Chapter 5

3 2 2
                                    

Sela berjalan menyusuri koridor sekolah sembari membawa beberapa buku yang ia pinjam dari perpustakaan. sejenak ia menyapa santun dengan guru-guru yang berpapasan dengannya.

Matanya membulat tajam melihat cowok berperwakan tinggi sedang asik menatap poster didepan mading.

"Hi Glen" Sapa Sela spontan merapikan rambutnya

Glen menoleh sejenak kepada Sela lalu memperhatikan kembali poster yang ada di majalah dinding.

Sela menatap Glen heran, "Tertarik?"

"Apanya?" Balas Glen

"Poster itu." Sela menunjuk sebuah poster berjudul Tunjukan bakatmu dan jadilah bintang

Glen menoleh, mata itu adalah mata yang sama dilihat Sela setahun yang lalu. baru-baru ini hubungan Sela dan Glen membaik karena kegiatan Osis yang diurusnya. akan terlihat aneh, bila ketua osis dan wakil ketua osis tidak berjalan dengan pemikiran yang sama bukan?

"Lo gila yah?" Tutur Glen serontak beberapa siswa disekitar mereka berdua terkejut akan ucapan Glen.

Sela kembali ketakutan melihat tampang Glen barusan. seorang Glen Anggara yang Sela kenal tidak akan seperti ini kepada wanita, sebenarnya permasalan apa yang Glen hadapi dahulu.

Rasa penasaran Sela mulai memuncak. namun, ini bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakannya.

Mata Sela menciut, "Kok lo jadi kasar sih?"

Tatapan Glen masih saja sama. dipenuhi dengan kebencian dan amarah. Glen tidak meminta maaf. ia langsung melewati Sela begitu saja.

Sela terkejut melihat penampilan Glen yang tidak biasa. cowok yang sampai saat ini masih ada didalam hati Sela itu pergi begitu saja melewatinya

"Berhenti Glen." Sela mendekap tangan Glen berharap Glen akan memberitahu yang sebenarnya

"Lo tau kan? kalau, gue suka sama lo Glen." Ulang Sela

Langkah Glen terhenti, "Gue gak perduli." disusul dengan tepisan tangannya

Sela menghembuskan napas lesu dan berjalan menuju kearah kelas. dirinya berharap, bahwa suatu saat hubungannya dengan Glen bisa terjalin dengan baik.

Sele menghela napas lemas, merebahkan tubuhnya diatas meja. rambut panjangnya sedikit terbang karena angin yang masuk melalui jendela kelas.

"Kenapa?" Tanya Yeri pelan

"Gak ada apa-apa."

"Pasti ini ada hubungannya sama Natan? kalau bukan Natan berarti Glen?"

Sela tersenyum tipis, "Tau aja."

***
Natan terbaring lemas diatas rooftop sekolah, merasakan semilir angin menggelitik masuk kedalam tubuhnya. tempat ini adalah tempat favoritnya di SMA Adipta. tak ada keramaian, tak ada orang, hanya ada dia. sudah lama Natan tak merasakan suasana ini.

"Kak Keny, Aku boleh ngomong sesuatu gak?"

Natan menggerang jengah, suara siapa itu?

Keny berdiri tepat dibelakang gudang terbengkalai diatas rooftop sekolah, didepannya ada seseorang cewek yang menunduk malu melihat Keny.

Natan mengernyit heran. sepertinya mereka berdua tak sadar akan keberadaan Natan ditempat itu.

Keny menghela napasnya, "Mau ngomong apa?" Tuturnya tegas.

Cewek itu masih menunduk malu, "Kakak, mau gak pacaran sama Ak-"

"Gak, makasih." Belum sempat cewek itu menyelesaikan pembicaraanya. Keny sudah mulai melontarkan kata-kata jahatnya.

Sudah biasa Keny terjebak dalam suasana ini. suasana canggung dimana Keny harus menolak satu persatu cewek yang menghampirinya.

Cewek itu tak terima, "Kenapa kak? Aku terkenal loh dikalangan angkatan Aku?" Keukehnnya

Perkataan itu tambah membuat Keny jengah, "Lo gak sesuai sama type gue."

Cewek didepan Keny menunduk dengan malu. perlahan-lahan ia melangkah meninggalkan Keny dengan suara tangisan kecil

Keny tidak suka dengan cewek yang mengungkapkan perasaanya dahulu. tidak sekalipun ia menghentikan langkah dari cewek yang meninggalkannya barusan.

Natan mendengus pelan, "Jahat lo Ken."

Kenny berdekik kaget, "Ngapain lo disini? hobi nguping yah?"

"Gue yang diluan disini?" Tutur Natan

"Coba aja itu cewek datang kerumah lo. jungkir balik tau gak sih perasaanya. dari suka menjadi gak suka. daei benci jadi cinta karena kepribadian lo yang berbanding terbalik." Ulang Natan

"Emang gue kenapa dirumah? yang penting tetap tampan dong?" Ujar Keny percaya diri

Natan menaikan sedikit sudut bibirnya, menatap Keny pasrah.

"Laper nih?" Ucap Keny spontan memegang perutnya

Natan menjitak kepala Keny pelan, "Udah nolak cewe, masih aja mikirin makan."

Keny tersenyum, "Ayolah, gue yang traktir."

"Oke." Tuturnya diikuti senyuman manis.

MY COUPLE IS IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang