana.
"M-maaf pak, tadi malem saya belajar sampe pagi, terus ketiduran.."
"Bohong itu Jefri, abis trek trekan paling.." Celetuk Rehan diikuti tawanya yang keras.
"Skors aja pak, ngelunjak dia nanti kalo telat mulu hehe," Fara yang awalnya tidak mau ikut-ikutan ternyata seru juga nyeletuk begini.
"Diam kalian semua!"
"Mampus."
"Apa kamu mampus-mampus?"
"Eng-engak pak, itu temen-temen saya omelin aja pak, masa temen sendiri di ledekin gitu."
Pak Sam menarik napas kasar, "Saya juga capek liat poin kamu udah 40 begini."
"Baru 40...." Gumam Jefri sangat lirih.
"ITU PAK GELEDAH TAS NYA SEKALIAN, SIAPA TAU BAWA BARANG YANG ENGGA-ENGGA."
Jefri berbalik badan. Menatap tajam teman-temannya, "anj-" kalimatnya terhenti saat melihat sosok cantik melangkah mendekati gerombolan Ipa 2.
"Siapa yang nyuruh disini? Balik ke kelas."
"Yah Dini, ini tuh lagi enak nyepuin Jefri begini. Kapan lagi ya gak?" Reka tertawa sontak medapat tabokan keras dari Aqila di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA 2 (Crazy Class)
Teen FictionPernah gak ngerasain punya temen kelas yang gak waras semua? Ini bukan cerita yang isinya anak-anak hits dan semacamnya.Kalo ngumpul pulang sekolah juga bukan di Mall atau tempat-tempat mewah. Cari aja di kelasnya,pasti lagi duduk rame-rame sambil...