rumit - bagian 4 [ End ]

675 109 2
                                    

       "Dia ga mau di jenguk," Rose mendesah, sudah tiga hari mereka kesini tapi jawabannya tetap sama.

"Tapi kenapa tante?," Eunha bertanya,

" dia gak mau, katanya belum siap ketemu orang ramai, kata dokter Lisa trauma."

Emosi Rose rasanya sudah sampai puncak, gadis itu menoleh mencari presensi sang sepupu.

Bug.

"Ini gara-gara lo bangsat,"

Chaeyeon juga ikut menoleh,menatap sinis pada Jaehyun.

"Untung gue gasuka sama lo," Ujarnya, berlalu dan duduk di kursi tunggu.

Jungkook menghela nafas, menatap Lisa lewat jendela kaca didepannya. gadis itu nampak pucat dengan keringat yang mengalir di dahinya. Tampak was-was saat dokter yang memeriksanya datang.

Dengan memberanikan diri, Jungkook menyelinap masuk saat ibunda Lisa masih meladeni teman temannya yang lain.

Lisa tersentak, menciut takut.

Gadis itu gemetar luar biasa, wajahnya membiru akibat tamparan itu disertai sebuah robek disisi bibirnya.

"Gapapa, hey. Gue gak bakalan ngapa-ngapain lo," Jungkook berujar tenang,

"Nih," pria itu menyodorkan sekotak pocky mathca. Rasa kesukaan Lisa

Dengan takut Lisa menerimanya, melihat Lisa yang menerima Jungkook tersenyum.

"It's okay, semua akan baik- baik aja. Percaya sama gue," Dengan tiba-tiba air mata Lisa menetes, gadis itu terisak.

"Sakit," Ujarnya, memukul-mukul dadanya dengan kencang. Membuat Jungkook sigap menangkap lengan gadis itu,menyuruhnya berhenti melukai diri.

"Gapapa, ada gue, dan anak-anak yang lain." Jungkook berujar disertai senyuman.

"Jungkook, kenapa rasanya sakit."

Jungkook menatap kearah lain,menyeka air matanya yang hampir keluar.

Dia tau bagaimana perjuangan Lisa, dia mengetahuinya. Bagaimana gadis itu amat patah saat mendengar kabar minghao yang jadian dengan Chaeyeon, kisah gadis itu yang dari posisinya sebagai juara selalu di geser Chaeyeon, dan terakhir Jaehyun. Bagaimana Lisa selalu menceritakan keluh kesah tentang Jaehyun padanya.

Dikelas mereka memang tak dikenal dekat, tapi di luar. Jungkook dan Lisa begitu dekat, layaknya sepasang sahabat karib. Jungkook selalu benci saat Lisa bercerita dengan mata berbinar tentang Jaehyun, tapi kini Lisa bercerita dengan raut takut.

"Gue suka dia, bener-bener suka tapi yang gue dapat hanya sakit. Mau mati aja,"

Grep.

Tangis Jungkook tak bisa dibendung, cowok itu memeluk Lisa. Mengelus rambut gadis itu,memberikan ketenangan. Sekaligus menangis di pelukan Lisa.

"Jungkook lo nangis?," Lisa ingin melepaskan diri tapi tertahan oleh Jungkook,

"Sebentar," Ujarnya, tanpa tau sama sekali jika berpuluh pasang mata melihat mereka dari balik pintu kaca.

"Njir, Jungkook modus." Winwin berkomentar, sementara Ibunda Lisa menghela nafas. Akhirnya Lisa dapat berkomunikasi secara normal lagi.

"Jangan suka Jaehyun lagi," Lisa menyerngit.

"Kenapa?"

"Gak ada alasan." jawaban itu membuat Lisa mencebik. Jungkook melepaskan pelukannya, mencubit pipi Lisa pelan.

"Karena ada gue yang suka sama lo,"

"JUNGKOOK MALU IH!" Jungkook terkekeh saat Lisa menoyor dahinya pelan. Gadis itu menutupi wajahnya,

"Udah gapapa kan? Temuin Teman-teman gih, mereka khawatir, mereka udah jengukin selama 3 hari ini tapi elonya gamau ditemuin."

Lisa menghela nafas, walau akhirnya. mengangguk.

Jungkook beranjak,

"Ayo masuk, Lisanya udah mau dijenguk."

"Ciah, btw lo ngambil start gue!" Younghoon menatap sinis, membuat Jungkook terkekeh.

"Bro, siapa cepat dia dapat." Ujarnya, membuat Younghoon menghela nafas.

"Jaga dia yah, jangan disakitin." Jungkook mengangguk.

"Pasti,"

"LISA," Semua anak cewek berhamburan memeluk Lisa, membuat gadis itu sesak.

"Eh eh, woi lisanya engap." Jihyo yang berada di tengah melerai, merasa pengap juga.

"Lo udah sehat?" Pertanyaan dari Sujeong dibalas anggukan Lisa. Membuat gadis itu menghela nafas, lega.

"Sukurlah, nih. Hadiah buat uri Lisa," Ujar gadis itu,menyodorkan sebuah kaktus mungil dalam pot mungil. Membuat Lisa terkekeh, ah Sujeong dan hobinya.

"Makasih," Ujarnya tulus.

"Gaasik, elo sakit gaada yang bisa gue ajak mabar." Chaeyeon merengek, membuat Lisa meringis

"Yamaaf, mana tau gue kalo gue bakalan sakit "ujarnya.

"Sekarang udah gasakit lagi? Kan udah ada abang Jeka" ejek Jihyo mesem-mesem sendiri, merasa bahwa drama cinta segi empat di kelasnya kini sudah berakhir.

Yap, Jihyo tau kok tentang perasaan ke empat anak manusia ini. Tentang Chaeyeon yang udah punya tambatan hati, tentang Jaehyun yang masih berusaha membuat Chaeyeon jatuh hati, tentang Lisa yang menyukai sosok Jung Jaehyun, dan tentang Jungkook yang diam-diam mengagumi Lisa. Ah satu lagi, tentang Younghoon yang selalu bersembunyi dibalik sikap bodo amatnya itu, jihyo menoleh pada Younghoon yang menatap Lisa dengan tatapan bahagia. Younghoon itu yah, hatinya terbuat dari apasih? Kali ini pandangan Jihyo beralih pada Mingyu yang berada di barisan paling belakang,yang menatap Lisa dengan pandangan sendu. Ah, menyesal yah? Tatapan itu, tatapan penyesalan. Walau masalah rumit itu selesai, nyatanya masih ada beberapa hati yang dipatahkan. Park Jihyo merasa bangga karena selalu peka dengan orang sekitar,

Seluruh orang dalam ruangan terkekeh.

"Maju sana minta maaf," Jaehyun, yugyeom dan Mingyu didorong maju. Ketiganya tadi memang berada di barisan terbelakang, tersembunyi sehingga Lisa tak dapat menemukan presensi mereka.

Saat ketiganya muncul, Lisa sedikit memundurkan diri. Lebih mepet ke sandaran ranjang, semua atensi menatap prihatin. Gadis itu kentara sekali sedang ketakutan, Rose , Chaeyeon dan Jihyo yang memang berada di dekat Lisa memegang telapak tangan gadis itu, Menguati nya.

"Maaf, udah buat lo kayak gini Lisa." Jaehyun berujar pelan, terdengar tulus. Tapi Lisa enggan menatap wajah ketiganya. Membuat Mingyu menghela nafas.

Dia kehilangan cintanya karena kebodohannya.

"Udah dimaafin, hehe." tawa itu terdengar sedikit aneh, seperti tawa paksa.

"Nah ini buat Lisa!" Winwin memecah suasana mencekam diantara mereka dengan mengeluarkan, sebatang cokelat. Membuat anak-anak perempuan histeris berebut meminta.

"Eh, eh buat Lisa yah." Ujar Winwin sewot,menyerahkan cokelat tersebut pada Lisa.

Gadis itu membukanya, membagi-bagi pada temannya.

Lisa terkekeh, senang melihat raut gembira di wajah mereka.

Ah, mereka memang sudah menjadi keluarga kedua bagi Lisa dan Lisa sudah sangat menyayangi mereka layaknya saudara. Apapun perbuatan mereka,Lisa takkan bisa marah terlalu lama.

"Ini," Lisa menyerahkan potongan cokelat pada Jaehyun yang duduk kaku sendirian di sofa, sementara teman-teman yang lain sedang sibuk berbincang.

Tangan sebelahnya lagi memegangi tiang infusnya agar tak terjadi pendarahan.

"Anggap aja, apa yang lo lakuin beberapa hari yang lalu itu khilaf." Ujar gadis itu tulus. Jaehyun menerima cokelatnya, sembari tersenyum dibalas Lisa dengan senyuman juga. Gadis itu berbalik dan Jaehyun merasa tak rela karena Lisa berjalan menghampiri Jungkook.

Bukankah Jaehyun sudah kehilangan cintanya Lalisa Manoban?

.....

Fin

Yeay, selesai dalam satu  hari.

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang