AKU ADALAH ALI

4.2K 29 0
                                    

ALI'S POV

29 Juni 2019,

"Iced Turtle Mocha satu ya, bayar pake debit, thanks"

Namaku Ali dan ini adalah caraku memulai hari, dengan memesan grand Iced Turtle Mocha, sesaat setelah setibanya aku di kantor. Meletakan tas dan terkadang jaket, apabila kugunakan, dan langsung kembali ke lift untuk turun ke bawah dan berjalan kaki ke arah basement gedung menuju food court dan tepatnya ke warung kopi langgananku.

Rutinitas berjalan kaki tiap pagi untuk sekedar mencari minuman telah menjadi habit bagiku, setidaknya untuk melancarkan peredaran darah, memperkuat otot kaki dan yang tidak kalah penting konon katanya meningkatkan konsentrasi dan suasana hati dalam bekerja, karena maklum saja, aku menghabiskan rata-rata 12 jam untuk duduk, mengetik serta memfokuskan pandangan serta pikiranku pada layar monitor setiap hari kerja.

Sependek ingatanku, rutinitas serupa telah berjalan paling tidak selama 7 tahun. Sejak menyelesaikan jenjang studi perguruan tinggi, tidak lama aku menganggur sampai dengan pengalaman perdanaku, bekerja sebagai associate pada sebuah firma akuntan publik di Jakarta yang sayangnya hanya bertahan 2 tahun, karena berdasarkan analisis mendalam pada saat itu, aku menganggap diriku akan lebih berkembang apabila ku menekuni pekerjaanku saat ini, dan pada waktu itu tanpa ragu aku berpindah ke Bank Berlian dan bertahan hingga saat ini. Ku berharap pilihan ini merupakan pilihan yang tepat!

***

Tak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, periode akhir semester pertama dan untuk menyongsong semester kedua tahun 2019, dimulai dengan sebuah projek restrukturisasi utang yang mana utang tersebut telah cukup lama mengendap di Bank Berlian, angkanya nyaris mencapai Rp1 triliun dan angka tersebut telah digelontorkan sepenuhnya, kepada Grup Kansas, Grup usaha yang memiliki spesialisasi dalam industri tambang batubara.

Sependek dari dokumen profil yang kucermati, Grup Kansas terdiri dari tiga perusahaan yang terdiri dari perusahaan pemilik izin tambang, perusahaan perdagangan dan perusahaan distribusi yang merupakan suatu rangkaian industri. Mereka ini telah tidak membayar sisa utang mereka selama lebih dari 1 tahun. Berdasarkan pada hasil rapat terakhir kudengar, Direksi telah menyepakati bahwa utang ini telah dikategorikan sebagai Non-Performing Loan. Dan sesuai dengan divisiku di asset management, telah menjadi tugasku untuk melakukan assessment serta mempersiapkan transaksi penjualan utang ini, dimulai dari pencarian prospektif buyer, penunjukan profesi penunjang serta menyiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan demi menuntaskan, let's say, this mess!

"Li, tolong transaksinya kalo bisa kelarin akhir Oktober ya, paling lama loh itu! Diminta Direksi soalnya, thank ya Li!"

Pukul 09.45 WIB dan permintaan Direksi yang terlampau neko-neko, nikmat mana yang tidak nikmat pagi ini?! Ditemani satu cup Iced Turtle Mocha yang terakhir kupandang tinggal tersisa separunya.

"Permisi Mas, saya mau bersihkan ruangannya ya Mas" sambil mengetuk pelan, tiba-tiba Mba Office Girl muncul sehingga mengaburkan konsentrasiku menjelajahi scan dokumen perjanjian utang-piutang antara Bank Berlian dan Grup Kansas.

"Okay Mba, tumben jam segini baru bersih-bersih?" hampir tidak pernah si Mba bersih-bersih sesiang ini, ku coba memperoleh informasi.

"Iya Mas, tadi tiba-tiba disuruh belanja beberapa makanan sama Mba Rita [HRD di Kantor], karena katanya bakal ada meeting dadakan sama OJK nanti siang"

"Oh okay Mba, silahkan aja, saya sambil kerja ya"

"Iya Mas, gapapa"

Kembali membangun konsentrasi di hadapan monitor, aku mulai menulis dan membuat beberapa catatan sehubungan dengan beberapa poin penting dalam perjanjian utang-piutang antara Bank Berlian dengan Grup Kansas.

Fokusku seketika hancur berantakan sesaat setelah si Mba melanjutkan bersih-bersihnya dengan mulai membersihkan dua kursi tamu yang terletak tepat dihadapan meja kerjaku. Bukan soal si Mba, tapi mengenai cara si Mba membersihkan kursi tersebut, dengan kemoceng ditangannya, si Mba mulai menggosok kursi-kursi tersebut dan sesekali menggebuk bagian-bagian dari kursi tersebut yang sulit dibersihkan, sehingga debu-debu yang tersembunyi di sudut-sudut yang sulit terjangkau jatuh dan dapat dibersihkan.

Setiap kali si Mba mengayunkan kemocengnya, aku merasakan ujung-ujung kakiku menjadi gemetar, dan tak berhenti disitu, getaran itu menjalar hingga ke pangkal-pangkal paha dan seketika imajinasiku memvisualisaikan fantasi terliarku. Terbayang-bayang bahwa si Mba yang saat ini berada di hadapanku adalah Denada, istriku serta mistressku tercinta, sementara komocengnya adalah flogger yang kerap kali ia gunakan padaku, dan kursi-kursi yang sedari tadi jadi korban amukan si Mba dan kemocengnya adalah tidak lain, diriku sendiri yang ku bayangkan sedang dalam posisi merangkak dengan tanpa busana. Bunyi-bunyi yang dihasilkan dari interaksi antara komeceng dan kursi di hadapanku terdengar layaknya hantaman-hantaman tiap ujung-ujung untaian flogger di tubuhku!

"Mas?"

"Mas, ini saya sudah selesai, saya pindah ke ruangan sebelah ya" si Mba sedkit mengencangkan suaranya.

Sekejap diriku terperanjat dan dibawa kembali ke realita sesaat setelah si Mba selesai membersihkan kursi-kursi sekaligus pamit untuk melanjutkan tugasnya membersihkan ruangan lain.

Aku baru tersadar! barusan saja aku membayangkan itu semua sambil memejamkan mataku dan besar kemungkinan dengan ekspresi yang tidak tahu bagaimana bentuknya!

"Shit, bisa bisanya mupeng pagi buta gini!" batinku memaki.

Tanpa menunggu seberapa menit, langsung saja setelah ruangan kerjaku kosong, ku aktifkan mode buram pada sekeliling dinding kaca (smartglass) yang kemudian membuat dinding kaca yang mengelilingi ruanganku menjadi tidak tembus pandang.

"Untung ada teknologi yang beginian!"

Pasca memastikan bahwa tidak ada manusia normal manapun yang dapat melihatku dari luar ruangan, langsung kurebahkan punggung dan tubuhku dan tanganku cukup sigap dalam bekerja untuk menyesuaikan letak dan posisi celanak. Well, atau lebih tepatnya, merapihkan posisi apa yang ada di dalam celanaku!

Dampak yang ditimbulkan si Mba belum hilang, ku tarik nafas dalam dan ku coba berkonsentrasi untuk memikirkan hal lain apapun selain dari visualisasi Denada, diriku serta apa yang kami lakukan. Bukan apa-apa, tepat sedari si Mba keluar ruangan, aku mulai merasakan penisku mulai bereaksi, dan semakin lama ereksiku semakin mengeras! Nafasku mulai tak beraturan dan cenderung menjadi nafas-nafas pendek. Ereksi ini sudah tentu sama sekali tidak menjadi masalah, andai si adek tidak sedang terkurung.

Untuk memastikan "keadaannya", telah kuintip dibalik celanaku dan seperti yang diduga, "ia" masih terbalut rapih di dalam plastic chastity cage CB6000S transparan yang secara khusus Denada gunakan padaku setiap hari kerja, demi untuk tidak terdeteksi mesin pemindai yang acap kali terpasang di pintu masuk gedung perkantoran, tidak terkecuali di tempatku bekerja.

Berdasarkan pengelihatan terakhirku beberapa detik yang lalu, plastik dengan wujud menyerupai penis yang sedang tidak ereksi tersebut telah penuh terisi dengan penisku yang mencoba untuk mengeras, but fail of course! yang artinya, chastity cage ini telah, sekali lagi, berhasil menjalankan tugasnya!

Butuh paling tidak, terakhir yang telah ku hitung, sepuluh menit untuk menghilangkan ereksi dan imajinasiku dan untuk kemudian ku dapat mengerjakan restrukturisasi sebagaimana yang telah di buru oleh Direksi!

********


ICED TURTLE MOCHAWhere stories live. Discover now