Seoul, 5 Februari 2010
00:00"Happy birthday, dear."
Minjoo terkikik kecil ketika mendapatkan kecupan lembut pada pipi kirinya. Ahn Yujin-si pelaku utama hanya menyengir tanpa dosa. Kemudian, Yujin mengambil tangan Minjoo untuk di genggamnya. "Aku yang pertama ngucapin, 'kan?" tanyanya percaya diri. "Selamat ulang tahun yang ke sembilan belas, Sayang..."
Minjoo mengangguk dengan kekehan kecilnya. "Mana kado buat aku?" tagihnya. Yujin menggaruk tengkuknya dengan kikuk. Minjoo memberengut, dari gelagat Yujin, Minjoo tahu Yujin lupa membawa hadiah. "Lupa, ya?" tanya Minjoo memastikan.
Di luar dugaan, Yujin menggeleng. "Nggak, cuma apa ya... Aku malu," Sehabis mengucapkan hal tersebut, Yujin melompat masuk ke dalam kamar Minjoo-melalui jendela yang sejak dulu menjadi pintu masuknya.
Minjoo mengernyit. "Malu kenapa?"
"Aku..." Yujin sengaja mengantung ucapannya. Tangannya beralih mengeluarkan benda kecil dari saku jaket denimnya. "Aku mau ngelamar kamu," ujar Yujin kemudian membuka penutup cincin berlian yang ia beli mengunakan uang tabungannya.
"Ayo nikah sama aku. Kita bangun rumah tangga sesuai dengan harapan kamu, bareng-bareng. Kamu mau-bertambah tua, bareng aku di samping kamu?"
Hening.
Minjoo hanya menatap Yujin yang juga menatapnya penuh harap. Yujin menarik napasnya panjang, "Kalau kamu belum siap, aku nggak apa," katanya. Nada kecewa jelas terdengar oleh Minjoo. Pemuda itu menyembunyikan kekecewaannya dengan senyum lembutnya.
"Bukan gitu, Jin..."
"Terus gimana? Coba jelasin sama aku, ya?"
Minjoo mendesah panjang dan menatap ragu ke arah Yujin. "Aku masih belum mau terikat-tapi bukan berarti aku nggak siap nikah. Juga, aku masih kuliah. Apa kata temen-temenku kalau tau aku udah nikah? Kamu... Bisa ngertiin aku 'kan, Jin?"
Yujin mengangguk mengerti. Menutup kotak cincinnya kemudian menyimpannya ke dalam saku celana. Yujin menepuk lembut kepala Minjoo. "Iya nggak apa. Aku ngerti. Kalau gitu, aku pamit ya? Udah tengah malem."
Dan kebodohan Minjoo terjadi malam itu. Di mana, ketika Yujin pamit-dan Minjoo menganggukinya, berarti Minjoo ikhlas melepas Yujin untuk benar-benar pergi dari sisinya.
Hubungan mereka...
Kandas.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Machine
Fanfiction[JinJoo] Kesempatan kedua bagi Minjoo, untuk menghilangkan segala penyesalan sebagai akibat dari kebodohan masa mudanya. ⚠️genderbender content! ⚠️partnya dikit! ©yoodaengdaeng