ALI's POV
"Nanti aku ke kantormu, kamu gak lagi pergi kan?"
"Enggak."
"Oke, sekitar setengah sebelas aku nyampe."
Isi pesan singkat whatssap yang dikirimkan Selena yang telah kubalas. Kali ini bukan soal transaksi, dan ini yang pertama kali ia datang ke kantorku untuk hal selain bisnis. Atau dia datang karena memang ada sesuatu terkait transaksi yang ingin ia bicarakan? Entahlah.
Tidak jauh seperti yang dijanjikan, Selena mengetuk ruanganku kurang lebih pada pukul 10.45.
Untuk mengantisipasi apapun yang akan keluar dari mulutnya, maka kututup pintu ruangan dan kuaktifkan mode buram pada dinding kaca ruanganku. Setelah kupastikan ruanganku tidak tampak dari luar, kukunci pintu ruanganku!
Selena menyadari sikap waspadaku dan hal itu hanya membuatnya tersenyum memandangi tingkahku yang aneh dan kikuk. Selanjutnya, yang jadi perhatianku bukanlah Selena, emm meskipun ia tetap kuwaspadai, namun yang menyedot fokus utama perhatianku adalah kardus kubus, seukuran 3 kali lebih besar dari kotak sepatu, yang ia bawa dan saat ini ia letakan di atas mejaku.
"Aku kesini cuman mau nganterin ini aja kok! Ini punya kamu, dulu ketinggalan."
"Punyaku? Ketinggalan? Emang ini isinya apaan?" keherananku semakin menjadi.
"Buka aja, itu punya kamu, aku kembaliin sekarang."
Tak perlu waktu lama untukku dalam meraih kotak tersebut dan membuka tutupnya. Dan, tubuhku tiba-tiba membatu, alisku meninggi, kedua bola mataku membesar melihat apa yang tersimpan dalam kotak tersebut.
Dengan ekspresi terkejut yang tidak cukup berubah, kualihkan pandanganku ke Selena yang saat ini telah mengubah posisi duduknya dengan menyandarkan tubuh dan menyilangkan kedua kakinya. Ia balas menatapku dengan senyuman, "itu punya kamu kan?" sembari tersenyum.
Kukembalikan lagi pandanganku kepada isi kotak tersebut, didalamnya tersusun rapi ball gag dengan bola warna hitam, penis gag, blindflod flogger, crop, paddle, strapon dildo, dan beberapa borgol dengan panjang rantai yang bervariasi.
"Kamu masih inget dong, barang-barang itu kamu tinggalin di apartemenku waktu kamu pulang ke Indonesia ketika kamu udah lulus kuliah?" Selena mulai memberikan penjelasan tentang apa yang terjadi setelah perpisahan kami.
"Kamu gak pernah ambil barang-barang itu sampe sekarang, tapi, gakpapa sih, aku suka kok barang-barang itu!"
Ucapannya membuatku sekejap menatap Selena, dan sembari tersenyum menggoda ia mengucapkan kata-kata yang membuatku tidak dapat mengontrol ereksiku!
"Kalo kamu mau coba lagi alat-alat itu, aku gak keberatan untuk bantu kamu juga sih" "Ohiya, alat itu gak pernah dipake siapa-siapa lagi loh!" lanjut Selena sambil berbisik!
"Stop, stop Sel" huuuh huuh, ku mulai mengatur nafas sembari menyenderkan tubuhku di batang tubuh kursi! Ereksi mulai sulit terkendali dan kehadiran, bau parfum dan senyuman Selena di hadapanku tidak membantu menenangkan ereksiku!
"Mau kamu apa sih Sel?" dengan nafas terengah-engah, aku coba bertanya sejelas mungkin dengan nada suara serendah mungkin, mengantisipasi siapapun dapat mendengar pembicaraan ini.
"Mau aku? Kamu Ali! Mauku adalah aku masuk dihidupmu!" Selena merubah senyuman menggodanya menjadi senyum serius!
"Kamu gila ya? Aku tuh udah punya istri!"
"Kita liat aja nanti, liat saja nanti"
Aku tidak punya kata-kata lagi untuk meladeni perempuan cantik dihadapanku ini. Dengan kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya barusan, ia mulai beranjak dari hadapanku dan dengan kembali menatapku, "Dokumen-dokumennya akan difinalisasi lusa, jadi aku minta beberapa dokumen hard file untuk dikirim ke kantorku, hari ini!" "Ohiya, karena ada beberapa hal yang aku ingin bicarakan tolong kamu antar itu ke kantorku malam ini paling lama, kamu yang antar, jangan kurir!"
Tanpa menunggu ia keluar ruanganku.
***
Pukul 19.13 WIB aku sampai di kantornya dengan membawa beberapa dokumen yang ia maksud. Selena menanyakan beberapa hal kepadaku, dan, benar-benar hanya beberapa hal yang tidak material dan tentu saja bisa aku jawab hanya melalui email atau telepon!
Benar saja, motif ia memintaku mengantarkan dokumen ini secara langsung adalah bukan karena ia memerlukanku untuk berdiskusi sehubungan dengan transaksi melainkan ia memintaku untuk mengantarnya pulang ke rumah! "Shit" bagaimana caraku menghindar dari perempuan ini, atau, aku memang tidak ingin menghindarinya!? Dan akhirnya, akupun mengiyakan permintaanya!
Suasanya di dalam mobil sempat hening sejenak sesaat kami berangkat dari kantornya dengan kemudian diakhiri oleh beberapa pertanyaannya seputar istriku, Denada. Namun, suasana menjadi lebih hangat ketika kami telah memasuki jalan Tendean, tangan kanannya mulai memegangi dan membelai pahaku!
"Sel, please Sel!" pintaku.
"Sssshhhh"
Tanpa mempedulikan permohonanku, ia langsung melepaskan seat beltnya dan merundukan tubuhnya! Wajahnya yang saat ini tepat bersender dipahaku, menghadap persis selangkanganku!
"Selll!" suaraku mulai meninggi! Namun aku tidak bisa berbuat banyak ditengah kerumunan padat pada jalan ini. Bersyukur aku menggunakan mobil jenis SUV yang cukup tinggi sehingga sulit untuk dilihat orang dari luar.
Bahkan tubuhku seakan membeku saat ia dengan girangnya mulai membuka celanaku dan seperti yang kuduga, ia terkejut dengan keadaanku!
"Ooooouch, good Slave need to be in controool!" selama perjalanan mengantarnya ke rumah, Selena dengan penuh semangat memainkan kedua buah testisku dan tentu penisku yang terpenjara plastic chastity dengan lidah dan mulutnya! Perjalan ini juga terhambat dengan padatnya lalu lintas menuju arah jakarta selatan!
********
YOU ARE READING
ICED TURTLE MOCHA
Fantasy"ICED TURTLE MOCHA" berkisah seputar fluktuasi dan dinamika interaksi antara pasangan suami dan istri yang bekerja dan hidup di tengah gempita ibukota berikut dengan upaya mereka untuk tetap dapat memenuhi hasrat satu sama lain. Namun, ada yang meny...