Short FanFiction

6.6K 373 10
                                    

Ali baru saja tiba di lokasi pada pukul sembilan malam. Ia mendapat break pagi, sehingga deadline shooting-nya diundur menjadi malam. Segera saja, cowok itu memasuki base camp yang biasa digunakan untuk sekedar istirahat.

Ia mendapati seseorang yang tengah mencuri seluruh hatinya. Sedang tidur tengkurap, sambil memainkan handphone-nya. Sepertinya, gadis itu telah menyelesaikan beberapa scene-nya.

"Woi! Main hp mulu lo kerjaannya." Tegur Ali. Sambil duduk disebelah gadis tersebut. Prilly.

"Bodo amat. Gue mau main gitar, tapi gue gabawa gitar. Lo juga belum dateng. Yaudah, gue main hp aja." Jawab Prilly, tetap fokus ke layar handphone-nya.

Ali manggut-manggut. "Udah makan belom lo?" Tanya Ali. Prilly menghentikan aktifitasnya sejenak, kemudian menatap Ali.

"Udah. Tadi makan salad di bawain sama Mama. Lo?" Ali mengangguk. Menandakan dia terlebih dahulu makan malam, sebelum ke lokasi.

"Lo kenyang gitu makan salad doang?" Tanya Ali heran. Pasalnya, Prilly emang lagi ngejalanin diet ketat. Ditanya buat apa, jawabannya pasti buat ngecilin pipi. Biar nggak chubby.

"Di kenyang-kenyangin lah. Biar nggak kenyang juga, kudu di tahan. Ntar kan pipi gue ngga chubby lagi." Ujarnya semangat seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

"Eh jangan! Nggak usah diet-diet lo. Pipi lo ntar nggak chubby lagi. Gue nggak bisa giniin pipi lo," Ali mencubit kedua pipi Prilly dengan gemas.

"Ih Aliiii sakittt" rengek Prilly sambil mengusap kedua pipinya yang memerah.

"Maaf maaf," Ali menarik kedua tangan Prilly, dan mengusap pipi Prilly dengan pelan. "Abis. Gue terlalu gemes sih sama lo. Chubby banget." Goda Ali. Prilly tertawa.

"Lo juga chubby nih" Prilly ganti mencubit kedua pipi Ali yang semakin hari semakin chubby.

"Chubby juga gara-gara lo, Prill." Kata Ali.

"Kok gue?!"

"Iya. Kan tiap hari gue mikirin lo mulu. Nambah chubby deh." Kata Ali yang sukses membuat Prilly blushing.

"Cieeee pipinya merah tuh cieee" Ali semakin gencar menggoda Prilly.

"Ali mah gamau digituiiinnnnn" rengek Prilly. Ini alasan kenapa Ali, tidak bisa jauh dari Prilly. Rengekan dan sifat manjanya yang tidak dibuat-buat menjadi candu baginya. Sehari tidak mendengar rengekan Prilly, maka akan ada yang kurang bagi Ali.

***

"Capek ya?" Tanya Prilly halus, sembari mengusap pelan rambut Ali. Saat ini, jam menunjukkan pukul dua dini hari. Tapi, aktifitas shooting tetap di lanjutkan.

Ali yang sedang beristirahat di kursi depan rumah Nayla dan Sisi, hanya mengangguk.

"Agak meriang kayaknya. Abis kemarin dari Inbox Awards. Panas-panasan tapi gue nyebur mulu." Jawab Ali dengan suara yang pelan. Tapi cukup untuk di dengar Prilly.

"Kamu tuh ya. Nggak bisa dibilangin banget. Kaya gini kan jatuhnya." Omel Prilly. Yang tidak sadar menggunakan 'aku-kamu' daripada 'lo-gue'. Ali menatap Prilly sambil menahan senyumnya.

"Aku? Tadi lo-gue." Goda Ali. Prilly tertawa kecil.

"Nggak papa kan? Lagi enak aja pake aku-kamu." Jawabnya yang membuat Ali gemas. Sehingga mencubit pelan hidung gadis itu.

"Sini." Prilly menepuk kedua pahanya. Menyuruh Ali merebahkan kepalanya ke pangkuannya.

"Nggak apa-apa nih?" Tanya Ali ragu. Prilly mengangguk dengan mantap. Ali segera saja merebahkan kepalanya ke pangkuan Prilly.

FanFiction - AliPrillyStoryWhere stories live. Discover now