Memantaskan Diri

188 25 23
                                    

Maka benarlah sekarang.

Ketika kamu dipermainkan; ikhlaskan dan tinggalkan. Karena akan ada waktunya penyesalan itu datang, dan dengan apapun rasa itu tak akan terbayar. Mungkin itulah alasan, mengapa orang yang tulus selalu disakiti? Karena bahagianya di akhir dan lebih lama, bukan diawal namun berakhir pupus.

Mari kita buat sesuatu yang berkelas, yaitu setia pada komitmen. Karena membagi hati, itu hal mainstream yang dilakukan oleh orang-orang lemah.

Hari ini aku belajar sesuatu yang baru dan luar biasa. Pedihnya disakiti, perihnya terjatuh, patahnya dikecewakan, penatnya diacuhkan. Namun aku mengerti bahwa skalipun aku terjatuh, tak akan sampai tergeletak.

Aku bukan seorang pendendam, aku hanyalah seorang pengingat memori yang baik. Kesakitanku ini kan kuubah menjadi doa untuk menghantarmu menuju bahagiamu.

Satu hal yang kusyukuri, Tuhan telah memilih dan memilah orang yang tak sepantasnya ada dalam cerita hidupku. Ia menyaringmu karena akan ada 'dia' yang lain sebagai penggantimu. Bukan karena 'dia' lebih baik darimu, tapi karena kamu adalah yang terbaik di kisah hidup orang lain.

Aku sedang memantaskan diri untuk memyambut seseorang yang dipantaskan untukku.

Kalimat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang