17

1.3K 58 3
                                    

*HAPPY READING*

~~~~~
Apakah ini cinta?
Ah! Rasanya tidak mungkin
Kami jauh berbeda
Bila tidak cinta lantas kami ini apa?
?Jodoh?
Semoga Tuhan menakdirkan kami demikian
~~~~~



AZZAM POV
Sudah satu bulan aku bekerja di SMKN 2 Jawa, tentunya masih dengan status guru honorer. Semoga saja aku cepat diangkat menjadi guru tetap, dan semoga juga aku segera memiliki gelar sebagai seorang PNS. Aamiin.

Selama satu bulan itu, aku telah menghafal dan mengenal sebagian warga sekolahku, baik itu guru maupun siswa. Terutama siswa kelas XI Akuntansi 2, sangat mudah bagiku untuk mengenal mereka semua. Bagaimana tidak? Kelas mereka merupakan kelas penyandang gelar kelas terbandel teribut ternakal, dan ternyata begitulah keadaannya. Bahkan kenakalan mereka melebihi kelas Pemasaran. Tapi, jika ada acara di sekolah, mereka berubah menjadi kelas yang pasif dan acuh tak acuh. Entah apa yang dipikirkan oeh mereka. Tapi mau bagaimana lagi, namanya juga anak SMK.

"Woi! Bengong aja lo, kesambet baru tau rasa," dua kata yang terlintas dipiranku. Kakak laknat, kerjaannya mengagetkan adiknya saja.

"Astaghfirullah kak, Kak Akbar bisa nggak sih nggak ngagetin gu- aku?"

"Halah sok formal lo sama gue, ah ada umi ternyata, pantesan biasanya juga nggak sopan ni mi anak umi yang satu ini,"

"Azzam, kamu guru. Jangan melihara sifat buruk kayak gitu. Nanti kalau murid kamu tahu bagaimana? Terlebih kamu guru Agama Zam!" kata umi tegas padaku.

"Maaf Umi," kali ini aku mengaku salah.

"Yaudah, umi pergi dulu. Jaga rumah baik-baik ya? Jangan pada berantem! Oh ya, stok dikulkas habis tu Bar, kamu beli ya sama Azzam? Umi pergi dulu, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam, siap Umi," kata kami bersamaan.

"Buru, gue tunggu dimobil!" katanya seraya pergi meinggalkanku dengan piring kotornya. Aku tau maksud perkataannya, dia menyuruhku untuk mencuri piringnya. Kalau aku tidak ingat dosa, sudah kulaknat kakakku yang satu itu.

*****


"Lama amat sih lo dek! Lari buruan, gue tinggal nih!" katanya seraya menyalakan mesin mobil. Asal kalian tau, saat ini aku sedang bersusah payah mencari kunci rumah. Dan dengan santainya kakakku menyuruhku lari? Sungguh teganya.

Setelah mengunci rumah, akupun berlari menuju mobilnya, "sabar napa bro, eh lewat komplek sebelah yuk kak?" kataku seraya menutup pintu mobil.

"Ngapain? Mau ngapelin orang ya lu? Astaghfirullah dek, jangan gitu. Buruan halalin aja, nanti kamu dosa."

"Astaghfirullah kak, aku cuma mau beli es kelapa muda sama bakso yang ada di lapangan komplek sebelah kali kak."

"Oh, eh bakso? Nanti dimarahin Umi kamu jajan mulu, makan dirumah aja, noh ada semur bakso dirumah. Sama-sama bakso kan?"

"Tapi kak, iya deh iya. Es kelapa mudanya tetep beli titik!" aku childist? Wajar saja, karena aku anak bungsu. Tapi saat sudah sma, aku mulai mengontrol sifat itu. Dan bukanya keluargaku hemat atau pelit, hanya saja kami selalu membatasi jajan di luar rumah untuk menghindari penyakit-penyakit yang tidak dikehendaki.

"Pulangnya aja ya?"

"Oke bro!"

*****

Setelah selesai berbelanja, kamipun melanjutkan perjalanan ke lapangan komplek sebelah. Alhamdulillahnya, bapaknya es kelapa muda buka. Aku itu laki-laki tapi seperti perempuan ya? Ngidaman. Tapi tunggu, bukanya itu Zahra? Perempuan yang sedang bermain basket di lapangan, Ah! Sekarang sabtu, dia pasti sedang berolahraga sore.

Tiada Cinta Di SMK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang