Terkadang membuat angan itu gampang, hanya perlu pemikiran.
Tetapi, bagaimana dengan kenyataan?. Apakah segambang yang kupikirkan.
Lalu, bagaiman mimpi. Pembawa kehidupan yang direncanakan.
Ku harap semua angan itu akan bersatu menjadi sebuah kehidupan yang sungguh indah.--♧DESYILA ADIBAH♧--
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti minggu dan minggu berganti bulan .Tak terasa hampir setahun sudah hidup Desyila tanpa sang Papa tercinta. Asam-manis kehidupan telah ia rasakan tanpa adanya Papa. Hanya kekuataan dari keluarga dan sahabat yang ia dapatkan demi menjalani hari demi hari.
Tetapi, ia bersyukur. Walau Papa tidak ada lagi dibumi ini, tetapi masih banyak orang yang mengayanginya. Sungguh dasyat rezeki yang Allah berikan. Allah mengambil Papa, tapi Allah tinggalkan sahabat yang baik dan keluarga yang mencintainya. Namun, tak semua keluarga yang menganggap ia harus dicintai.
Contohnya tadi pagi. Tante Carren- kakak Papanya, dengan tega memarahinya habis-habisan. Hanya alasan yang tidak ia ketahui.
Flasback onn...
Desyila menuruni anak tangga dengan santai sambil bersyalawat. Kini langkahnya berhenti didapur keluarga besar Adibah. Pandangannya ia setori keseluruh penjuru dapur. Kitchen set beserta kitchen island bergaya futuristik modern dari kayu jati putih, menyita pandangannya. Dulu sang Papa pernah bercerita kalau kayu yang di gunakan ia dapatkan dari seorang sahabat yang tinggal di Lampung.
Ngomong-ngomong tentang Lampung, Desyila ingin sekali berkunjung kesana tempat sang nenek tinggal.
Ia rindu dengan Bella-sepupunya yang sangat baik dan manis. Ia rindu dengan suasana Lampung yang asik. Karna pada kenyataannya di provinsi Lampung lah masa kecilnya ia lewati.
Dulu, saat Mama mengandungnya. Mama, Papa, dan kakaknya, berkunjung kerumah nenek di Lampung. Dan saat itu juga Anis- Mama Desyila melahirkannya dengan istimewa.
Mengapa bisa disebut dengan istimewa?. Karna waktu itu Anis melahirkan Desyila diatas kapal yang perbelabuhan di Bakau Heni. Rencananya Rafi-papa Desyila berencana pulang ke Jakarta sendirian menggunakan pesawat jurusan Lampung-Jakarta. Tetapi, Anis menolak kalau dia ingin ikut pulang ke Jakarta bersamanya. Tak tega mengajak Anis pulang dikarnakan kandungan Anis mulai menua, Rafi memaksa Anis tetap stay dulu di Lampung bersama Adrian yang masih kecil.
Tetapi, karna pengaruh dari cabang bayi, Anis getol ingin pulang bersamanya. Dan menyuruh pulang menggunakan kapal laut, atas dasar karna ngidam pengen nyium bau laut. Tak tega melihat Anis yang semakin menjadi-jadi denga emosinya, Rafi terpaksa pulang mengajaknya menggunakan kapal laut.
Belum juga kapal berangkat Anis sudah mengalami kontraksi dengan kandungannya. Hal hasil karna sudah tak tahan lagi, Anis melahirkan Desyila diatas kapal. Untungnya ada seorang dokter wanita yang berbaik hati membantu persalinan Anis.
Dan dari kejadian dimana Desyila dilahirkan, sang Papa dan Mama tak jadi pulang ke Jakarta dan menetap di Lampung sementara. Soal sang dokter yang baik hati itu, rupanya dokter itu adalah anak dari sahabat Papanya yang tinggal di Lampung.
"Ngapain kamu di situ?" suara bak nenek sihir menghentikan lamunan masa lalu Desyila. Sejurus kemudian Desyila membalikkan badan dimana si empu bersuara berada.
Desyila menatap wanita dihadapannya dengan bingung. Pasalnya sudah sebulan belakangan ini wanita ini bersikap judes dengan Anis, Adrian, Savia, dan dia sendiri. Entah apa penyebabnya, mungkin gejala hormon yang makin menua.
Carren-kakak perempuan Rafi, dan ibu dari sepupunya Tari, Dimas, dan, Bima. Menatap garang kearahnya siap memakannya hidup-hidup. Dengan polosnya Desyila memberi senyum termanis kepada nenek sihir dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Terakhir Desyila
Spiritualinilah aku, tak banyak orang tau akan hidupku yang sebenarnya. tentang aku yang tertutup awan hitam. dan tentang aku yang bertemu hujan